tag:blogger.com,1999:blog-2927497933225303962024-03-14T01:39:49.929+07:00Jejak Masahanya ingin menulis sajaUnknownnoreply@blogger.comBlogger30125tag:blogger.com,1999:blog-292749793322530396.post-45570346828406125302018-06-29T06:21:00.007+07:002018-06-29T16:25:45.551+07:00#030 Bhagawad Gita 18<br />
KESEMPURNAAN PELEPASAN IKATAN<br />
<br />
Arjuna berkata: O Yang berlengan perkasa, hamba ingin mengerti tujuan pelepasan ikatan [tyāga] dan tingkatan hidup pelepasan ikatan [sannyāsa], wahai Pembunuh raksasa Kesi, Penguasa indera.<br />
<br />
Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: Meninggalkan kegiatan berdasarkan keinginan material disebut tingkatan hidup untuk pelepasan ikatan [sannyāsī] oleh orang bijaksana yang mulia. Menyerahkan hasil segala kegiatan disebut pelepasan ikatan [tyāga] oleh orang bijaksana.<br />
<br />
<a name='more'></a><br /><br />
<br />
Beberapa orang bijaksana menyatakan bahwa segala jenis kegiatan yang dimaksudkan untuk membuahkan hasil atau pahala hendaknya ditinggalkan sebagai kegiatan yang salah, namun resi-resi lain yakin bahwa perbuatan korban suci, kedermawanan dan pertapaan hendaknya tidak pernah ditinggalkan.<br />
<br />
Wahai yang paling baik di antara para Bhārata, sekarang dengarlah keputusan-Ku tentang pelepasan ikatan. Wahai manusia yang sekuat harimau, dalam Kitab Suci dinyatakan bahwa ada tiga jenis pelepasan ikatan.<br />
<br />
Perbuatan korban suci, kedermawanan dan pertapaan tidak boleh ditinggalkan; kegiatan itu harus dilakukan. Roh-roh yang mulia sekali pun disucikan oleh korban suci, kedermawanan dan pertapaan.<br />
<br />
Segala kegiatan tersebut harus dilakukan tanpa ikatan maupun harapan untuk mendapat hasil. Kegiatan tersebut harus dilakukan sebagai kewajiban, wahai putera Pṛthā. Itulah pendapat-Ku yang terakhir.<br />
<br />
Tugas kewajiban hendaknya tidak pernah ditinggalkan. Kalau seseorang meninggalkan tugas kewajiban yang telah ditetapkan karena khayalan, dikatakan bahwa pelepasan ikatan seperti itu bersifat kebodohan.<br />
<br />
Siapapun yang meninggalkan tugas kewajiban yang sudah ditetapkan karena terasa sulit atau karena takut pada hal-hal yang tidak menyenangkan badan dikatakan telah melepaskan ikatan dalam sifat nafsu. Perbuatan seperti itu tidak membawa seseorang sampai kemajuan pelepasan ikatan.<br />
<br />
Wahai Arjuna, bila seseorang melakukan tugas kewajibannya yang telah ditetapkan hanya karena kewajiban itu patut dilakukan, dan melepaskan ikatan terhadap segala pergaulan duniawi dan segala ikatan terhadap hasil, maka pelepasan ikatannya bersifat kebaikan.<br />
<br />
Orang cerdas yang melepaskan ikatan dan mantap dalam sifat kebaikan, yang tidak membenci pekerjaan yang tidak menguntungkan maupun terikat pada pekerjaan yang menguntungkan, tidak ragu-ragu sama sekali tentang pekerjaan.<br />
<br />
Memang tidak mungkin makhluk di dalam badan meninggalkan segala kegiatan. Tetapi orang yang melepaskan ikatan terhadap hasil perbuatan disebut orang yang serius melepaskan ikatan.<br />
<br />
Tiga hasil perbuatan—yang diinginkan, yang tidak diinginkan dan campuran—diberikan kepada orang yang belum melepaskan ikatan sesudah ia meninggal. Tetapi tidak ada hasil seperti itu yang harus diderita atau dinikmati oleh orang yang berada pada tingkatan hidup untuk melepaskan ikatan.<br />
<br />
Wahai Arjuna yang berlengan perkasa, menurut Vedanta, ada lima sebab untuk tercapainya segala perbuatan. Sekarang pelajarilah hal-hal ini dari-Ku.<br />
<br />
Tempat perbuatan [badan], pelaku, berbagai indera, aneka jenis usaha, dan akhirnya Roh Yang Utama—inilah lima unsur perbuatan.<br />
<br />
Perbuatan benar maupun salah manapun yang dilakukan seseorang dengan badan, pikiran maupun kata-kata disebabkan oleh lima unsur tersebut.<br />
<br />
Karena itu, orang yang menganggap Diri-Nya satu-satunya pelaku, tanpa mempertimbangkan lima unsur tersebut, tentu tidak begitu cerdas dan tidak dapat melihat hal-hal dengan sebenarnya.<br />
<br />
Orang yang tidak digerakkan oleh keakuan palsu dan kecerdasannya tidak terikat, tidak membunuh, meskipun ia membunuh orang didunia ini. Ia juga tidak diikat oleh perbuatannya.<br />
<br />
Pengetahuan, obyek pengetahuan, dan dia yang mengetahui adalah tiga unsur yang menggerakkan perbuatan; indera; pekerjaan dan pelaku adalah tiga bahan perbuatan.<br />
<br />
Menurut tiga sifat alam material yang berbeda, ada tiga jenis pengetahuan, perbuatan dan pelaku perbuatan. Sekarang dengarlah dari-Ku tentang hal-hal itu.<br />
<br />
Pengetahuan yang memungkinkan alam rohani yang satu dan tidak dipisahkan dilihat di dalam semua makhluk hidup, meskipun mereka dipisahkan menjadi bentuk-bentuk yang jumlahnya tidak dapat di hitung, hendaknya engkau pahami sebagai pengetahuan dalam sifat kebaikan.<br />
<br />
Pengetahuan yang menyebabkan seseorang melihat jenis makhluk hidup yang lain di dalam setiap badan hendaknya engkau pahami sebagai pengetahuan dalam sifat nafsu.<br />
<br />
Pengetahuan yang menyebabkan seseorang terikat pada satu jenis pekerjaan sebagai segala-galanya, tanpa pengetahuan tentang kebenaran, dan jumlahnya sedikit sekali, dikatakan sebagai pengetahuan dalam sifat kegelapan.<br />
<br />
Perbuatan yang teratur dan dilakukan tanpa ikatan, tanpa cinta kasih maupun rasa benci dan tanpa keinginan untuk memperoleh hasil atau pahala dikatakan perbuatan dalam sifat kebaikan.<br />
<br />
Tetapi perbuatan yang dilakukan dengan usaha yang keras oleh orang yang mencari kepuasan keinginannya, dan dilakukan berdasarkan rasa keakuan palsu, disebut perbuatan dalam sifat nafsu.<br />
<br />
Perbuatan yang dilakukan dalam khayalan, tanpa mempedulikan aturan Kitab Suci, dan tanpa mempedulikan ikatan pada masa yang akan datang, kekerasan maupun dukacita yang diakibatkan terhadap orang lain disebut perbuatan dalam sifat kebodohan.<br />
<br />
Orang yang melakukan tugas kewajiban tanpa pergaulan dengan sifat-sifat alam material, tanpa keakuan palsu, dengan ketabahan hati dan semangat yang besar, tanpa goyah baik dalam sukses maupun dalam kegagalan dikatakan sebagai orang yang bekerja dalam sifat kebaikan.<br />
<br />
Pekerja yang terikat pada pekerjaan dan hasil atau pahala dari pekerjaan, yang ingin menikmati hasil-hasil itu, yang bersifat kelobaan, selalu iri, tidak suci dan digerakkan oleh rasa riang dan rasa sedih, dikatakan sebagai pekerja dalam sifat nafsu.<br />
<br />
Pekerja yang selalu sibuk dalam pekerjaan yang bertentangan dengan aturan Kitab Suci, yang duniawi, keras kepala, menipu dan ahli menghina orang lain, malas, selalu murung dan menunda-nunda dikatakan sebagai pekerja dalam sifat kebodohan.<br />
<br />
Wahai perebut kekayaan; sekarang dengarlah uraian terperinci yang akan Kusampaikan kepadamu tentang berbagai jenis pengertian dan ketabahan hati, menurut tiga sifat alam material.<br />
<br />
Wahai putera Pṛthā, pengertian yang memungkinkan seseorang mengetahui apa yang patut dilakukan dan apa yang seharusnya tidak dilakukan, apa yang harus ditakuti dan apa yang tidak perlu ditakuti, apa yang mengikat dan apa yang membebaskan, berada dalam sifat kebaikan.<br />
<br />
Wahai putera Pṛthā, pengertian yang tidak dapat membedakan antara dharma dan hal-hal yang bertentangan dengan dharma, antara perbuatan yang harus dilakukan dan perbuatan yang seharusnya tidak dilakukan, berada dalam sifat nafsu.<br />
<br />
Pengertian yang menganggap hal-hal yang bertentangan dengan dharma sebagai dharma dan dharma sebagai hal-hal yang bertentangan dengan dharma, di bawah pesona khayalan dan kegelapan, dan selalu berusaha ke arah yang salah berada dalam sifat kebodohan, wahai putera Pṛthā.<br />
<br />
Wahai putera Pṛthā, ketabahan hati yang tidak dapat dipatahkan, dipelihara dengan sifat teguh oleh latihan yoga, dan dengan demikian mengendalikan pikiran, kehidupan dan indera-indera adalah ketabahan hati dalam sifat kebaikan.<br />
<br />
Tetapi hati yang tabah membuat seseorang berpegang teguh pada hasil atau pahala di bidang keagamaan, pengembangan ekonomi dan kepuasan indera-indera bersifat nafsu, wahai Arjuna.<br />
<br />
Ketabahan hati yang tidak dapat melampaui impian, rasa takut, penyesalan, sifat murung dan khayalan—ketabahan hati yang kurang cerdas seperti itu bersifat kegelapan, wahai putera Pṛthā.<br />
<br />
Wahai yang paling baik di antara para Bhārata, sekarang harap dengar dari-Ku tentang tiga jenis kebahagiaan yang dinikmati oleh roh yang terikat, yang kadang-kadang memungkinkan segala dukacita berakhir baginya.<br />
<br />
Sesuatu yang pada permulaan barangkali seperti racun tetapi akhirnya seperti minuman kekekalan dan menyadarkan seseorang terhadap keinsafan diri dikatakan sebagai kebahagiaan dalam sifat kebaikan.<br />
<br />
Kebahagiaan yang didapatkan dari hubungan indera-indera dengan obyeknya dan kelihatannya seperti minuman kekekalan pada awal, tetapi akhirnya seperti racun, dikatakan bersifat nafsu.<br />
<br />
Kebahagiaan yang buta terhadap keinsafan diri, yang bersifat khayalan dari awal sampai akhir dan berasal dari tidur, bermalas-malasan dan khayalan dikatakan bersifat kebodohan<br />
<br />
Tiada makhluk yang hidup, baik di sini maupun di kalangan para dewa di susunan planet yang lebih tinggi, yang bebas dari tiga sifat tersebut yang dilahirkan dari alam material.<br />
<br />
Para brahmaṇā, para kṣatriya, para vaisya, dan para sudra dibedakan oleh ciri-ciri yang dilahirkan dari watak-watak mereka sendiri menurut sifat-sifat material, wahai penakluk musuh.<br />
<br />
Kedamaian, mengendalikan diri, pertapaan, kesucian, toleransi, kejujuran, pengetahuan, kebijaksanaan dan taat pada prinsip keagamaan—para brahmaṇā bekerja dengan sifat yang wajar ini. Tidak ada penjelasan.<br />
<br />
Kepahlawanan, kewibawaan, ketabahan hati, pandai memanfaatkan keadaan, keberanian di medan perang, kedermawanan dan kepemimpinan adalah sifat-sifat pekerjaan yang wajar bagi para kṣatriya.<br />
<br />
Pertanian, melindungi sapi dan perdagangan adalah pekerjaan yang wajar bagi para vaisya, dan bagi para sudra ada pekerjaan buruh dan pengabdian kepada orang lain.<br />
<br />
Dengan mengikuti sifat-sifat pekerjaannya, setiap orang dapat menjadi sempurna. Sekarang dengarlah dari-Ku bagaimana kesempurnaan ini dapat dicapai.<br />
<br />
Dengan sembahyang kepada Tuhan, sumber semua makhluk, Yang berada di mana-mana, seseorang dapat mencapai kesempurnaan dengan melakukan pekerjaan sendiri.<br />
<br />
Lebih baik menekuni kewajiban sendiri, meskipun dilakukan secara kurang sempurna, daripada menerima kewajiban orang lain dan melakukannya secara sempurna. Tugas kewajiban yang ditetapkan menurut sifat seseorang tidak pernah dipengaruhi oleh reaksi-reaksi dosa.<br />
<br />
Setiap usaha ditutupi oleh sejenis kesalahan, seperti halnya api ditutupi oleh asap. Karena itu, hendaknya seseorang jangan meninggalkan pekerjaan yang dilahirkan dari sifat pribadinya, meskipun pekerjaan itu penuh kesalahan, wahai putera Kuntī .<br />
<br />
Orang yang mengendalikan diri, tidak terikat, dan mengalpakan segala kenikmatan material dapat mencapai tingkat pembebasan dari reaksi yang paling tinggi dan sempurna dengan cara mempraktekkan pelepasan ikatan.<br />
<br />
Wahai putera Kuntī, pelajarilah dari-Ku bagaimana orang yang sudah mencapai kesempurnaan itu dapat mencapai tingkat kesempurnaan tertinggi, Brahman, tingkat pengetahuan tertinggi, dengan bertindak dengan cara yang akan-Ku ringkas sekarang.<br />
<br />
Orang yang disucikan oleh kecerdasannya dan mengendalikan pikiran dengan ketabahan hati, meninggalkan obyek-obyek kepuasan indera-indera, bebas dari ikatan dan rasa benci, tinggal di tempat sunyi, makan sedikit, mengendalikan badan, pikiran dan daya pembicaraan, yang selalu khusuk bersemadi dan bebas dari ikatan, bebas dari keakuan palsu, kekuatan palsu, rasa bangga yang palsu, amarah dan kecenderungan menerima benda-benda material, bebas dari rasa hak milik yang palsu, dan damai—orang seperti itulah pasti diangkat sampai kedudukan keinsafan diri.<br />
<br />
Orang yang disucikan oleh kecerdasannya dan mengendalikan pikiran dengan ketabahan hati, meninggalkan obyek-obyek kepuasan indera-indera, bebas dari ikatan dan rasa benci, tinggal di tempat sunyi, makan sedikit, mengendalikan badan, pikiran dan daya pembicaraan, yang selalu khusuk bersemadi dan bebas dari ikatan, bebas dari keakuan palsu, kekuatan palsu, rasa bangga yang palsu, amarah dan kecenderungan menerima benda-benda material, bebas dari rasa hak milik yang palsu, dan damai—orang seperti itulah pasti diangkat sampai kedudukan keinsafan diri.<br />
<br />
Orang yang mantap secara rohani seperti itu segera menginsafi Brahman Yang Paling Utama dan menjadi riang sepenuhnya. Ia tidak pernah menyesal atau ingin mendapatkan sesuatu. Ia bersikap yang sama terhadap setiap makhluk hidup. Dalam keadaan itulah ia mencapai bhakti yang murni kepada-Ku.<br />
<br />
Seseorang dapat mengerti tentang-Ku menurut kedudukan-Ku yang sebenarnya, sebagai Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, hanya dengan cara bhakti. Apabila ia sudah sadar akan Diri-Ku sepenuhnya melalui bhakti seperti itu, ia dapat masuk kerajaan Tuhan Yang Maha Esa.<br />
<br />
Meskipun penyembah-Ku yang murni yang selalu di bawah perlindungan-Ku sibuk dalam segala jenis kegiatan, ia mencapai tempat tinggal yang kekal dan tidak dapat dimusnahkan atas karunia-Ku.<br />
<br />
Dalam segala kegiatan, hanya bergantung kepada-Ku dan selalu bekerja di bawah perlindungan-Ku. Dalam bhakti seperti itu, sadarilah Aku sepenuhnya.<br />
<br />
Kalau engkau sadar akan-Ku, engkau akan melewati segala rintangan kehidupan yang terikat atas karunia-Ku. Akan tetapi, kalau engkau tidak bekerja dengan kesadaran seperti itu melainkan bertindak karena keakuan palsu, dan tidak mendengar-Ku, engkau akan hilang.<br />
<br />
Kalau engkau tidak bertindak menurut perintah-Ku dan tidak bertempur, maka engkau akan salah jalan. Menurut sifatmu, engkau akan diharuskan ikut berperang.<br />
<br />
Akibat khayalan, engkau sekarang menolak bertindak menurut perintah-Ku. Tetapi didorong oleh pekerjaan yang dilahirkan dari sifatmu sendiri, engkau akan bertindak juga, wahai putera Kuntī .<br />
<br />
Tuhan Yang Maha Esa bersemayam di dalam hati semua orang, wahai Arjuna, dan Beliau mengarahkan pengembaraan semua makhluk hidup, yang duduk seolah-olah pada sebuah mesin terbuat dari tenaga material.<br />
<br />
Wahai putera keluarga Bhārata, serahkanlah dirimu kepada Beliau sepenuhnya. Atas karunia Beliau engkau akan mencapai kedamaian rohani dan tempat tinggal kekal yang paling utama.<br />
<br />
Demikianlah Aku sudah menjelaskan pengetahuan yang lebih rahasia lagi kepadamu. Pertimbangkanlah hal-hal ini sepenuhnya, kemudian lakukanlah apa yang ingin kau lakukan.<br />
<br />
Oleh karena engkau kawan-Ku yang sangat -Kucintai, Aku akan menyabdakan perintah-Ku yang paling utama kepadamu, yaitu pengetahuan yang paling rahasia dari segalanya. Dengarlah pelajaran ini dari-Ku, sebab pelajaran itu demi kesejahteraanmu.<br />
<br />
Berpikirlah tentang-Ku senantiasa, menjadi penyembah-Ku, bersembahyang kepada-Ku dan bersujud kepada-Ku. Dengan demikian, pasti engkau akan datang kepada-Ku. Aku berjanji demikian kepadamu karena engkau kawan-Ku yang sangat Kucintai.<br />
<br />
Tinggalkanlah segala jenis dharma dan hanya menyerahkan diri kepada-Ku. Aku akan menyelamatkan engkau dari segala reaksi dosa. Jangan takut.<br />
<br />
Pengetahuan yang rahasia ini tidak pernah boleh dijelaskan kepada orang yang tidak bertapa, tidak setia, dan tidak menekuni bhakti—ataupun kepada orang yang iri kepada-Ku.<br />
<br />
Terjamin bahwa orang yang menjelaskan rahasia yang paling utama ini kepada para penyembah akan mencapai bhakti yang murni, dan akhirnya dia akan kembali kepada-Ku.<br />
<br />
Tidak ada hamba di dunia ini yang lebih Kucintai daripada dia, dan tidak akan pernah ada orang yang lebih Kucintai.<br />
<br />
Aku memaklumkan bahwa orang yang mempelajari percakapan kita yang suci ini bersembahyang kepada-Ku dengan kecerdasannya. <br />
<br />
Orang yang mendengar dengan keyakinan tanpa rasa iri dibebaskan dari reaksi-reaksi dosa dan mencapai planet-planet yang menguntungkan, tempat tinggal orang saleh.<br />
<br />
Wahai putera Pṛthā, wahai perebut kekayaan, apakah engkau sudah mendengar hal-hal ini dengan perhatian? Apakah kebodohan dan khayalanmu sudah dihilangkan sekarang?<br />
<br />
Arjuna berkata: Krishna yang hamba cintai, o Yang tidak pernah gagal, khayalan hamba sekarang sudah hilang. Hamba sudah memperoleh kembali ingatan hamba atas karuniaMu. Hamba sekarang teguh, bebas dari keragu-raguan dan bersedia bertindak menurut perintah Anda.<br />
<br />
Sañjaya berkata; Demikianlah saya sudah mendengar percakapan antara dua roh yang mulia, Krishna dan Arjuna. Betapa ajaibnya amanat itu sehingga bulu romaku tegak berdiri.<br />
<br />
Atas karunia Vyasa, saya sudah mendengar pembicaraan yang paling rahasia ini langsung dari Penguasa segala kebatinan, Krishna, yang sedang bersabda secara pribadi kepada Arjuna.<br />
<br />
O Raja, begitu aku berulang kali mengenang percakapan yang ajaib dan suci ini antara Krishna dan Arjuna, aku senang, karena terharu pada setiap saat.<br />
<br />
O Baginda Raja, begitu saya ingat bentuk Sri Krishna yang ajaib, saya semakin terharu, dan saya berbahagia berulang kali.<br />
<br />
Di manapun ada Krishna, penguasa semua ahli kebatinan, dan di manapun ada Arjuna, pemanah yang paling utama, di sana pasti ada kekayaan, kejayaan, kekuatan luar biasa dan moralitas. itulah pendapat saya.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-292749793322530396.post-19381065689133279502018-06-29T06:19:00.001+07:002019-11-10T23:53:47.403+07:00#029 Bhagawad Gita 17GOLONGAN KEYAKINAN<br />
<br />
Arjuna bertanya: O Krishna, <b><i><span style="color: red;">bagaimana kedudukan orang yang tidak mengikuti prinsip-prinsip Kitab Suci tetapi sembahyang menurut angan-angan sendiri? Apakah mereka berada dalam kebaikan, nafsu atau dalam kebodohan?</span></i></b><br />
<br />
Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: Menurut sifat-sifat alam yang diperoleh oleh roh di dalam badan, ada tiga jenis kepercayaan yang dapat dimiliki seseorang—kepercayaan dalam kebaikan, dalam nafsu atau dalam kebodohan. Sekarang dengarlah tentang hal ini.<br />
<br />
Wahai putera Bhārata, menurut kehidupan seseorang di bawah berbagai sifat alam, ia mengembangkan jenis kepercayaan tertentu. Dikatakan bahwa makhluk hidup memiliki kepercayaan tertentu menurut sifat-sifat yang telah diperolehnya.<br />
<br />
Orang dalam sifat kebaikan menyembah para dewa; orang dalam sifat nafsu menyembah para raksasa atau orang jahat; dan orang yang berada dalam sifat kebodohan menyembah hantu-hantu dan roh-roh halus.<br />
<br />
<i><b><span style="color: purple;">Orang yang menjalani pertapaan dan kesederhanaan yang keras yang tidak dianjurkan dalam Kitab Suci, dan melakukan kegiatan itu karena rasa bangga dan keakuan palsu didorong oleh nafsu dan ikatan, yang bersifat bodoh dan menyiksa unsur-unsur material di dalam badan dan Roh Yang Utama yang bersemayam di dalam badan, dikenal sebagai orang jahat.</span></b></i><br />
<br />
Makanan yang paling disukai setiap orang juga terdiri dari tiga jenis, menurut tiga sifat alam material. Demikian pula korban suci, pertapaan dan kedermawanan. Sekarang dengarlah perbedaan antara hal-hal itu.<br />
<br />
Makanan yang disukai oleh orang dalam sifat kebaikan memperpanjang usia hidup, menyucikan kehidupan dan memberi kekuatan, kesehatan, kebahagiaan dan kepuasan. Makanan tersebut penuh sari, berlemak, bergizi dan menyenangkan hati.<br />
<br />
Makanan yang terlalu pahit, terlalu asam, terlalu asin, panas sekali atau menyebabkan badan menjadi panas sekali, terlalu pedas, terlalu kering dan berisi terlalu banyak bumbu yang keras sekali disukai oleh orang dalam sifat nafsu. Makanan seperti itu menyebabkan dukacita, kesengsaraan dan penyakit.<br />
<br />
Makanan yang dimasak lebih dari tiga jam sebelum dimakan, makanan yang hambar, basi dan busuk, dan makanan terdiri dari sisa makanan orang lain dan bahan-bahan haram disukai oleh orang dalam sifat kegelapan.<br />
<br />
Di antara korban-korban suci, korban suci yang dilakukan menurut Kitab Suci, karena kewajiban, oleh orang yang tidak mengharapkan pamrih, adalah korban suci dalam sifat kebaikan.<br />
<br />
Tetapi hendaknya engkau mengetahui bahwa korban suci yang dilakukan demi suatu keuntungan material, atau demi rasa bangga adalah korban suci yang bersifat nafsu, wahai yang paling utama di antara para Bhārata.<br />
<br />
Korban suci apa pun yang dilakukan tanpa mempedulikan petunjuk Kitab Suci, tanpa membagikan prasādam [makanan rohani], tanpa mengucapkan mantra-mantra Veda, tanpa memberi sumbangan kepada para pendeta dan tanpa kepercayaan dianggap korban suci dalam sifat kebodohan.<br />
<br />
Pertapaan jasmani terdiri dari sembahyang kepada Tuhan Yang Maha Esa, para brahmaṇā, guru kerohanian dan atasan seperti ayah dan ibu, dan kebersihan, kesederhanaan, berpantang hubungan suami isteri dan tidak melakukan kekerasan.<br />
<br />
Pertapaan suara terdiri dari mengeluarkan kata-kata yang jujur, menyenangkan, bermanfaat, dan tidak mengganggu orang lain, dan juga membacakan kesusasteraan Veda secara teratur.<br />
<br />
Kepuasan, kesederhanaan, sikap yang serius, mengendalikan diri dan menyucikan kehidupan adalah pertapaan pikiran.<br />
<br />
Tiga jenis pertapaan tersebut, yang dilakukan dengan keyakinan rohani oleh orang yang tidak mengharapkan keuntungan material tetapi tekun hanya demi Yang Mahakuasa, disebut pertapaan dalam sifat kebaikan.<br />
<br />
<b><i><span style="color: purple;">Pertapaan yang dilakukan berdasarkan rasa bangga untuk memperoleh pujian, penghormatan dan pujaan disebut pertapaan dalam sifat nafsu. </span></i></b>Pertapaan itu tidak mantap atau kekal.<br />
<br />
<b><i><span style="color: purple;">Pertapaan yang dilakukan berdasarkan kebodohan, dan dengan menyiksa diri atau menghancurkan atau menyakiti orang lain dikatakan sebagai pertapaan dalam sifat kebodohan.</span></i></b><br />
<br />
Kedermawanan yang diberikan karena kewajiban, tanpa mengharapkan pamrih, pada waktu dan tempat yang tepat, kepada orang yang patut menerimanya dianggap bersifat kebaikan.<br />
<br />
Tetapi sumbangan yang diberikan dengan mengharapkan pamrih, atau dengan keinginan untuk memperoleh hasil atau pahala, atau dengan rasa kesal, dikatakan sebagai kedermawanan dalam sifat nafsu.<br />
<br />
Sumbangan-sumbangan yang diberikan di tempat yang tidak suci, pada waktu yang tidak suci, kepada orang yang tidak patut menerimanya, atau tanpa perhatian dan rasa hormat yang benar dikatakan sebagai sumbangan dalam sifat kebodohan<br />
<br />
Sejak awal ciptaan, tiga kata om tat sat digunakan untuk menunjukkan Kebenaran Mutlak Yang Paling Utama. Tiga lambang tersebut digunakan oleh para brahmaṇā sambil mengucapkan mantra-mantra Veda dan pada waktu menghaturkan korban suci untuk memuaskan Yang Mahakuasa.<br />
<br />
Karena itu, para rohaniwan yang melakukan korban suci, kedermawanan dan pertapaan menurut aturan Kitab Suci selalu mulai dengan `om' untuk mencapai pada Yang Mahakuasa.<br />
<br />
Tanpa menginginkan hasil atau pahala, hendaknya seseorang melakukan berbagai jenis korban suci, pertapaan dan kedermawanan dengan kata `tat.' Tujuan kegiatan rohani tersebut ialah untuk mencapai pembebasan dari ikatan material<br />
<br />
Kebenaran Mutlak adalah tujuan korban suci bhakti. Kebenaran Mutlak ditunjukkan dengan kata `sat.' Pelaksana korban suci seperti itu juga disebut `sat.' Segala pekerjaan korban suci, pertapaan dan kedermawanan yang dilaksanakan untuk memuaskan Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa dan setia kepada sifat Mutlak juga disebut `sat,' wahai putera Pṛthā.<br />
<br />
<b><i><span style="color: purple;">Apa pun yang dilakukan sebagai korban suci, kedermawanan maupun pertapaan tanpa keyakinan terhadap Yang Mahakuasa tidak bersifat kekal, wahai putera Pṛthā. Kegiatan itu disebut `asat' dan tidak berguna dalam hidup ini maupun dalam penjelmaan yang akan datang.</span></i></b>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-292749793322530396.post-14227131525461984032018-06-29T06:17:00.001+07:002019-11-10T23:49:30.523+07:00#028 Bhagawad Gita 16SIFAT ROHANI DAN SIFAT JAHAT<br />
<br />
Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: Kebebasan dari rasa takut; penyucian kehidupan; pengembangan pengetahuan rohani; <b><i><span style="color: purple;">kedermawanan; mengendalikan diri; pelaksanaan korban suci; mempelajari Veda; pertapaan; kesederhanaan; tidak melakukan kekerasan; kejujuran; kebebasan dari amarah; pelepasan ikatan; ketenangan; tidak mencari cari kesalahan; kasih sayang terhadap semua makhluk hidup; pembebasan dari loba; sifat lembut; sifat malu; ketabahan hati yang mantap; kekuatan; mudah mengampuni; sifat ulet; kebersihan; kebebasan dari rasa iri dan gila hormat—sifat-sifat rohani tersebut dimiliki oleh orang suci yang diberkati dengan sifat rohani,</span></i></b> wahai putera Bhārata <br />
<br />
<b><i><span style="color: purple;">Sikap bangga, sikap sombong, sikap tak peduli, amarah, sikap kasar, dan kebodohan—sifat-sifat ini dimiliki oleh orang yang bersifat jahat</span></i></b>, wahai putera Pṛthā.<br />
<br />
Sifat rohani menguntungkan untuk pembebasan, sedangkan sifat jahat mengakibatkan ikatan. Wahai putera Pāṇḍu, jangan khawatir, sebab engkau dilahirkan dengan sifat-sifat suci.<br />
<br />
Wahai putera Pṛthā, di dunia ini ada dua jenis makhluk yang diciptakan. Yang satu disebut suci dan yang lain jahat. Aku sudah menerangkan sifat-sifat suci kepadamu secara panjang lebar. Sekarang dengarlah dari-Ku tentang sifat-sifat jahat.<br />
<br />
Orang jahat tidak mengetahui apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak seharusnya. Kebersihan, tingkah laku yang pantas dan kebenaran tidak dapat ditemukan dalam diri mereka.<br />
<br />
Mereka mengatakan bahwa dunia ini tidak nyata, tidak ada dasarnya dan tidak ada Tuhan yang mengendalikan. Mereka mengatakan bahwa dunia ini dihasilkan dari keinginan untuk hubungan kelamin, dan tidak ada sebabnya selain nafsu birahi.<br />
<br />
Dengan mengikuti kesimpulan-kesimpulan seperti itu, orang-orang jahat, yang sudah kehilangan Diri-Nya dan tidak memiliki kecerdasan sama sekali, menekuni pekerjaan yang tidak menguntungkan dan mengerikan dimaksudkan untuk menghancurkan dunia.<br />
<br />
Dengan berlindung kepada hawa nafsu yang tidak dapat dipuaskan, terlena dalam rasa sombong dan kemasyhuran yang palsu, orang jahat yang berkhayal seperti itu selalu bertekad melakukan pekerjaan yang tidak bersih, sebab mereka tertarik kepada hal-hal yang tidak kekal.<br />
<br />
Mereka percaya bahwa memuaskan indera-indera adalah kebutuhan utama peradaban manusia. Karena itu, sampai akhir hidupnya, kecemasan mereka tidak dapat diukur. Mereka diikat oleh jaringan beratus-ratus ribu keinginan dan terikat dalam hawa nafsu dan amarah. Mereka mendapat uang untuk kepuasan indera-indera dengan cara-cara yang melanggar hukum.<br />
<br />
Orang jahat berpikir: Sekian banyak kekayaan kumiliki hari ini, dan aku akan memperoleh kekayaan lebih banyak lagi menurut rencanaku. Sekian banyak kumiliki sekarang, dan jumlah itu bertambah semakin banyak pada masa yang akan datang. Dia musuhku, dan dia sudah kubunuh, dan musuh-musuhku yang lain juga akan terbunuh. Akulah penguasa segala sesuatu. Akulah yang menikmati. Aku sempurna, perkasa dan bahagia. Aku manusia yang paling kaya, diiringi oleh keluarga yang bersifat bangsawan. Tiada seorang pun yang seperkasa dan sebahagia diriku. Aku akan melakukan korban suci, dan memberi sumbangan, dan dengan demikian aku akan menikmati." Dengan cara seperti inilah, mereka dikhayalkan oleh kebodohan.<br />
<br />
Dibingungkan oleh berbagai kecemasan seperti itu dan diikat oleh jala khayalan, ikatan mereka terhadap kenikmatan indera-indera menjadi terlalu keras dan mereka jatuh ke dalam neraka.<br />
<br />
Malas dalam diri sendiri dan selalu kurang sopan, berkhayal karena kekayaan dan penghormatan palsu, kadang-kadang mereka melakukan korban suci secara bangga hanya dalam nama saja, tanpa mengikuti aturan dan peraturan sama sekali.<br />
<br />
Orang jahat dibingungkan oleh keakuan palsu, kekuatan, rasa bangga, hawa nafsu dan amarah sehingga mereka menjadi iri terhadap Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, yang bersemayam di dalam badan mereka sendiri dan juga di dalam badan orang lain, dan mereka menghina dharma yang sejati.<br />
<br />
Orang yang iri dan nakal, manusia yang paling rendah, untuk selamanya Kubuang ke dalam lautan kehidupan material, di dalam berbagai jenis kehidupan yang jahat.<br />
<br />
Setelah dilahirkan berulang kali di tengah-tengah jenis-jenis kehidupan yang jahat, orang seperti itu tidak pernah dapat mendekati-Ku, wahai putera Kuntī . Berangsur-angsur mereka merosot hingga mencapai jenis kehidupan yang paling menjijikkan.<br />
<br />
<b><i><span style="color: purple;">Ada tiga pintu gerbang menuju neraka tersebut—hawa nafsu, amarah dan loba</span></i></b>. Setiap orang waras harus meninggalkan tiga sifat ini, sebab tiga sifat ini menyebabkan sang roh merosot.<br />
<br />
Orang yang sudah bebas dari tiga gerbang neraka tersebut melakukan perbuatan yang menguntungkan untuk keinsafan diri dan dengan demikian berangsur-angsur ia mencapai tujuan yang paling utama, wahai putera Kuntī.<br />
<br />
Orang yang meninggalkan aturan Kitab Suci dan bertindak menurut kehendak sendiri tidak mencapai kesempurnaan, kebahagiaan maupun tujuan tertinggi.<br />
<br />
Karena itu, seharusnya seseorang mengerti apa itu kewajiban dan apa yang bukan kewajiban menurut peraturan Kitab Suci. Dengan mengetahui aturan dan peraturan tersebut, hendaknya ia bertindak dengan cara supaya berangsur-angsur Diri-Nya maju ke tingkat yang lebih tinggi.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-292749793322530396.post-14278040275679847802018-06-29T06:15:00.003+07:002019-11-10T23:19:38.294+07:00#027 Bhagawad Gita 15Yoga Berhubungan dengan Kepribadian Yang Paling Utama<br />
<br />
Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: Dikatakan bahwa ada pohon beringin yang tidak dapat dimusnahkan yang akarnya ke atas dan cabangnya ke bawah, dan daun-daunnya adalah mantra-mantra Veda. Orang yang mengetahui tentang pohon ini mengetahui Veda.<br />
<br />
Cabang-cabang pohon tersebut menjulur ke bawah dan ke atas, dipelihara oleh tiga sifat alam material. Ranting-ranting adalah obyek-obyek indera. Pohon tersebut juga mempunyai akar yang turun kebawah, dan akar-akar tersebut terikat pada perbuatan masyarakat manusia yang dimaksudkan untuk membuahkan hasil atau pahala.<br />
<br />
Bentuk sejati pohon tersebut tidak dapat dipahami di dunia ini. Tidak ada orang yang dapat mengerti di mana pohon itu berakhir, di mana pohon itu mulai, atau di mana dasar pohon itu. Tetapi dengan ketabahan hati orang harus menebang pohon itu yang mempunyai akar yang kuat dengan memakai senjata ketidakterikatan. Kemudian, ia harus mencari suatu tempat sehingga setelah mencapai tempat itu,ia tidak akan pernah kembali lagi. Di tempat itu, ia harus menyerahkan diri kepada Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, asal mula segala sesuatu dan sumber perwujudan segala sesuatu sejak sebelum awal sejarah.<br />
<br />
Orang yang bebas dari kemasyhuran palsu, khayalan dan pergaulan palsu, dan mengerti hal-hal yang kekal, sudah tidak mempunyai hubungan lagi dengan nafsu material, bebas dari hal-hal relatif berupa suka dan duka, tidak dibingungkan dan mengetahui bagaimana cara menyerahkan diri kepada Kepribadian Yang Paling Utama akan mencapai kerajaan yang kekal itu.<br />
<br />
Tempat tinggal-Ku yang paling utama itu tidak diterangi oleh matahari, bulan, api maupun listrik. Orang yang mencapai tempat tinggal itu tidak pernah kembali lagi ke dunia material ini.<br />
<br />
Para makhluk hidup di dunia yang terikat ini adalah bagian-bagian percikan yang kekal dari Diri-Ku. Oleh karena kehidupan yang terikat, mereka berjuang dengan keras sekali melawan enam indera, termasuk pikiran.<br />
<br />
Makhluk hidup di dunia material membawa berbagai paham hidupnya dari satu badan ke badan yang lain seperti udara membawa berbagai bau. Dengan cara demikian ia menerima jenis badan tertentu, lalu sekali lagi meninggalkan badan itu untuk menerima badan lain.<br />
<br />
Makhluk hidup, yang menerima badan kasar lain lagi dengan cara seperti itu, memperoleh jenis telinga, mata, lidah, hidung dan peraba tertentu tersusun di sekitar pikiran. Dengan demikian, ia menikmati pasangan obyek-obyek indera tertentu.<br />
<br />
Orang bodoh tidak dapat mengerti bagaimana makhluk hidup dapat meninggalkan badannya, dan mereka tidak dapat mengerti jenis badan mana yang dinikmatinya di bawah pesona sifat-sifat alam. Tetapi orang yang matanya sudah terlatih dalam pengetahuan dapat melihat segala hal tersebut.<br />
<br />
Para rohaniwan yang sedang berusaha, yang mantap dalam keinsafan diri, dapat melihat segala hal tersebut dengan jelas. Tetapi orang yang pikirannya belum berkembang dan belum mantap dalam keinsafan diri tidak dapat melihat apa yang sedang terjadi, meskipun mereka berusaha melihat.<br />
<br />
Kemuliaan matahari, yang menghilangkan kegelapan seluruh dunia ini, berasal dari-Ku. Kemuliaan bulan dan kemuliaan api juga berasal dari-Ku.<br />
<br />
Aku masuk ke dalam setiap planet, dan planet-planet itu tetap melintasi garis edarnya atas tenaga-Ku. Aku menjadi bulan dan dengan demikian menyediakan sari hidup kepada semua sayur.<br />
<br />
Aku adalah api pencerna di dalam badan-badan semua makhluk hidup, dan Aku bergabung dengan udara kehidupan, yang keluar dan masuk, untuk mencernakan empat jenis makanan.<br />
<br />
Aku bersemayam di dalam hati setiap makhluk. Ingatan, pengetahuan dan pelupaan berasal dari-Ku. Akulah yang harus diketahui dari segala Veda; memang Akulah yang menyusun Vedanta, dan Akulah yang mengetahui Veda.<br />
<br />
Ada dua golongan makhluk hidup, yaitu yang dapat gagal dan yang tidak. Di dunia material semua makhluk hidup dapat gagal, dan di dunia rohani setiap makhluk hidup tidak pernah gagal.<br />
<br />
Di samping dua golongan tersebut, ada Kepribadian Yang Paling Utama yang hidup, yaitu Roh Yang Paling Utama, Tuhan Yang Maha Esa Sendiri yang tidak dapat dimusnahkan, yang sudah memasuki tiga dunia dan sedang memeliharanya.<br />
<br />
Oleh karena Aku bersifat rohani, di luar yang dapat gagal dan yang tidak pernah gagal, dan oleh karena Aku adalah Yang Mahabesar, Aku dimuliakan, baik di dunia maupun dalam Veda, sebagai Kepribadian Yang Paling Utama itu.<br />
<br />
Siapa pun yang mengenal Aku sebagai Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa tanpa ragu-ragu, mengetahui segala sesuatu. Karena itu, ia sepenuhnya menekuni pengabdian suci bhakti kepada-Ku, wahai putera Bhārata.<br />
<br />
Inilah bagian yang paling rahasia dari Kitab-kitab Veda, wahai yang tidak berdosa, dan sekarang bagian itu -Kuungkapkan. Siapapun yang mengerti ini akan menjadi bijaksana, dan usaha-usahanya akan mencapai kesempurnaan.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-292749793322530396.post-4847076420756679892018-06-29T06:12:00.001+07:002019-11-10T22:02:37.187+07:00#026 Bhagawad Gita 14<br />
TIGA SIFAT ALAM MATERIAL<br />
<br />
Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: Sekali lagi Aku akan bersabda kepadamu tentang kebijaksanaan yang paling utama ini, yang paling baik di antara segala pengetahuan. Setelah menguasai pengetahuan ini, semua resi sudah mencapai kesempurnaan yang paling tinggi.<br />
<br />
Dengan menjadi mantap dalam pengetahuan ini, seseorang dapat mencapai sifat rohani seperti sifat-Ku Sendiri. Setelah menjadi mantap seperti itu, ia tidak dilahirkan pada masa ciptaan atau pun digoyahkan pada masa peleburan.<br />
<br />
Seluruh bahan material, yang disebut Brahman, adalah sumber kelahiran, dan Aku menyebabkan Brahman itu mengandung, yang memungkinkan kelahiran semua makhluk hidup, wahai putera Bhārata.<br />
<br />
Hendaknya dimengerti bahwa segala jenis kehidupan dimungkinkan oleh kelahiran di alam material ini, dan bahwa Akulah ayah yang memberi benih, wahai putera Kuntī.<br />
<br />
<b><i><span style="color: purple;">Alam material terdiri dari tiga sifat—kebaikan, nafsu dan kebodohan</span></i></b>. Bila makhluk hidup yang kekal berhubungan dengan alam, ia diikat oleh sifat-sifat tersebut, wahai Arjuna yang berlengan perkasa.<br />
<br />
Wahai yang tidak berdosa, sifat kebaikan lebih murni daripada sifat-sifat yang lain. Karena itu, <b><i><span style="color: purple;">sifat kebaikan memberi penerangan dan membebaskan seseorang dari segala reaksi dosa</span></i></b>. Orang yang mantap dalam sifat itu diikat oleh rasa kebahagiaan dan pengetahuan.<br />
<br />
<b><i><span style="color: purple;">Sifat nafsu dilahirkan dari keinginan dan hasrat yang tidak terhingga</span></i></b>, wahai putera Kuntī . Karena itu, makhluk hidup di dalam badan terikat terhadap perbuatan material yang dimaksudkan untuk membuahkan hasil atau pahala.<br />
<br />
Wahai putera Bhārata, ketahuilah bahwa <b><i><span style="color: purple;">sifat kegelapan, yang dilahirkan dari kebodohan, adalah khayalan bagi semua makhluk hidup yang mempunyai badan. Akibat sifat ini adalah kegoncangan jiwa, sifat malas dan kecenderungan untuk tidur</span></i></b>, yang mengikat roh yang terikat<br />
<br />
Wahai putera Bhārata, sifat kebaikan mengikat seseorang pada kebahagiaan; nafsu mengikat Diri-Nya pada kegiatan yang dimaksudkan untuk membuahkan hasil atau pahala; dan kebodohan, yang menutupi pengetahuannya mengikat Diri-Nya pada kegilaan.<br />
<br />
Kadang-kadang sifat kebaikan menonjol, dan mengalahkan sifat nafsu dan kebodohan, wahai putera Bhārata. Kadang-kadang sifat nafsu mengalahkan sifat kebaikan dan kebodohan, dan pada waktu yang lain kebodohan mengalahkan kebaikan dan nafsu. Dengan cara demikian selalu ada persaingan untuk berkuasa.<br />
<br />
Perwujudan-perwujudan sifat kebaikan dapat dialami bila semua pintu gerbang badan diterangi oleh pengetahuan.<br />
<br />
Wahai yang paling utama di antara para putera keturunan Bhārata, bila sifat nafsu meningkat, berkembanglah tanda-tanda ikatan yang besar, kegiatan yang dimaksudkan untuk membuahkan hasil atau pahala, usaha yang keras sekali, keinginan dan hasrat yang tidak dapat dikendalikan.<br />
<br />
Bila sifat kebodohan meningkat, terwujudlah kegelapan, malas-malasan, keadaan gila dan khayalan, wahai putera Kuru.<br />
<br />
Bila seseorang meninggal dalam sifat kebaikan, ia mencapai planet-planet murni yang lebih tinggi, tempat tinggal para resi yang mulia.<br />
<br />
Bila seseorang meninggal dalam sifat nafsu, ia dilahirkan di tengah-tengah mereka yang sibuk dalam kegiatan yang dimaksud untuk membuahkan hasil. Bila seseorang meninggal dalam sifat kebodohan, ia dilahirkan di kerajaan binatang.<br />
<br />
Hasil perbuatan saleh bersifat murni dan dikatakan bersifat kebaikan. Tetapi perbuatan yang dilakukan dalam sifat nafsu mengakibatkan kesengsaraan, dan perbuatan yang dilakukan dalam sifat kebodohan mengakibatkan hal-hal yang bukan-bukan.<br />
<br />
Pengetahuan yang sejati berkembang dari sifat kebaikan; loba berkembang dari sifat nafsu; dan kegiatan yang bukan-bukan, sifat gila dan khayalan berkembang dari sifat kebodohan.<br />
<br />
Orang yang berada dalam sifat kebaikan berangsur-angsur naik sampai planet-planet yang lebih tinggi; orang yang berada dalam sifat nafsu hidup di planet-planet seperti bumi; orang yang berada dalam sifat kebodohan yang menjijikkan turun memasuki dunia-dunia neraka.<br />
<br />
Bila seseorang melihat dengan sebenarnya bahwa dalam segala kegiatan tiada pelaku lain yang bekerja selain sifat-sifat alam tersebut dan ia mengenal Tuhan Yang Maha Esa, yang melampaui segala sifat tersebut, maka ia mencapai alam rohani-Ku.<br />
<br />
Bila makhluk hidup di dalam badan dapat melampaui ke tiga sifat alam yang berhubungan dengan badan jasmani, ia dapat dibebaskan dari kelahiran, kematian, usia tua dan dukacitanya hingga ia dapat menikmati minuman kekekalan bahkan dalam kehidupan ini pun.<br />
<br />
Arjuna berkata: O Tuhan yang hamba cintai, <b><i><span style="color: red;">melalui tanda-tanda manakah kita dapat mengetahui orang yang melampaui tiga sifat alam tersebut? Bagaimana tingkah lakunya? Bagaimana cara melampaui sifat-sifat alam?</span></i></b><br />
<br />
Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: Wahai putera Pāṇḍu, orang yang tidak membenci penerangan, ikatan dan khayalan bila hal-hal itu ada ataupun merindukannya bila hal-hal itu lenyap; yang tidak pernah gelisah atau goyah selama ia mengalami segala reaksi sifat-sifat alam material, tetap netral dan rohani, dengan mengetahui bahwa hanya sifat-sifat itulah yang bergerak; mantap dalam sang diri dan <b><i><span style="color: purple;">memandang suka dan duka dengan sikap yang sama;</span></i></b> memandang segumpal tanah, sebuah batu dan sebatang emas dengan pandangan yang sama; <b><i><span style="color: purple;">bersikap yang sama terhadap yang diinginkan dan yang tidak diinginkan;</span></i></b> mantap, bersikap yang sama baik terhadap pujian maupun tuduhan, penghormatan maupun penghinaan; yang memperlakukan kawan dan musuh dengan cara yang sama; dan sudah melepaskan ikatan terhadap segala kegiatan material—orang seperti itulah dikatakan sudah melampaui sifat-sifat alam.<br />
<br />
Orang yang menekuni bhakti sepenuhnya, dan tidak gagal dalam segala keadaan, segera melampaui sifat-sifat alam material, dan dengan demikian mencapai tingkat Brahman.<br />
<br />
Aku adalah sandaran Brahman yang tidak bersifat pribadi, yang bersifat kekal, tidak pernah mati, tidak dapat dimusnahkan dan bersifat kekal, kedudukan dasar kebahagiaan yang paling tinggi.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-292749793322530396.post-76860732594912479572018-06-29T06:10:00.003+07:002019-11-10T21:54:46.699+07:00#025 Bhagawad Gita 13<br />
ALAM, KEPRIBADIAN YANG MENIKMATI DAN KESADARAN<br />
<br />
Arjuna berkata: O Krishna yang hamba cintai, <b><i><span style="color: red;">hamba ingin mengetahui tentang</span></i></b> prakṛti [alam] purusa [yang menikmati], <b><i><span style="color: red;">lapangan </span></i></b>dan <b><i><span style="color: red;">yang mengenal lapangan</span></i></b>, <b><i><span style="color: red;">pengetahuan</span><span style="color: purple;"> </span></i></b>dan <b><i><span style="color: red;">obyek pengetahuan</span></i></b>. Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: Wahai putera Kuntī, <b><i><span style="color: purple;">badan ini disebut lapangan, dan yang mengetahui tentang badan ini disebut yang mengetahui lapangan.</span></i></b><br />
<br />
Wahai putera keluarga Bhārata, engkau harus mengerti bahwa Aku juga yang mengetahui di dalam semua badan. Pengetahuan berarti mengerti badan ini dan dia yang mengetahui badan ini. Itulah pendapat-Ku.<br />
<br />
Sekarang dengarlah uraian singkat dari-Ku tentang lapangan kegiatan ini serta bagaimana kedudukan dasar lapangan kegiatan, bagaimana perubahannya, darimana sumbernya, siapa yang mengetahui lapangan kegiatan, dan bagaimana pengaruh-pengaruhnya.<br />
<br />
Pengetahuan itu tentang lapangan kegiatan dan dia yang mengetahui kegiatan diuraikan oleh berbagai sastera Veda. Pengetahuan itu khususnya disampaikan dalam Vedanta-sutra dengan segala logika mengenai sebab dan akibat.<br />
<br />
Lima unsur besar, keakuan palsu, kecerdasan, yang tidak terwujud, sepuluh indera dan pikiran, lima obyek indera, keinginan, rasa benci, kebahagiaan, dukacita, jumlah gabungan, gejala-gejala hidup, dan keyakinan-keyakinan—sebagai ringkasan, semua unsur tersebut merupakan lapangan kegiatan dan hal-hal yang saling mempengaruhi dari lapangan kegiatan.<br />
<br />
Sifat rendah hati; kebebasan dari rasa bangga; tidak melakukan kekerasan; toleransi; kesederhanaan; mendekati seorang guru kerohanian yang dapat dipercaya; kebersihan; sifat mantap; pengendalian diri; melepaskan ikatan terhadap obyek-obyek kepuasan indera-indera; kebebasan dari keakuan yang palsu; mengerti buruknya kelahiran; kematian; usia tua dan penyakit; ketidakterikatan; kebebasan dari ikatan terhadap anak-anak; isteri; rumah dan sebagainya; keseimbangan pikiran di tengah-tengah kejadian yang menyenangkan dan yang tidak menyenangkan; bhakti kepada-Ku yang murni dan tidak pernah menyimpang; bercita-cita tinggal di tempat yang sunyi; ketidakterikatan terhadap khalayak ramai; mengakui bahwa keinsafan diri adalah hal yang penting; dan usaha mencari Kebenaran Mutlak dalam filsafat—Aku menyatakan bahwa <b><i><span style="color: purple;">segala sifat tersebut adalah pengetahuan</span></i></b>, dan apa pun yang ada di luar sifat-sifat itu adalah kebodohan.<br />
<br />
Sekarang Aku akan menjelaskan tentang apa yang dapat diketahui. Sesudah mengetahui tentang hal ini, engkau akan merasakan kekekalan. Brahman, sang roh, yang tidak berawal dan berada di bawah-Ku, berada di luar sebab dan akibat dunia material ini.<br />
<br />
Tangan, kaki, mata, kepala-kepala dan muka-muka Roh Yang Utama berada di mana-mana, dan Beliau mempunyai telinga di mana-mana. Roh Yang Utama berada dengan cara seperti ini, dan Beliau berada di dalam segala sesuatu.<br />
<br />
Roh Yang Utama adalah sumber asli semua indera, namun Beliau tidak mempunyai indera material. Beliau tidak terikat, walaupun Beliau memelihara semua makhluk hidup. Beliau melampaui sifat-sifat alam, dan pada waktu yang sama Beliau adalah Penguasa semua sifat alam material.<br />
<br />
Kebenaran Yang Paling Utama berada di luar dan di dalam semua makhluk hidup, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak. Oleh karena Beliau bersifat halus, Beliau di luar daya lihat atau daya mengerti indera-indera material. Kendatipun Beliau jauh sekali, Beliau juga dekat kepada semua makhluk hidup.<br />
<br />
Walaupun rupanya Roh Yang Utama dibagi antara semua makhluk, Beliau tidak pernah dibagi. Beliau mantap sebagai Yang Tunggal. Walaupun Beliau memelihara semua makhluk hidup, harus dimengerti bahwa Beliau menelan dan mengembangkan segala-galanya.<br />
<br />
Beliau adalah sumber cahaya dalam semua benda yang bercahaya. Beliau di luar kegelapan alam dan tidak terwujud. Beliau adalah pengetahuan, Beliau adalah obyek pengetahuan, dan Beliau adalah tujuan pengetahuan. Beliau bersemayam di dalam hati semua makhluk hidup.<br />
<br />
Demikianlah lapangan kegiatan [badan], pengetahuan dan apa yang dapat diketahui sudah -Kuuraikan sebagai ringkasan. Hanya para penyembah-Ku dapat mengerti hal ini secara panjang lebar dan dengan demikian mencapai sifat-Ku.<br />
<br />
Harus dimengerti bahwa alam material dan para makhluk hidup tidak berawal. Perubahan-perubahan alam material, para makhluk hidup dan sifat-sifat alam dihasilkan dari alam material.<br />
<br />
Dikatakan bahwa alam adalah penyebab segala sebab dan akibat material, sedangkan makhluk hidup adalah penyebab berbagai penderitaan dan kenikmatan di dunia ini.<br />
<br />
Dengan cara seperti itu makhluk hidup di dalam alam material mengikuti cara-cara hidup, dan menikmati tiga sifat alam. Ini disebabkan oleh hubungan makhluk dengan alam material itu. Karena itu, ia menemukan hal yang baik dan hal yang buruk di dalam berbagai jenis kehidupan.<br />
<br />
Namun di dalam badan ini ada kepribadian lain, kepribadian rohani yang menikmati, yaitu Tuhan Yang Maha Esa, Pemilik segala sesuatu. Beliau berada sebagai Pengawas dan Yang mengizinkan dan Beliau dikenal sebagai Roh Yang Utama.<br />
<br />
Orang yang mengerti filsafat tersebut mengenai alam material, makhluk hidup dan hal saling mempengaruhi antara sifat-sifat alam pasti mencapai pembebasan. Dia tidak akan dilahirkan lagi di sini, walau bagaimanapun kedudukannya sekarang.<br />
<br />
Beberapa orang melihat Roh Yang Utama melihat di dalam Diri-Nya melalui semadi, orang lain melihat melalui pengembangan pengetahuan, dan orang lain lagi melihat melalui cara bekerja tanpa keinginan untuk membuahkan hasil atau pahala.<br />
<br />
Ada pula orang yang mulai menyembah Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa setelah mendengar tentang Beliau dari orang lain, walaupun mereka sendiri belum menguasai pengetahuan rohani. Oleh karena mereka cenderung mendengar dari penguasa-penguasa, mereka pun melampaui jalan kelahiran dan kematian<br />
<br />
Wahai yang paling utama di antara para Bhārata, ketahuilah bahwa apa pun yang engkau lihat yang sudah diwujudkan, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, hanyalah gabungan antara lapangan kegiatan dan yang mengetahui lapangan.<br />
<br />
Orang yang melihat Roh Yang Utama mendampingi roh individual di dalam semua badan, dan mengerti bahwa sang roh dan Roh Yang Utama tidak pernah dimusnahkan di dalam badan yang dapat dimusnahkan, melihat dengan sebenarnya.<br />
<br />
Orang yang melihat Roh Yang Utama berada di mana-mana dengan cara yang sama di dalam setiap makhluk hidup tidak menyebabkan Diri-Nya merosot karena pikirannya. Dengan cara demikian ia mendekati tujuan rohani.<br />
<br />
Orang yang dapat melihat bahwa segala kegiatan dilaksanakan oleh badan, yang diciptakan oleh alam material, dan melihat bahwa sang diri tidak melakukan apa pun, melihat dengan sebenarnya.<br />
<br />
Bilamana orang yang mempunyai akal tidak melihat lagi berbagai identitas yang disebabkan oleh berbagai badan jasmani dan ia melihat bagaimana para makhluk hidup dijelmakan di mana-mana, ia mencapai paham Brahman.<br />
<br />
Orang yang mempunyai penglihatan kekekalan dapat melihat bahwa sang roh yang tidak dapat dimusnahkan bersifat rohani, kekal, dan di luar sifat-sifat alam. Wahai Arjuna, walaupun sang roh berhubungan dengan badan material, sang roh tidak berbuat apa-apa dan juga tidak diikat.<br />
<br />
Oleh karena angkasa bersifat halus, angkasa tidak tercampur dengan apa pun, kendatipun angkasa berada di mana-mana. Begitu pula sang roh yang mantap dalam penglihatan Brahman tidak tercampur dengan badan, walaupun sang roh itu berada di dalam badan.<br />
<br />
Wahai Bhārata, seperti halnya matahari sendiri menerangi seluruh alam semesta ini, begitu pula makhluk hidup, tunggal di dalam badan, menerangi seluruh badan dengan kesadaran.<br />
<br />
Orang yang melihat dengan mata pengetahuan, perbedaan antara badan dan yang mengetahui badan, dan juga dapat mengerti proses pembebasan dari ikatan dalam alam material, mencapai Tujuan Yang Paling Utama.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-292749793322530396.post-70625872555953277402018-06-29T06:08:00.001+07:002019-11-10T21:38:13.237+07:00#024 Bhagawad Gita 12<br />
<br />
PENGABDIAN SUCI BHAKTI<br />
<br />
Arjuna bertanya: Yang mana dianggap lebih sempurna: orang yang selalu <span style="color: red;"><b><i>tekun dalam bhakti kepada Anda</i></b> dengan cara yang benar <b><i>ataukah orang yang menyembah Brahman</i></b></span>, yang tidak bersifat pribadi dan tidak terwujud?<br />
<br />
Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: <i><b><span style="color: purple;">Orang yang memusatkan pikirannya pada bentuk pribadi-Ku dan selalu tekun menyembah-Ku dengan keyakinan besar yang rohani dan melampaui hal-hal duniawi Aku anggap paling sempurna.</span></b></i><br />
<br />
Tetapi orang yang sepenuhnya menyembah yang tidak terwujud, di luar jangkauan indera-indera, yang berada di mana-mana, tidak dapat dipahami, tidak pernah berubah, mantap dan tidak dapat dipindahkan—paham tentang Kebenaran Mutlak yang tidak mengakui bentuk pribadi Tuhan—dengan mengendalikan indera-indera, bersikap yang sama terhadap semua orang, dan sibuk demi kesejahteraan semua orang, akhirnya mencapai kepada-Ku.<br />
<br />
Orang yang pikirannya terikat pada aspek Yang Mahakuasa yang tidak berwujud dan tidak bersifat pribadi sulit sekali maju. Kemajuan dalam disiplin itu selalu sulit sekali bagi orang yang mempunyai badan.<br />
<br />
Tetapi orang yang menyembah-Ku, menyerahkan segala kegiatannya kepada-Ku, setia kepada-Ku tanpa menyimpang, tekun dalam pengabdian suci bhakti, selalu bersemadi kepada-Ku, dan sudah memusatkan pikirannya kepada-Ku—cepat -Kuselamatkan dari lautan kelahiran dan kematian, wahai putera Pṛthā.<br />
<br />
Pusatkanlah pikiranmu kepada-Ku, Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, dan gunakanlah segala kecerdasanmu dalam Diri-Ku. Dengan cara demikian, engkau akan selalu hidup di dalam Diri-Ku, tanpa keragu-raguan.<br />
<br />
Arjuna yang baik hati, perebut kekayaan, kalau engkau tidak dapat memusatkan pikiranmu kepada-Ku tanpa menyimpang, ikutilah prinsip-prinsip yang mengatur bhakti-yoga. Dengan cara demikian, kembangkanlah keinginan untuk mencapai kepada-Ku.<br />
<br />
Kalau engkau tidak sanggup mengikuti latihan aturan <b><i><span style="color: purple;">bhakti</span></i></b>-yoga, cobalah <b><i><span style="color: purple;">bekerja</span> </i></b>untuk-Ku, sebab dengan bekerja untuk-Ku, engkau akan mencapai tingkat yang sempurna.<br />
<br />
Akan tetapi, kalau engkau tidak sanggup bekerja sambil sadar kepada-Ku seperti ini, cobalah bertindak dengan melepaskan segala hasil dari pekerjaanmu dan berusaha menjadi mantap dalam diri sendiri.<br />
<br />
Kalau engkau tidak sanggup mengikuti latihan tersebut, tekunilah <b><i><span style="color: purple;">pengembangan pengetahuan</span></i></b>. Akan tetapi, semadi lebih baik daripada pengetahuan, dan melepaskan ikatan terhadap hasil perbuatan lebih baik daripada <b><i><span style="color: purple;">semadi</span></i></b>, sebab dengan melepaskan ikatan seperti itu seseorang dapat mencapai kedamaian jiwa.<br />
<br />
Orang yang tidak iri tetapi menjadi kawan baik bagi semua makhluk hidup, tidak menganggap Diri-Nya pemilik, bebas dari keakuan palsu, bersikap sama baik dalam suka maupun duka, bersikap toleransi, selalu puas, mengendalikan diri, tekun dalam bhakti dengan ketabahan hati, dengan pikiran dan kecerdasannya dipusatkan kepada-Ku—penyembah-Ku yang seperti itu sangat Kucintai.<br />
<br />
Aku sangat mencintai orang yang tidak menyebabkan siapapun dipersulit, tidak digoyahkan oleh siapapun dan bersikap yang sama, baik dalam suka, duka, rasa takut maupun kecemasan.<br />
<br />
Aku sangat mencintai penyembah-Ku yang tidak bergantung pada jalan kegiatan yang biasa, yang suci, ahli, bebas dari rasa prihatin, bebas dari segala dukacita, dan tidak berusaha memperoleh suatu hasil atau pahala.<br />
<br />
<i><b><span style="color: purple;">Orang yang tidak bersenang hati atau bersedih hati, tidak menyesalkan atau menginginkan, dan melepaskan ikatan terhadap hal-hal yang menguntungkan dan tidak menguntungkan—seorang penyembah seperti itu sangat Kucintai.</span></b></i><br />
<br />
<b><i><span style="color: purple;">Orang yang bersikap sama terhadap kawan dan musuh, seimbang dalam penghormatan dan penghinaan, panas dan dingin, suka dan duka, kemashyuran dan fitnah, selalu bebas dari pergaulan yang mencemarkan, selalu diam dan puas dengan segala sesuatu, yang tidak mempedulikan tempat tinggal apapun, mantap dalam pengetahuan dan tekun dalam bhakti—orang seperti itu sangat -Kucintai.</span></i></b><br />
<br />
<b><i><span style="color: purple;">Aku sangat mencintai orang yang mengikuti jalan bhakti yang kekal ini, tekun sepenuhnya dengan keyakinan, dan menjadikan Aku sebagai tujuan tertinggi.</span></i></b>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-292749793322530396.post-16110822356760203692018-06-29T06:06:00.002+07:002019-11-10T21:44:55.989+07:00#023 Bhagawad Gita 11<br />
BENTUK SEMESTA<br />
<br />
Arjuna berkata: Dengan mendengar wejangan tentang mata pelajaran yang paling rahasia ini yang sudah Anda berikan kepada hamba atas kemurahan hati Anda, khayalan hamba sekarang sudah dihilangkan.<br />
<br />
O Krishna yang mempunyai mata seperti bunga padma, hamba sudah mendengar dari Anda secara terperinci tentang muncul dan menghilangnya setiap makhluk hidup dan hamba sudah menginsafi kebesaran Anda yang tidak pernah dibinasakan.<br />
<br />
O Kepribadian yang paling mulia, bentuk yang paling utama, walaupun hamba melihat Anda berdiri di sini di hadapan hamba dalam kedudukan Anda yang sejati, sesuai dengan uraian Anda tentang Diri Anda, <b><i><span style="color: red;">hamba ingin melihat bagaimana Anda masuk dalam manifestasi alam semesta ini</span></i></b>. Hamba ingin melihat bentuk Anda tersebut.<br />
<br />
Kalau Anda berpikir hamba sanggup memandang bentuk semesta Anda, sudilah kiranya Anda memperlihatkan bentuk semesta Diri Anda yang tidak terhingga itu kepada hamba, O Tuhan yang hamba muliakan, Penguasa segala kekuatan batin.<br />
<br />
Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: Wahai Arjuna yang baik hati, wahai putera Pṛthā, sekarang lihatlah kehebatan-Ku, beratus-ratus ribu jenis bentuk rohani yang berwarna-warni.<br />
<br />
Wahai yang paling baik di antara para Bhārata, lihatlah di sini berbagai perwujudan para Āditya, Vasu, Rudra, Asvini-kumara dan semua dewa lainnya. Lihatlah banyak keajaiban yang belum pernah dilihat atau didengar oleh siapapun sebelumnya.<br />
<br />
Wahai Arjuna apapun yang ingin engkau lihat, lihatlah dengan segera dalam badan-Ku ini! Bentuk semesta ini dapat memperlihatkan kepadamu apapun yang engkau ingin lihat sekarang dan apapun yang engkau ingin lihat pada masa yang akan datang. Segala sesuatu baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak—berada di sini secara lengkap, di satu tempat.<br />
<br />
Tetapi engkau tidak dapat melihat-Ku dengan mata yang engkau miliki sekarang. Karena itu, <b><i><span style="color: purple;">Aku memberikan mata rohani kepadamu.</span></i></b> Lihatlah kehebatan batin-Ku!<br />
<br />
Sañjaya berkata: Wahai Paduka Raja, sesudah bersabda demikian, Tuhan Yang Mahakuasa, Penguasa segala kekuatan batin, Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, memperlihatkan bentuk semesta-Nya kepada Arjuna.<br />
<br />
Dalam bentuk semesta itu, Arjuna melihat mulut-mulut yang tidak terhingga, mata yang tidak terhingga, dan wahyu-wahyu ajaib yang tidak terhingga. Bentuk tersebut dihiasi dengan banyak perhiasan rohani dan membawa banyak senjata rohani yang diangkat. Beliau memakai kalung rangkaian bunga dan perhiasan rohani, dan banyak jenis minyak wangi rohani dioleskan pada seluruh badan-Nya. Semuanya ajaib, bercahaya, tidak terbatas dan tersebar ke mana-mana.<br />
<br />
Kalau beratus-ratus ribu matahari terbit di langit pada waktu yang sama, mungkin cahayanya menyerupai cahaya dari Kepribadian Yang Paling Utama dalam bentuk semesta itu.<br />
<br />
Pada waktu itu, dalam bentuk semesta Tuhan, Arjuna dapat melihat perwujudan-perwujudan alam semesta yang tidak terhingga terletak di satu tempat walaupun dibagi menjadi beribu-ribu.<br />
<br />
Kemudian Arjuna kebingungan dan kagum, dan bulu romanya tegak berdiri. Arjuna menundukkan kepalanya untuk bersujud, lalu mencakupkan tangannya dan mulai berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa.<br />
<br />
Arjuna berkata: Sri Krishna yang hamba muliakan, di dalam badan Anda hamba melihat semua dewa dan berbagai jenis makhluk hidup yang lain. Hamba melihat Brahma duduk di atas bunga padma, bersama Dewa siva, semua resi dan naga-naga rohani.<br />
<br />
O Penguasa alam semesta, o bentuk semesta, di dalam badan Anda hamba melihat banyak lengan, perut, mulut dan mata, tersebar kemana-mana, tanpa batas. Hamba tidak dapat melihat akhir, pertengahan maupun awal di dalam Diri Anda.<br />
<br />
<b><i><span style="color: purple;">Bentuk Anda sulit dilihat karena cahaya-Nya yang menyilaukan, tersebar ke segala sisi, seperti api yang menyala atau cahaya matahari yang tidak dapat diukur.</span></i></b> Namun hamba melihat bentuk ini yang bernyala di mana-mana dihiasi dengan berbagai jenis mahkota, gada, dan cakra.<br />
Anda adalah tujuan pertama yang paling utama. Andalah sandaran utama seluruh jagat ini. Anda tidak dapat dimusnahkan, dan Andalah Yang Paling Tua. Andalah Pemelihara dharma Yang kekal, Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. Inilah pendapat hamba.<br />
<br />
Anda tidak berawal, tidak ada masa pertengahan bagi Anda dan Anda tidak berakhir. Kebesaran Anda tidak terhingga. Jumlah lengan Anda tidak terbilang. Matahari dan bulan adalah mata Anda. Hamba melihat Anda dengan api yang bernyala keluar dari mulut Anda, Anda sedang membakar seluruh jagat ini dengan cahaya pribadi Anda.<br />
<br />
Walaupun Anda adalah satu, Anda berada di mana-mana di seluruh angkasa, planet-planet dan antariksa antar planet-planet. O Kepribadian Yang Mulia dengan melihat bentuk yang mengagumkan dan mengerikan ini, semua susunan planet goyah.<br />
<br />
Semua kelompok dewa menyerahkan diri di hadapan Anda dan masuk ke dalam diri Anda. Beberapa di antaranya sangat ketakutan dan mereka mempersembahkan doa pujian sambil mencakupkan tangannya. Banyak resi yang mulia dan makhluk-makhluk yang sempurna yang sedang berseru, Semoga ada segala kedamaian!" sedang berdoa kepada Anda dengan menyanyikan mantra-mantra Veda.<br />
<br />
Segala manifestasi dari Dewa siva, para Āditya, para Vasu, para Sadhya, para Visvedeva, dua Asvi, para Marut, para leluhur, para Gandharva, para Yaksa, para Asura dan dewa-dewa yang sempurna memandang Anda dengan rasa kagum.<br />
<br />
O Kepribadian yang berlengan perkasa, semua planet dengan dewa-dewanya goyah ketika melihat bentuk Anda yang maha agung, dengan banyak muka, mata, lengan, paha, kaki, dan perutnya, dan banyak gigi Anda yang mengerikan; karena itu, mereka goyah, dan hamba juga goyah.<br />
<br />
O Visnu yang berada di mana-mana, ketika hamba melihat Anda dengan berbagai warna Anda yang bercahaya dan menyentuh langit, mulut-mulut Anda yang terbuka lebar dan mata Anda yang besar dan menyala, pikiran hamba goyah karena rasa takut. Hamba tidak dapat memelihara sikap mantap maupun keseimbangan pikiran lagi.<br />
<br />
O Penguasa para dewa, Pelindung dunia-dunia, mohon memberi karunia kepada hamba. Hamba tidak dapat memelihara keseimbangan ketika melihat Anda seperti ini dengan wajah-wajah Anda yang menyala seperti maut dan gigi yang mengerikan. Di segala arah hamba kebingungan.<br />
<br />
Semua putera Dhṛtarāṣṭra, bersama raja-raja yang bersekutu dengan mereka, Bhīṣma, Drona, Karṇa dan—semua pemimpin kesatria di pihak kita—lari masuk ke dalam mulut-mulut Anda yang mengerikan. Hamba melihat beberapa di antaranya tersangkut dengan kepala-kepalanya hancur di antara gigi-gigi Anda.<br />
<br />
Bagaikan ombak-ombak banyak sungai mengalir ke dalam lautan, seperti itu pula semua kesatria yang hebat ini menyala dan masuk ke dalam mulut-mulut Anda.<br />
<br />
Hamba melihat semua orang lari dengan kecepatan penuh ke dalam mulut-mulut Anda, bagaikan kupukupu yang terbang menuju kehancuran di dalam api yang menyala.<br />
<br />
O Visnu, hamba melihat Anda menelan semua orang dari segala sisi dengan mulut-mulut Anda yang mengeluarkan banyak api. Anda menutupi seluruh alam semesta dengan cahaya Anda, Anda terwujud dengan sinar-sinar yang mengerikan dan menganguskan.<br />
<br />
O Penguasa semua dewa, yang mempunyai bentuk yang begitu ganas, mohon beritahukan kepada hamba siapa Anda. Hamba bersujud kepada Anda; mohon memberi karunia kepada hamba. Anda adalah Tuhan Yang Maha Esa yang asli. Hamba ingin mengetahui tentang Anda, sebab hamba tidak mengetahui apa maksud Anda.<br />
<br />
Tuhan Yang Maha Esa bersabda: Aku adalah waktu, Penghancur besar dunia-dunia, dan Aku datang ke sini untuk menghancurkan semua orang. Kecuali kalian [para Pandava], semua kesatria di sini dari kedua belah pihak akan terbunuh.<br />
<br />
Karena itu, bangunlah. Siap-siap untuk bertempur dan merebut kemashyuran. Kalahkanlah musuhmu dan menikmati kerajaan yang makmur. Mereka sudah dibunuh oleh apa yang telah Kuatur, dan engkau hanya dapat menjadi alat dalam pertempuran, wahai Savyasaci.<br />
<br />
Drona, Bhīṣma, Jayadratha, Karṇa dan kesatria-kesatria besar lainnya sudah Kuhancurkan. Karena itu, bunuhlah mereka dan jangan merasa goyah. Bertempur saja, dan engkau akan memusnahkan musuh-musuhmu dalam pertempuran.<br />
<br />
Sañjaya berkata kepada Dhṛtarāṣṭra : Wahai Baginda Raja , sesudah mendengar kata-kata ini dari Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Arjuna yang sedang gemetar menghaturkan sembah sujud berulangkali dengan mencakupkan tangannya. Hati Arjuna penuh rasa takut dan dia berkata kepada Sri Krishna dengan suara yang tersendat-sendat, sebagai berikut.<br />
<br />
Arjuna berkata: O Penguasa indera-indera, dunia menjadi riang dengan mendengar nama Anda, dan dengan demikian semua orang menjadi terikat kepada Anda. Kendatipun makhluk-makhluk sempurna bersujud kepada Anda dengan hormat, para raksasa ketakutan sehingga mereka lari ke sana ke mari. Segala hal ini memang patut terjadi.<br />
<br />
O Yang Mahabesar, lebih tinggi daripada Brahma, Anda adalah Pencipta yang asli. Karena itu, bukankah seyogyanya mereka bersujud dengan hormat kepada Anda? O Kepribadian yang tidak terhingga, Tuhan yang disembah oleh semua dewa, Pelindung alam semesta! Anda adalah sumber yang tidak dapat dikalahkan, sebab segala sebab, Yang melampaui manifestasi alam material ini.<br />
<br />
Anda adalah Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Yang paling tua, Pelindung utama alam semesta yang terwujud. Andalah Yang Mahatahu, dan Andalah segala sesuatu yang dapat diketahui. Andalah Pelindung Tertinggi, Anda berada di atas sifat-sifat material. O bentuk yang tidak terhingga! Anda berada di mana-mana di seluruh manifestasi alam semesta ini!<br />
<br />
Andalah udara, dan Andalah Yang Mahakuasa! Anda adalah api, Anda adalah air, dan Anda adalah bulan! Anda adalah Brahma, makhluk hidup yang pertama, Anda adalah kakek moyang semua makhluk. Karena itu hamba bersujud dengan hormat kepada Anda seribu kali, kemudian berulang kali lagi.<br />
<br />
Hamba bersujud kepada Anda dari depan, dari belakang dan dari segala sisi! O kekuatan yang tidak terbatas, Anda Penguasa kewibawaan yang tidak terhingga! Anda berada di mana-mana, karena itu Andalah segala sesuatu!<br />
<br />
Oleh karena hamba menganggap Anda sebagai kawan, hamba terlalu berani dan menyapa kepada Anda hai Krishna," hai Yadava," hai kawanku," tanpa mengetahui kebesaran Anda. Mohon mengampuni apapun yang sudah hamba lakukan karena kebodohan atau karena cinta kasih. Berulang kali hamba kurang hormat kepada Anda, bercanda pada waktu kita sedang istirahat, berbaring di ranjang yang sama, duduk atau makan bersama-sama kadang-kadang sendirian, dan kadang-kadang di depan banyak kawan. O Kepribadian yang tidak pernah gagal, ampunilah segala kesalahan itu yang hamba lakukan.<br />
<br />
Anda adalah ayah seluruh manifestasi alam semesta ini, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak. Anda adalah Pemimpin jagat yang patut disembah, guru kerohanian yang paling utama. Tiada seorangpun yang sejajar dengan Anda, dan tidak mungkin seseorang bersatu dengan Anda. Karena itu, bagaimana mungkin ada seseorang yang lebih agung daripada Anda di dalam seluruh tiga dunia ini, o Penguasa yang memiliki kekuatan yang tidak terhingga.<br />
<br />
Anda adalah Tuhan Yang Maha Esa yang patut disembah oleh setiap makhluk hidup. Karena itu, hamba bersujud dengan hormat kepada Anda dan mohon karunia Anda. Seperti halnya seorang ayah membiarkan keberanian puteranya, seorang kawan membiarkan sikap kurang sopan dari kawannya, atau seorang isteri membiarkan sikap akrab suaminya, mohon memaafkan kesalahan yang mungkin hamba lakukan terhadap Anda.<br />
<br />
Sesudah melihat bentuk semesta ini yang belum pernah hamba lihat sebelumnya, hamba berbahagia, tetapi pada waktu yang sama pikiran hamba goyah karena ketakutan. Karena itu, mohon memberi karunia Anda kepada hamba dan sekali lagi memperlihatkan bentuk Anda sebagai Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, o Tuhan yang disembah oleh semua dewa, Pelindung alam semesta.<br />
<br />
O bentuk semesta, Tuhan Yang Maha Esa yang berlengan seribu, hamba ingin melihat Anda dalam bentuk Anda yang berlengan empat, dengan mahkota pada kepala Anda dan gada, cakra, kerang dan bunga padma pada tangantangan Anda. Hamba ingin melihat Anda dalam bentuk itu.<br />
<br />
Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: Arjuna yang baik hati, atas kekuatan dalam dari Diri-Ku, dengan senang hati bentuk semesta yang paling utama di dunia material sudah Kuperlihatkan kepadamu. Sebelum engkau, belum pernah ada orang yang melihat bentuk yang abadi ini, yang tidak terhingga dan penuh cahaya yang menyilaukan.<br />
<br />
Wahai kesatria Kuru yang paling baik, sebelum engkau, belum pernah ada orang yang melihat bentuk semesta-Ku ini, sebab Aku tidak dapat dilihat dalam bentuk ini di dunia material. Baik melalui cara mempelajari Veda, melakukan korban suci, kedermawanan, kegiatan saleh, maupun pertapaan yang keras.<br />
<br />
Engkau sudah menjadi goyah dan bingung dengan melihat ciri-Ku yang mengerikan ini. Sekarang itu semua akan berakhir. Penyembah-Ku, sekarang engkau bebas lagi dari segala gangguan. Dengan pikiran yang tenang, sekarang engkau dapat melihat bentuk yang engkau inginkan.<br />
<br />
Sañjaya berkata kepada Dhṛtarāṣṭra : Setelah Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Krishna bersabda seperti itu kepada Arjuna, Beliau memperlihatkan bentuknya yang sejati yang berlengan empat, dan akhirnya memperlihatkan bentuknya yang berlengan dua. Dengan demikian, Beliau memberi semangat kepada Arjuna yang sedang ketakutan.<br />
<br />
Ketika Arjuna melihat Krishna seperti itu dalam bentuk-Nya yang asli, dia berkata: O Janārdana, dengan melihat bentuk ini yang seperti manusia dan sangat tampan, pikiran hamba sudah tenang, dan hamba kembali pada sifat hamba yang asli.<br />
<br />
Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: Arjuna yang baik hati, bentuk-Ku yang sedang engkau lihat sulit sekali dipandang. Para dewa pun senantiasa mencari kesempatan untuk melihat bentuk ini yang sangat tercinta.<br />
<br />
Bentuk yang sedang engkau lihat dengan mata rohanimu tidak dapat dimengerti hanya dengan mempelajari Veda, melakukan pertapaan yang serius, melalui kedermawanan maupun sembahyang. Bukan dengan cara-cara ini seseorang dapat melihat Aku dalam bentuk-Ku yang sebenarnya.<br />
<br />
Arjuna yang baik hati, hanya melalui bhakti yang murni dan tidak dicampur dengan kegiatan yang lain Aku dapat dimengerti menurut kedudukan-Ku yang sebenarnya, yang sedang berdiri di hadapanmu, dan dengan demikian Aku dapat dilihat secara langsung. Hanya dengan cara inilah engkau dapat masuk ke dalam rahasia pengertian-Ku<br />
<br />
Arjuna yang baik hati, <i><b><span style="color: purple;">orang yang menekuni bhakti yang murni kepada-Ku, bebas dari pengaruh kegiatan yang dimaksudkan untuk membuahkan hasil atau pahala dan pengaruh angan-angan, yang bekerja demi-Ku, menjadikan Aku sebagai tujuan utama dalam hidupnya, dan ramah terhadap semua makhluk hidup—dia pasti datang kepada-Ku.</span></b></i>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-292749793322530396.post-88760770111993743012018-06-29T06:04:00.001+07:002019-11-10T21:31:24.173+07:00#022 Bhagawad Gita 10<br />
<br />
KEHEBATAN TUHAN YANG MUTLAK<br />
<br />
Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: Dengar sekali lagi, wahai Arjuna yang berlengan perkasa. Oleh karena engkau kawan-Ku yang tercinta, demi keuntunganmu Aku akan bersabda lebih lanjut kepadamu, dan memberikan pengetahuan yang lebih bagus daripada apa yang sudah –Ku jelaskan.<br />
<br />
Baik para dewa maupun resi-resi yang mulia tidak mengenal asal mula maupun kehebatan-Ku, sebab, dalam segala hal, Aku adalah sumber dewa-dewa dan resi-resi.<br />
<br />
Orang yang mengenal Aku sebagai Yang tidak dilahirkan, sebagai Yang tidak berawal, sebagai Tuhan Yang Maha Esa Yang berkuasa atas semua dunia di kalangan manusia dia yang tidak berkhayal, dan hanya dialah yang dibebaskan dari segala dosa.<br />
<br />
Kecerdasan, pengetahuan, kebebasan dari keragu-raguan dan khayalan, pengampunan, kejujuran, pengendalian indera-indera, pengendalian pikiran, kebahagiaan dan dukacita, kelahiran, kematian, rasa takut, kebebasan dari rasa takut, tidak melakukan kekerasan, keseimbangan sikap, kepuasan, kesederhanaan, kedermawanan, kemasyhuran dan penghinaan berbagai sifat tersebut yang dimiliki oleh para makhluk hidup semua diciptakan oleh Aku sendiri.<br />
<br />
Tujuh resi yang mulia, dan sebelum mereka empat resi lainnya serta para Manu [leluhur manusia], berasal dari-Ku. Mereka dilahirkan dari pikiran-Ku, dan semua makhluk hidup yang menghuni berbagai planet adalah keturunan dari mereka.<br />
<br />
Orang yang sungguh-sungguh yakin tentang kehebatan dan kekuatan batin-Ku ini menekuni bhakti yang murni dan tidak dicampur dengan hal-hal lain; kenyataan ini tidak dapat diragukan.<br />
<br />
Aku adalah sumber segala dunia rohani dan segala dunia material. Segala sesuatu berasal dari-Ku. Orang bijaksana yang mengetahui kenyataan ini secara sempurna menekuni bhakti kepada-Ku dan menyembah-Ku dengan sepenuh hatinya.<br />
<br />
Para penyembah-Ku yang murni selalu khusuk berpikir tentang-Ku, kehidupannya dipersembahkan sepenuhnya untuk berbhakti kepada-Ku, dan mereka memperoleh kepuasan dan kebahagiaan yang besar dari kegiatan senantiasa memberikan penjelasan satu sama lain dan berbicara tentang-Ku.<br />
<br />
<b><i><span style="color: purple;">Kepada mereka yang senantiasa setia berbhakti kepada-Ku dengan cinta kasih, Aku berikan pengertian yang memungkinkan mereka datang kepada-Ku.</span></i></b><br />
<br />
Untuk memperlihatkan karunia istimewa kepada mereka, Aku yang bersemayam di dalam hatinya, membinasakan kegelapan yang dilahirkan dari kebodohan dengan lampu pengetahuan yang cemerlang.<br />
<br />
Arjuna berkata: Anda adalah Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, tempat tinggal tertinggi, Yang Mahasuci, Kebenaran Mutlak. Anda adalah Yang Mahaabadi, Yang rohani dan melampaui dunia ini, Kepribadian yang asli dan tidak dilahirkan dan Yang Mahabesar. Semua resi yang mulia seperti Nārada, Asita, Devala dan Vyasa membenarkan kenyataan ini tentang Anda, dan sekarang Anda Sendiri menyatakan demikian kepada hamba.<br />
<br />
O Krishna, hamba menerima sepenuhnya sebagai kebenaran segala sesuatu yang sudah Anda sampaikan kepada hamba. O Tuhan Yang Maha Esa, baik para dewa maupun para raksasa tidak dapat mengerti kepribadian Anda.<br />
<br />
Memang, hanya Anda Sendiri yang mengenal Diri Anda atas tenaga dalam milik Anda, o Kepribadian Yang Paling Utama, Asal Mula segala sesuatu, Penguasa semua makhluk hidup, Tuhan yang disembah oleh para dewa, Penguasa jagat!<br />
<br />
Anda berada di mana-mana di semua dunia ini melalui kehebatan rohani Anda, Mohon memberitahukan kepada hamba secara terperinci tentang kehebatan-kehebatan rohani itu.<br />
<br />
O Krishna, ahli kebatinan yang paling utama, <b><i><span style="color: red;">bagaimana cara hamba dapat berpikir tentang Anda senantiasa, dan bagaimana cara hamba dapat mengenal Anda?</span></i></b> Anda harus diingat dalam aneka bentuk yang bagaimana, o Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa?<br />
<br />
O Janārdana, mohon menguraikan sekali lagi secara terperinci kekuatan batin kehebatan Anda. Hamba tidak pernah kenyang mendengar tentang Anda, sebab makin hamba mendengar makin hamba ingin merasakan manisnya minuman kekekalan sabda Anda.<br />
<br />
Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: Ya, Aku akan memberitahukan kepadamu tentang perwujudan-perwujudan-Ku yang mulia, tetapi hanya yang paling terkemuka, sebab kehebatan-Ku tidak terhingga, wahai Arjuna.<br />
<br />
O Arjuna, <span style="color: #741b47;"><i><b>Aku adalah Roh Yang Utama yang bersemayam di dalam hati semua makhluk hidup</b>.</i> </span>Aku adalah awal, pertengahan dan akhir semua makhluk.<br />
<br />
Di antara para Āditya Aku adalah Visnu, di antara sumber-sumber cahaya Aku adalah matahari yang cerah, di antara para Marut Aku adalah Marici, dan di antara bintang bintang Aku adalah bulan.<br />
<br />
Di antara Veda-veda Aku adalah Sama Veda; di antara para dewa Aku adalah Indra, rājā surga; di antara indera-indera Aku adalah pikiran; dan Aku adalah hidup [kesadaran] para makhluk hidup.<br />
<br />
Di antara semua Rudra Aku adalah Dewa siva, di antara para Yaksa dan Raksasa Aku adalah dewa kekayaan (-Kuvera), di antara para Vasu aku adalah api (Agni), dan di antara gununggunung Aku adalah Meru.<br />
<br />
Wahai Arjuna, di antara semua pendeta, ketahuilah bahwa Aku adalah Brhaspati, pemimpinnya. Di antara para panglima Aku adalah Kartikeya, dan di antara sumber-sumber air Aku adalah lautan.<br />
<br />
Di antara resi-resi yang mulia, Aku adalah Bhṛgu; di antara getaran-getaran suara Aku adalah oḿ yang bersifat rohani. Di antara korban-korban suci Aku adalah ucapanucapan nama-nama suci Tuhan [japa], dan di antara benda-benda yang tidak bergerak Aku adalah pegunungan Himalaya.<br />
<br />
<b><i>Di antara semua pohon, Aku adalah pohon <u>beringin</u>. </i></b>Di antara resi-resi di kalangan para dewa Aku adalah Nārada. Di antara para Gandharva Aku adalah Citraratha, dan di antara makhluk-makhluk yang sempurna Aku adalah resi Kapila.<br />
<br />
Ketahuilah bahwa di antara kuda-kuda Aku adalah Uccaihsrava, yang diciptakan pada waktu lautan dikocok untuk menghasilkan minuman kekekalan. Di antara gajah-gajah yang agung Aku adalah Airavata, dan di antara manusia aku adalah raja.<br />
<br />
Di antara senjata-senjata, Aku adalah petir; di antara sapi-sapi Aku adalah surabhi. Di antara sebab-sebab orang berketurunan, aku adalah Kandarpa, dewa asmara, dan di antara ular-ular Aku adalah Vāsuki.<br />
<br />
Di antara para Naga yang berkepala banyak Aku adalah Ananta. Diantara para makhluk yang hidup di air Aku adalah dewa Varuna. Diantara para leluhur yang sudah meninggal Aku adalah Aryamā, dan diantara para pengatur hukum Aku adalah Yama, dewa kematian.<br />
<br />
Di antara para raksasa Daitya Aku adalah Prahlada yang berbhakti dengan setia. Di antara para penakluk Aku adalah waktu, di antara para binatang Aku adalah singa, dan di antara para burung Aku adalah Garuda.<br />
<br />
Di antara segala sesuatu yang menyucikan, Aku adalah angin, di antara para pembawa senjata Aku adalah Rāma. Di antara ikanikan Aku adalah ikan hiu, dan di antara sungai-sungai yang mengalir Aku adalah sungai Gangga.<br />
<br />
Di antara segala ciptaan Aku adalah permulaan, akhir dan juga pertengahan, wahai Arjuna. Di antara segala ilmu pengetahuan, Aku adalah ilmu pengetahuan rohani tentang sang diri, dan di antara para ahli logika, Aku adalah kebenaran sebagai kesimpulan.<br />
<br />
Di antara semua huruf Aku adalah huruf A. Di antara kata-kata majemuk, Aku adalah kata majemuk setara. Aku adalah waktu yang tidak dapat dimusnahkan, dan di antara para pencipta Aku adalah Brahma.<br />
<br />
Aku adalah maut yang memakan segala sesuatu, dan Aku adalah prinsip yang menghasilkan segala sesuatu yang belum terjadi. Di kalangan kaum wanita, Aku adalah kemasyhuran, keuntungan, bahasa yang halus, ingatan, kecerdasan, ketabahan dan kesabaran.<br />
<br />
Di antara mantra-mantra dalam Sama Veda Aku adalah bṛhat-sāma. <span style="color: purple;"><b><i>Di antara sanjak-sanjak Aku adalah <u>Gayatri</u></i></b>.</span> Di antara bulan-bulan Aku adalah Margasirsa [Nopember-Desember], dan di antara musim-musim Aku adalah musim semi, waktu bunga mekar.<br />
<br />
Aku adalah perjudian kaum penipu, Aku adalah kemuliaan segala sesuatu yang mulia. Aku adalah kejayaan, Aku adalah petualangan dan Aku adalah kekuatan orang yang kuat.<br />
<br />
Di antara keturunan Vṛṣṇi, Aku adalah Vasudeva. Di antara para Pandava Aku adalah Arjuna. Di antara resi-resi Aku adalah Vyasa, dan diantara para ahli pikir yang mulia Aku adalah Usana.<br />
<br />
Di antara segala cara untuk melarang pelanggaran hukum, Aku adalah hukuman, dan <b><i><span style="color: purple;">di antara orang yang mencari kejayaan Aku adalah moralitas</span></i></b>. Di antara segala hal yang rahasia Aku adalah sikap diam, dan Aku adalah kebijaksanaan orang yang bijaksana.<br />
<br />
Wahai Arjuna, di samping itu Aku adalah benih yang menghasilkan segala kehidupan. <b><i><span style="color: purple;">Tiada satu makhlukpun—baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak—yang dapat hidup tanpa-Ku.</span></i></b><br />
<br />
Wahai penakluk musuh yang agung, perwujudan-perwujudan rohani-Ku tidak ada batasnya. Apa yang telah Ku sabdakan kepadamu hanya sekedar petunjuk saja tentang kehebatan rohani-Ku yang tidak terhingga.<br />
<br />
Ketahuilah bahwa segala ciptaan yang hebat, indah dan mulia hanya berasal dari segelintir kemuliaan-Ku.<br />
<br />
Wahai Arjuna, mengapa segala pengetahuan yang terperinci ini diperlukan? <i><b><span style="color: purple;">Dengan satu bagian percikan saja dari Diri-Ku Aku berada di mana-mana dan menyangga seluruh alam semesta.</span></b></i>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-292749793322530396.post-11684903740816993972018-06-29T06:02:00.001+07:002019-11-11T10:49:41.564+07:00#021 Bhagawad Gita 09<br />
PENGETAHUAN PALING RAHASIA<br />
<br />
Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: Arjuna yang baik hati, oleh karena engkau tidak pernah iri hati kepada-Ku, Aku akan menyampaikan pengetahuan dan keinsafan yang paling rahasia ini kepadamu. <b><i><span style="color: red;">Dengan mengenal pengetahuan rahasia dan keinsafan ini, engkau akan dibebaskan dari kesengsaraan kehidupan material.</span></i></b><br />
<br />
Pengetahuan ini adalah <b><span style="color: purple;"><i>rājā pendidikan</i></span></b>, yang paling rahasia di antara segala rahasia. Inilah pengetahuan yang paling murni, pengetahuan ini adalah kesempurnaan dharma, karena memungkinkan seseorang melihat sang diri secara langsung melalui keinsafan. Pengetahuan ini kekal dan dilaksanakan dengan riang.<br />
<br />
<b><i><span style="color: purple;">Orang yang tidak yakin dan tidak setia melaksanakan bhakti ini, tidak dapat mencapai kepada-Ku </span></i></b>wahai penakluk musuh. Karena itu, mereka kembali ke jalan kelahiran dan kematian di dunia material.<br />
<br />
<b><i><span style="color: purple;"><span style="color: purple;">Aku berada di mana-mana</span> di seluruh alam semesta dalam bentuk -Ku yang tidak terwujud. Semua makhluk hidup berada dalam diri-Ku, tetapi Aku tidak berada di dalam mereka.</span></i></b><br />
<br />
Namun segala sesuatu yang diciptakan tidak bersandar di dalam Diri-Ku. Lihatlah kehebatan batin-Ku! walaupun aku memelihara semua makhluk hidup dan walaupun Aku berada di mana-mana, namun Aku bukan bagian dari manifestasi alam semesta ini, sebab Diri-Ku adalah asal mula ciptaan.<br />
<br />
Mengertilah bahwa semua makhluk hidup yang diciptakan bersandar dalam Diri-Ku bagaikan angin besar yang bertiup di mana-mana selalu berada di angkasa.<br />
<br />
Wahai putera Kuntī, pada akhir jaman, semua manifestasi material masuk ke dalam tenaga-Ku, dan pada awal jaman lain, Aku menciptakannya sekali lagi dengan kekuatan-Ku.<br />
<br />
Seluruh susunan alam semesta di bawah-Ku. <i><b><span style="color: purple;">Atas kehendak-Ku alam semesta dengan sendirinya diwujudkan berulang kali.</span></b></i> Atas kehendak-Ku akhirnya alam semesta dileburkan.<br />
<br />
Wahai dhanañjaya, segala pekerjaan ini tidak dapat mengikat Diri-Ku. Aku tetap tidak pernah terikat terhadap segala kegiatan material itu, dan Aku tetap netral.<br />
<br />
Alam material ini, salah satu di antara tenaga-tenaga-Ku, bekerja dibawah perintah-Ku, dan menghasilkan semua makhluk baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, wahai putera Kuntī. Di bawah hukum-hukum alam material, manifestasi ini diciptakan dan dilebur berulangkali.<br />
<br />
Orang bodoh mengejek diri-Ku bila Aku turun dalam bentuk seperti manusia. Mereka tidak mengenal sifat rohani-Ku sebagai Tuhan Yang Maha Esa yang berkuasa atas segala sesuatu yang ada.<br />
Orang yang dibingungkan seperti itu tertarik pada pandangan jahat dan pandangan yang tidak percaya kepada Tuhan. Dalam khayalan seperti itu, harapan mereka adalah untuk mencapai pembebasan, kegiatannya yang dimaksudkan untuk membuahkan hasil atau pahala, serta pengembangan pengetahuannya semua dikalahkan.<br />
<br />
Wahai putera Pṛthā, orang yang tidak dikhayalkan, roh-roh yang mulia, di bawah di perlindungan alam rohani. Mereka tekun sepenuhnya dalam bhakti karena mereka mengenal Diri-Ku sebagai Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, asal mula yang tidak dapat dimusnahkan.<br />
<br />
Roh-roh yang mulia ini selalu memuji kebesaran-Ku, berusaha dengan ketabahan hati yang mantap, bersujud di hadapan-Ku, dan senantiasa sembahyang kepada-Ku dengan bhakti.<br />
<br />
Orang lain, yang menekuni korban suci dengan mengembangkan pengetahuan, menyembah Tuhan Yang Maha Esa sebagai yang satu yang tiada duanya, sebagai yang mempunyai aneka sifat dalam banyak bentuk, dan dalam bentuk semesta.<br />
<br />
Tetapi Akulah ritual, Akulah korban suci, persembahan kepada leluhur, ramuan yang menyembuhkan, dan mantera rohani. Aku adalah mentega, api dan apa yang dipersembahkan.<br />
<br />
Akulah ayah alam semesta ini, ibu, penyangga dan kakek. Akulah obyek pengetahuan, yang menyucikan dan suku kata om. Aku juga rg, Sama dan Yajur Veda.<br />
<br />
Aku adalah tujuan, Pemelihara, Penguasa, saksi, tempat tinggal, Pelindung dan kawan yang paling tercinta. Aku adalah ciptaan dan peleburan, dasar segala sesuatu, sandaran dan benih yang kekal.<br />
<br />
Wahai Arjuna, Aku memberi panas dan Aku menahan dan mengirim hujan. Aku adalah pembebasan dari kematian, dan Aku juga kepribadian maut. Baik yang bersifat rohani maupun material berada di dalam Diri-Ku.<br />
<br />
Orang yang mempelajari Veda dan minum air soma dalam usaha mencapai planet-planet surga, menyembah-Ku secara tidak langsung. Setelah mereka disucikan dari reaksi-reaksi dosa, mereka dilahirkan diplanet Indra yang saleh di surga. Di sana mereka menikmati kesenangan para dewa.<br />
<br />
Bila mereka sudah menikmati kesenangan indera-indera yang luas disurga seperti itu dan hasil kegiatan salehnya sudah habis, mereka kembali lagi ke planet ini, tempat kematian. Jadi, orang yang mencari kenikmatan indera-indera dengan mengikuti prinsip-prinsip dari tiga Veda hanya mencapai kelahiran dan kematian berulang kali.<br />
<br />
<i><span style="color: purple;"><b>Tetapi orang yang selalu menyembah-Ku dengan bhakti tanpa tujuan yang lain dan bersemadi pada bentuk rohani-Ku</b></span></i>—<b><i><span style="color: purple;">Aku bawakan apa yang dibutuhkannya, dan Aku memelihara apa yang dimilikinya.</span></i></b><br />
<br />
Orang yang menjadi penyembah dewa-dewa lain dan menyembah dewa-dewa itu dengan kepercayaan sebenarnya hanya menyembah-Ku, tetapi mereka berbuat demikian dengan cara yang keliru, wahai putera Kuntī .<br />
<br />
Satu-satunya Aku yang menikmati dan menguasai semua korban suci. Karena itu, orang yang tidak mengakui sifat rohani-Ku yang sejati jatuh.<br />
<br />
Orang yang menyembah dewa-dewa akan dilahirkan di antara para dewa, orang yang menyembah leluhur akan pergi ke leluhur, orang yang menyembah hantu dan roh halus akan dilahirkan di tengah tengah makhluk-makhluk seperti itu, dan orang yang menyembah-Ku akan hidup bersama-Ku.<br />
<br />
<i><b><span style="color: purple;">Kalau seseorang mempersembahkan daun, bunga, buah atau air dengan <u>cinta bhakti</u>, Aku akan menerimanya.</span></b></i><br />
<br />
<b><i><span style="color: purple;">Apapun yang engkau lakukan, apapun yang engkau makan, apapun yang engkau persembahkan atau berikan sebagai sumbangan serta pertapaan dan apapun yang engkau lakukan-lakukanlah kegiatan itu sebagai persembahan kepada-Ku, wahai putera Kuntī .</span></i></b><br />
<br />
Dengan cara seperti ini engkau akan dibebaskan dari ikatan terhadap pekerjaan serta hasil yang menguntungkan dan tidak menguntungkan dari pekerjaan itu. Dengan pikiran dipusatkan kepada-Ku dalam prinsip pelepasan ikatan ini, engkau akan mencapai pembebasan dan datang kepada-Ku.<br />
<br />
Aku tidak iri kepada siapapun, dan Aku tidak berat sebelah kepada siapapun. Aku bersikap yang sama terhadap semuanya. <i><b><span style="color: purple;">Tetapi siapapun yang mengabdikan diri kepada-Ku dalam bhakti adalah kawan, dia berada di dalam Diri-Ku, dan Aku pun kawan baginya.</span></b></i><br />
<br />
Meskipun seseorang melakukan perbuatan yang paling jijik, kalau ia tekun dalam bhakti, ia harus diakui sebagai orang suci karena ia mantap dalam ketabahan hatinya dengan cara yang benar.<br />
<br />
Dalam waktu yang singkat ia menjadi saleh dan mencapai kedamaian yang abadi. Wahai putera Kuntī, nyatakanlah dengan berani bahwa penyembah-Ku tidak akan pernah binasa.<br />
<br />
Wahai putera Pṛthā, orang yang berlindung kepada-Ku, walaupun mereka dilahirkan dalam keadaan yang lebih rendah, atau wanita, vaisya [pedagang] dan sudra [buruh] semua dapat mencapai tujuan tertinggi.<br />
<br />
Betapa lebih benar lagi kenyataan ini bagi para brahmaṇā yang saleh, para penyembah dan raja-raja yang suci. Karena itu, sesudah datang ke dunia fana yang sengsara ini, tekunilah cinta-bhakti kepada-Ku.<br />
<br />
<i><b><span style="color: purple;">Berpikirlah tentangku senantiasa, jadilah penyembah-Ku, bersujud kepada-Ku dan menyembah-Ku. Dengan berpikir tentang-Ku sepenuhnya secara khusuk, pasti engkau akan datang kepada-Ku.</span></b></i>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-292749793322530396.post-33670349307945619992018-06-29T06:00:00.000+07:002019-11-11T10:46:04.504+07:00#020 Bhagawad Gita 08<br />
Arjuna berkata: O Tuhan Yang Maha Esa, o Kepribadian Yang Paling Utama,<b><i><span style="color: purple;"> </span><span style="color: red;">apa arti Brahman? Apa itu sang diri? Apa arti kegiatan untuk membuahkan hasil? Apa arti manifestasi material ini? Apa arti para dewa? Mohon menjelaskan hal-hal ini kepada hamba.</span></i></b><br />
<br />
Siapakah Penguasa korban suci, dan bagaimana cara Beliau bersemayam di dalam badan, wahai Madhusūdana? <b><i><span style="color: red;">Bagaimana cara orang yang tekun dalam bhakti dapat mengenal Anda pada saat meninggal?</span></i></b><br />
<br />
Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: <b><i><span style="color: purple;">Makhluk hidup yang tidak dapat dimusnahkan dan bersifat rohani disebut Brahman</span></i></b>, dan <b><i><span style="color: purple;">sifatnya yang kekal disebut adhyātma, atau sang diri</span></i></b>. Perbuatan berhubungan dengan perkembangan badan-badan jasmani para makhluk hidup disebut karma atau kegiatan yang dimaksudkan untuk membuahkan hasil atau pahala.<br />
<br />
Wahai yang paling baik di antara para makhluk yang berada di dalam badan, alam, yang berubah senantiasa, disebut adhi-bhuta [manifestasi material]. Bentuk semesta Tuhan, termasuk semua dewa, seperti dewa matahari dan dewa bulan, disebut adhi-daiva. Aku, Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud sebagai Roh Yang Utama di dalam hati setiap makhluk yang berada di dalam badan, disebut adhi-yajna [Penguasa korban suci].<br />
<br />
Siapapun yang meninggalkan badannya pada saat ajalnya sambil ingat kepada-Ku, segera mencapai sifat-Ku. Kenyataan ini tidak dapat diragukan.<br />
<br />
Keadaan hidup manapun yang diingat seseorang pada saat ia meninggalkan badannya, pasti keadaan itulah yang akan dicapainya, wahai putera Kuntī .<br />
<br />
Wahai Arjuna, karena itu, hendaknya engkau selalu berpikir tentang-Ku dalam bentuk Krishna dan pada waktu yang sama melaksanakan tugas kewajibanmu, yaitu bertempur. <b><i><span style="color: purple;">Dengan kegiatanmu dipersembahkan kepada-Ku pikiran dan kecerdasanmu dipusatkan kepada-Ku, tidak dapat diragukan bahwa engkau akan mencapai kepada-Ku.</span></i></b><br />
<br />
Orang yang bersemadi kepadaku sebagai Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, dengan pikirannya senantiasa tekun ingat kepada-Ku, dan tidak pernah menyimpang dari jalan itu, dialah yang pasti mencapai kepada-Ku, wahai Pārtha.<br />
<br />
Hendaknya seseorang bersemadi kepada Kepribadian Yang Paling Utama sebagai yang Mahatahu. Yang paling tua, Yang mengendalikan, lebih kecil daripada yang paling kecil, Pemelihara segala sesuatu, Yang berada di luar segala paham material, Yang tidak dapat dibayangkan, dan selalu bersifat kepribadian. Beliau bercahaya seperti matahari, dan Beliau bersifat rohani, di luar alam material ini.<br />
<br />
Pada saat meninggal, orang yang memusatkan udara kehidupannya di tengah-tengah antara kedua alis matanya dan tekun ingat kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam bhakti sepenuhnya melalui kekuatan yoga, dengan pikiran yang tidak pernah menyimpang, pasti akan mencapai kepada Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa.<br />
<br />
Orang yang berpengetahuan tentang Veda, yang mengucapkan oḿ-kāra dan menjadi resi-resi yang mulia pada tingkatan hidup untuk meninggalkan hal-hal duniawi masuk ke dalam Brahman. Jika seseorang menginginkan kesempurnaan seperti itu, ia berpantang hubungan suami isteri. Sekarang Aku akan menjelaskan kepadamu secara singkat proses yang memungkinkan seseorang mencapai pembebasan.<br />
<br />
Keadaan yoga ialah ketidakterikatan terhadap segala kesibukan indera-indera. Dengan menutup segala pintu indera-indera dan memusatkan pikiran pada jantung dan udara kehidupan pada ubun-ubun, seseorang menjadi mantap dalam yoga.<br />
<br />
Sesudah seseorang mantap dalam latihan yoga ini dan mengucapkan suku kata suci om, gabungan huruf yang paling utama, kalau dia berpikir tentang Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa dan meninggalkan badannya, pasti dia akan mencapai planet-planet rohani.<br />
<br />
Wahai putera Pṛthā, <b><i><span style="color: purple;">Aku mudah sekali dicapai oleh orang yang selalu ingat kepada-Ku tanpa menyimpang sebab dia senantiasa tekun dalam bhakti.</span></i></b><br />
<br />
Sesudah mencapai kepada-Ku, roh-roh yang mulia, yogi-yogi dalam bhakti, tidak pernah kembali ke dunia fana yang penuh kesengsaraan, sebab mereka sudah mencapai kesempurnaan tertinggi.<br />
<br />
Dari planet tertinggi di dunia material sampai dengan planet yang paling rendah, semuanya tempat-tempat kesengsaraan, tempat kelahiran dan kematian dialami berulangkali. Tetapi orang yang mencapai tempat tinggal-Ku tidak akan pernah dilahirkan lagi, wahai putera Kuntī .<br />
<br />
Menurut perhitungan manusia, seribu jaman sama dengan kurun waktu satu hari bagi Brahma. Malam hari bagi Brahma sepanjang itu pula.<br />
<br />
Pada awal satu hari bagi Brahma, semua makhluk hidup diwujudkan dari keadaan tidak terwujud. Sesudah itu, bila malam hari mulai, sekali lagi mereka terlebur ke dalam keadaan tidak berwujud.<br />
<br />
Semua makhluk hidup terwujud berulangkali bila hari sudah siang bagi Brahma, lalu dengan mulainya malam hari bagi Brahma, mereka dilebur dalam keadaan tidak berdaya.<br />
<br />
Namun ada alam lain yang tidak terwujud, kekal, dan melampaui alam ini yang terwujud dan tidak terwujud. Alam itu bersifat utama dan tidak pernah dibinasakan. Bila seluruh dunia ini dilebur, bagian itu tetap dalam kedudukannya.<br />
<br />
Yang diuraikan sebagai yang tidak terwujud dan tidak pernah gagal oleh para ahli Vedanta, yang dikenal sebagai tujuan tertinggi, dan sesudah mencapai tempat itu, seseorang tidak kembali lagi—itulah tempat tinggal-Ku yang paling tinggi.<br />
<br />
Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, yang lebih agung daripada semua kepribadian lainnya, dapat dicapai oleh bhakti yang murni. Walaupun Beliau berada di tempat tinggal-Nya, Beliau berada di mana-mana, dan segala sesuatu berada di dalam Diri-Nya.<br />
<br />
Wahai yang paling baik di antara para Bhārata, sekarang Aku akan menjelaskan kepadamu tentang berbagai jenis waktu untuk meninggal dunia. Kalau seorang yogi meninggal dunia pada saat-saat tertentu itu, dia kembali atau tidak kembali ke dunia ini.<br />
<br />
Orang yang mengenal Brahman Yang Paling Utama mencapai kepada Yang Mahakuasa dengan cara meninggal dunia selama pengaruh dewa api, dalam cahaya, pada saat suci pada waktu siang, selama dua minggu menjelang bulan purnama, atau selama enam bulan pada waktu matahari berjalan menuju utara.<br />
<br />
Seorang ahli kebatinan yang meninggal dunia selama masa asap, malam hari, selama dua minggu menjelang bulan mati, atau selama enam bulan pada waktu matahari berjalan menuju selatan akan mencapai planet bulan, tetapi dia akan kembali lagi.<br />
<br />
Menurut pendapat Veda, ada dua cara untuk meninggalkan dunia ini—yang satu dalam cahaya dan yang lain dalam kegelapan. Jika seseorang meninggal dunia dalam cahaya, ia tidak akan kembali lagi; tetapi kalau ia meninggal dalam kegelapan, ia akan kembali lagi.<br />
<br />
Kendatipun para penyembah mengenal dua jalan tersebut, mereka tidak pernah dibingungkan, wahai Arjuna. Karena itu, jadilah selalu mantap dalam bhakti.<br />
<br />
<b><i><span style="color: purple;">Orang yang mulai mengikuti jalan bhakti tidak kekurangan hasil yang diperoleh dari mempelajari Veda, melakukan korban suci dengan kesederhanaan dan pertapaan, memberi sumbangan atau mengikuti kegiatan di bidang filsafat atau kegiatan yang dimaksudkan untuk membuahkan hasil atau pahala. <u>Hanya dengan melakukan bhakti, ia mencapai segala hasil tersebut</u></span></i></b>, dan akhirnya ia mencapai tempat tinggal kekal yang paling utama.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-292749793322530396.post-37492921618642881052018-06-29T05:56:00.005+07:002019-11-11T09:50:24.260+07:00#019 Bhagawad Gita 07Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: Wahai putera Pṛthā, sekarang dengarlah <b><i><span style="color: red;">bagaimana engkau dapat mengenal Diri-Ku sepenuhnya, bebas dari keragu-raguan, dengan cara mempraktekkan yoga dan menyadari Aku sepenuhnya, dengan pikiran terikat kepada-Ku.</span></i></b><br />
<br />
Sekarang Aku akan menyatakan pengetahuan ini kepadamu secara keseluruhan, baik yang dapat dilihat maupun yang tidak dapat dilihat. Dengan menguasai pengetahuan ini, tidak akan ada hal lain lagi yang belum engkau ketahui.<br />
<br />
Di antara beribu-ribu orang, mungkin ada satu yang berusaha untuk mencapai kesempurnaan, dan di antara mereka yang sudah mencapai kesempurnaan, hampir tidak ada satupun yang mengetahui tentang Diri-Ku dengan sebenarnya.<br />
<br />
Tanah, air, api, udara, angkasa, pikiran, kecerdasan dan keakuan yang palsu—secara keseluruhan delapan unsur ini merupakan tenaga-tenaga material yang terpisah dari Diri-Ku.<br />
<br />
Wahai Arjuna yang berlengan perkasa, di samping tenaga-tenaga tersebut, ada pula tenaga-Ku yang lain yang bersifat utama, terdiri dari para makhluk hidup yang menggunakan sumber-sumber alam material yang rendah tersebut.<br />
<br />
Semua makhluk yang diciptakan bersumber dari kedua alam tersebut. Ketahuilah dengan pasti bahwa Aku adalah sumber perwujudan dan peleburan segala sesuatu di dunia ini, baik yang bersifat material maupun yang bersifat rohani.<br />
<br />
Wahai perebut kekayaan, tidak ada kebenaran yang lebih tinggi dari pada-Ku. Segala sesuatu bersandar kepada-Ku, bagaikan mutiara diikat pada seutas tali.<br />
<br />
Wahai putera Kuntī (Arjuna), Aku adalah rasa air, cahaya matahari dan bulan, suku kata om dalam mantra-mantra Veda; Aku adalah suara di angkasa dan kesanggupan dalam manusia.<br />
<br />
Aku adalah harum yang asli dari tanah, dan Aku adalah panas dalam api. Aku adalah nyawa segala sesuatu yang hidup, dan Aku adalah pertapaan semua orang yang bertapa.<br />
<br />
Wahai putera Pṛthā, ketahuilah bahwa Aku adalah benih asli segala kehidupan, kecerdasan orang yang cerdas, dan kewibawaan orang yang perkasa.<br />
<br />
Aku adalah kekuatan orang yang kuat, bebas dari nafsu dan keinginan. Aku adalah hubungan suami isteri yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip keagamaan, wahai prabhu dari keluarga Bhārata [Arjuna].<br />
<br />
<b><i><span style="color: purple;">Ketahuilah bahwa segala keadaan hidup; baik kebaikan, nafsu maupun kebodohan—diwujudkan oleh tenaga-Ku. Menurut suatu pengertian, Aku adalah segala sesuatu, tetapi Aku bebas. Aku tidak berada di bawah pengaruh sifat-sifat alam material, sebaliknya sifat-sifat alam berada di dalam Diri-Ku.</span></i></b><br />
<br />
Dikhayalkan oleh tiga sifat [kebaikan, nafsu dan kebodohan], seluruh dunia tidak mengenal Diri-Ku, yang berada di atas sifat-sifat alam dan tidak dapat dimusnahkan.<br />
<br />
Tenaga rohani-Ku, terdiri dari tiga sifat alam material, sulit diatasi. Tetapi orang yang sudah menyerahkan diri kepada-Ku dengan mudah sekali dapat menyeberang melampaui tenaga itu.<br />
<br />
Orang jahat yang bodoh secara kasar, manusia yang paling rendah, yang kehilangan pengetahuannya akibat khayalan, dan yang ikut dalam sifat orang jahat yang tidak percaya kepada Tuhan tidak menyerahkan diri kepada-Ku.<br />
<br />
O yang paling baik di antara para Bhārata, empat jenis orang saleh mulai berbhakti kepada-Ku—orang yang berdukacita, orang yang menginginkan kekayaan, orang yang ingin tahu, dan orang yang mencari pengetahuan tentang Yang Mutlak.<br />
<br />
Di antara orang tersebut, orang yang memiliki pengetahuan sepenuhnya dan selalu tekun dalam bhakti yang murni adalah yang paling baik. Sebab dia sangat mencintai-Ku dan Aku sangat mencintainya.<br />
<br />
Semua penyembah tersebut tentu saja roh yang murah hati, tetapi orang yang mantap dalam pengetahuan tentang-Ku Aku anggap seperti Diri-Ku Sendiri. Oleh karena dia tekun dalam bhakti rohani kepada-Ku, dia pasti mencapai kepada-Ku, tujuan tertinggi yang paling sempurna.<br />
<br />
Sesudah dilahirkan dan meninggal berulangkali, orang yang sungguh-sungguh memiliki pengetahuan menyerahkan diri kepada-Ku, dengan mengenal-Ku sebagai sebab segala sebab dan sebab segala sesuatu yang ada. Roh yang mulia seperti itu jarang sekali ditemukan.<br />
<br />
Orang yang kecerdasannya sudah dicuri oleh keinginan duniawi menyerahkan diri kepada para dewa dan mengikuti aturan dan peraturan sembahyang tertentu menurut sifatnya masing-masing.<br />
<br />
<b><i><span style="color: purple;">Aku bersemayam di dalam hati semua orang sebagai Roh Yang Utama</span></i></b>. Begitu seseorang menyembah dewa tertentu, Aku menjadikan kepercayaannya mantap supaya ia dapat menyerahkan diri kepada dewa itu.<br />
<br />
Setelah diberi kepercayaan seperti itu, dia berusaha menyembah dewa tertentu dan memperoleh apa yang diinginkannya. Tetapi sebenarnya hanya Aku Sendiri yang menganugerahkan berkat-berkat itu.<br />
<br />
Orang yang kurang cerdas menyembah para dewa, dan hasilnya terbatas dan sementara. Orang yang menyembah para dewa pergi ke planet-planet dewa, tetapi para penyembah-Ku akhirnya mencapai planet-Ku yang paling tinggi.<br />
<br />
Orang yang kurang cerdas, tidak mengenal Diri-Ku secara sempurna, menganggap bahwa dahulu Aku, Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Krishna, tidak bersifat pribadi dan sekarang Aku sudah berwujud dalam kepribadian ini. Oleh karena pengetahuan mereka sangat kurang, mereka tidak mengenal sifat-Ku yang lebih tinggi, yang tidak dapat dimusnahkan dan bersifat Mahakuasa.<br />
<br />
Aku tidak pernah terwujud kepada orang yang bodoh dan kurang cerdas. Bagi mereka, aku ditutupi oleh kekuatan dalam dari Diri-Ku. Karena itu, mereka tidak mengetahui bahwa Aku tidak dilahirkan dan tidak pernah gagal.<br />
<br />
Wahai Arjuna, sebagai Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, <b><i><span style="color: purple;">Aku mengetahui segala sesuatu yang terjadi pada masa lampau, segala sesuatu yang sedang terjadi sekarang, dan segala sesuatu yang akan terjadi pada masa yang akan datang.</span></i></b> Aku juga mengenal semua makhluk hidup, namun tiada seorangpun yang mengenal Diri-Ku.<br />
<br />
Wahai prabhu dari keluarga Bhārata, wahai penakluk musuh, semua makhluk hidup dilahirkan ke dalam khayalan, dan dibingungkan oleh hal-hal relatif yang timbul dari keinginan dan rasa benci.<br />
<br />
Orang yang sudah bertindak dengan cara yang saleh dalam penjelmaan-penjelmaan yang lalu dan dalam hidup ini dan dosanya sudah dihilangkan sepenuhnya, dibebaskan dari hal-hal relatif berupa khayalan, dan mereka menekuni bhakti kepada-Ku dengan ketabahan hati.<br />
<br />
Orang cerdas yang sedang berusaha mencapai pembebasan dari usia tua dan kematian berlindung kepada-Ku dalam bhakti. Mereka sungguh-sungguh Brahman karena mereka mengetahui sepenuhnya segala sesuatu tentang kegiatan rohani yang melampaui hal-hal duniawi.<br />
<br />
Orang yang sadar kepada-Ku sepenuhnya, yang mengenal Diri-Ku, Yang Mahakuasa, sebagai prinsip yang mengendalikan manifestasi material, para dewa dan segala cara korban suci, dapat mengerti dan mengenal Diri-Ku, Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, bahkan pada saat meninggal dunia sekalipun.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-292749793322530396.post-13700782782353962142018-06-29T05:55:00.001+07:002019-11-10T21:21:24.200+07:00#018 Bhagawad Gita 06Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: Orang yang tidak terikat pada hasil pekerjaannya dan bekerja menurut tugas kewajibannya berada pada tingkatan hidup untuk meninggalkan hal-hal duniawi. Dialah ahli kebatinan yang sejati, bukanlah orang yang tidak pernah menyalakan api dan tidak melakukan pekerjaan apapun yang menjadi sannyāsī dan yogi yang sejati.<br />
<br />
Hendaknya engkau mengetahui bahwa apa yang disebut melepaskan ikatan sama dengan yoga atau mengadakan hubungan antara diri kita dengan Yang Mahakuasa, wahai putera Pāṇḍu, sebab <b><i><span style="color: purple;">seseorang tidak akan pernah dapat menjadi yogi kecuali ia melepaskan keinginan untuk memuaskan indera-indera.</span></i></b><br />
<br />
Dikatakan bahwa pekerjaan adalah cara untuk orang yang baru mulai belajar sistem yoga yang terdiri dari delapan tahap, sedangkan menghentikan segala kegiatan material dikatakan sebagai cara untuk orang yang sudah maju dalam yoga.<br />
<br />
Dikatakan bahwa seseorang sudah maju dalam yoga apabila dia tidak bertindak untuk kepuasan indera-indera atau menjadi sibuk dalam kegiatan untuk membuahkan hasil setelah meninggalkan segala keinginan material.<br />
<br />
Seseorang harus menyelamatkan diri dengan bantuan pikirannya, dan tidak menyebabkan Diri-Nya merosot. Pikiran adalah kawan bagi roh yang terikat, dan pikiran juga musuhnya.<br />
<br />
<b><i><span style="color: purple;">Pikiran adalah kawan yang paling baik bagi orang yang sudah menaklukkan pikiran; tetapi bagi orang yang gagal mengendalikan pikiran, maka pikirannya akan tetap sebagai musuh yang paling besar.</span></i></b><br />
<br />
Orang yang sudah menaklukkan pikiran sudah mencapai kepada Roh Yang Utama, sebab dia sudah mencapai ketenangan. Bagi orang seperti itu, suka dan duka, panas dan dingin, penghormatan dan penghinaan semua sama.<br />
<br />
Dikatakan bahwa seseorang sudah mantap dalam keinsafan diri dan dia disebut seorang yogi (atau ahli kebatinan) apabila ia puas sepenuhnya atas dasar pengetahuan yang telah diperoleh dan keinsafan. Orang seperti itu mantap dalam kerohanian dan sudah mengendalikan diri. Dia melihat segala sesuatu—baik batu kerikil, batu maupun emas—sebagai hal yang sama.<br />
<br />
Seseorang dianggap lebih maju lagi apabila dia memandang orang jujur yang mengharapkan kesejahteraan, penolong yang penuh kasih sayang, orang netral, perantara, orang iri, kawan dan musuh, orang saleh dan orang yang berdosa dengan sikap pikiran yang sama.<br />
<br />
Seorang rohaniawan seharusnya selalu menjadikan badannya, pikiran dan Diri-Nya tekun dalam hubungan dengan Yang Mahakuasa. Hendaknya dia hidup sendirian di tempat yang sunyi dan selalu mengendalikan pikirannya dengan hati-hati. Seharusnya dia bebas dari keinginan dan rasa memiliki sesuatu.<br />
<br />
Untuk berlatih yoga, seseorang harus pergi ke tempat sunyi dan menaruh rumput kusa di atas tanah, kemudian menutupi rumput kusa itu dengan kulit rusa dan kain yang lunak. Tempat duduk itu hendaknya tidak terlalu tinggi ataupun terlalu rendah, dan sebaiknya terletak di tempat suci. Kemudian yogi harus duduk di atas tempat duduk itu dengan teguh sekali dan berlatih yoga untuk menyucikan hatinya dengan mengendalikan pikiran, indera-indera dan kegiatannya dan memusatkan pikiran pada satu titik.<br />
<br />
Seseorang harus menjaga badan, leher dan kepalanya tegak dalam garis lurus dan memandang ujung hidung dengan mantap. Seperti itu, dengan pikiran yang tidak goyah dan sudah ditaklukkan, bebas dari rasa takut, bebas sepenuhnya dari hubungan suami-isteri, hendaknya ia bersemadi kepada-Ku di dalam hati dan menjadikan Aku sebagai tujuan hidup yang tertinggi.<br />
<br />
Dengan berlatih mengendalikan badan, pikiran dan kegiatan senantiasa seperti itu, seorang ahli kebatinan yang melampaui keduniawian dengan pikiran yang teratur mencapai kerajaan Tuhan [atau tempat tinggal Krishna] dengan cara menghentikan kehidupan material.<br />
<br />
Wahai Arjuna, tidak mungkin seseorang menjadi yogi kalau dia makan terlalu banyak, makan terlalu sedikit, tidur terlalu banyak atau tidak tidur secukupnya.<br />
<br />
Orang yang teratur dalam kebiasaan makan, tidur, berekreasi dan bekerja dapat menghilangkan segala rasa sakit material dengan berlatih sistem yoga.<br />
<br />
Apabila seorang yogi mendisiplinkan kegiatan pikirannya dan menjadi mantap dalam kerohanian yang melampaui hal-hal duniawi—bebas dari segala keinginan material—dikatakan bahwa dia sudah mantap dengan baik dalam yoga.<br />
<br />
Ibarat lampu di tempat yang tidak ada angin tidak bergoyang, seorang rohaniawan yang pikirannya terkendalikan selalu mantap dalam semadinya pada sang diri yang rohani dan melampaui hal-hal duniawi.<br />
<br />
Pada tingkat kesempurnaan yang disebut semadi atau samadhi, pikiran seseorang terkekang sepenuhnya dari kegiatan pikiran yang bersifat material melalui latihan yoga. Ciri kesempurnaan itu ialah bahwa seseorang sanggup melihat sang diri dengan pikiran yang murni ia menikmati dan riang dalam sang diri. Dalam keadaan riang itu, seseorang berada dalam kebahagiaan rohani yang tidak terhingga, yang diinsafi melalui indera-indera rohani. Setelah menjadi mantap seperti itu, seseorang tidak pernah menyimpang dari kebenaran, dan setelah mencapai kedudukan ini, dia berpikir tidak ada keuntungan yang lebih besar lagi. Kalau ia sudah mantap dalam kedudukan seperti itu, ia tidak pernah tergoyahkan, bahkan di tengah-tengah kesulitan yang paling besar sekalipun. Ini memang kebebasan yang sejati dari segala kesengsaraan yang berasal dari hubungan material.<br />
<br />
Hendaknya seseorang menekuni latihan yoga dengan ketabahan hati dan keyakinan dan jangan disesatkan dari jalan itu. Hendaknya ia meninggalkan segala keinginan meterial yang dilahirkan dari angan-angan tanpa terkecuali, dan dengan demikian mengendalikan segala indera di segala sisi melalui pikiran.<br />
<br />
Berangsur-angsur, selangkah demi selangkah, seseorang harus mantap dalam semadi dengan menggunakan kecerdasan yang diperkokoh oleh keyakinan penuh, dan dengan demikian pikiran harus dipusatkan hanya kepada sang diri dan tidak memikirkan sesuatu selain itu.<br />
<br />
<b><i><span style="color: purple;">Dari manapun pikiran mengembara karena sifatnya yang berkedip-kedip dan tidak mantap, seseorang dengan pasti harus menarik pikirannya dan membawanya kembali di bawah pengendalian sang diri.</span></i></b><br />
<br />
Seorang yogi yang pikirannya sudah dipusatkan pada-Ku pasti mencapai kesempurnaan tertinggi kebahagiaan rohani. Dia berada di atas pengaruh sifat nafsu, dia menginsafi persamaan sifat antara Diri-Nya dan Yang Mahakuasa, dan dengan demikian dia dibebaskan dari segala reaksi perbuatan dari dahulu.<br />
<br />
Dengan demikian, seorang yogi yang sudah mengendalikan diri dan senantiasa menekuni latihan yoga dibebaskan dari segala pengaruh material dan mencapai tingkat tertinggi kebahagiaan yang sempurna dalam cinta-bhakti rohani kepada Tuhan.<br />
<br />
Seorang yogi yang sejati melihat Aku bersemayam di dalam semua makhluk hidup, dan dia juga melihat setiap makhluk hidup di dalam Diri-Ku. Memang, orang yang sudah insaf akan Diri-Nya melihat Aku, Tuhan Yang Maha Esa yang sama di mana-mana.<br />
<br />
Aku tidak pernah hilang bagi orang yang melihat Aku di mana-mana dan melihat segala sesuatu berada di dalam Diri-Ku, dan diapun tidak pernah hilang bagi-Ku.<br />
<br />
Seorang yogi seperti itu, yang menekuni pengabdian yang patut dihormati kepada Roh Yang Utama, dengan mengetahui bahwa Aku dan Roh Yang Utama adalah satu, selalu tetap di dalam Diri-Ku dalam segala keadaan.<br />
<br />
Orang yang melihat persamaan sejati semua makhluk hidup, baik yang dalam suka maupun dalam dukanya, menurut perbandingan dengan Diri-Nya sendiri, adalah yogi yang sempurna, wahai Arjuna.<br />
<br />
Arjuna berkata: O Madhusūdana,<b><i><span style="color: red;"> sistem yoga yang sudah Anda ringkas kelihatannya kurang praktis dan hamba tidak tahan melaksanakannya, sebab pikiran gelisah dan tidak mantap.</span></i></b><br />
Sebab pikiran gelisah, bergelora, keras dan kuat sekali, o Krishna, dan hamba pikir menaklukkan pikiran lebih sulit daripada mengendalikan angin.<br />
<br />
Sri Krishna bersabda: Wahai putera Kuntī yang berlengan perkasa, tentu saja <b><span style="color: purple;"><i>sulit mengendalikan pikiran yang gelisah, tetapi hal ini dimungkinkan dengan latihan yang <u>cocok </u>dan <u>ketidakterikatan</u>.</i></span></b><br />
<br />
<b><i><span style="color: purple;">Keinsafan diri</span></i></b> adalah pekerjaan yang sulit bagi orang yang pikirannya tidak terkendali. Tetapi orang yang pikirannya terkendali yang berusaha dengan cara yang cocok terjamin akan mencapai sukses. Itulah pendapat-Ku.<br />
<br />
Arjuna berkata: O Krishna, <b><i><span style="color: red;">bagaimana nasib seorang rohaniawan yang tidak mencapai sukses</span></i></b>, yang mulai mengikuti proses keinsafan diri pada permulaan dengan kepercayaan, tetapi kemudian berhenti karena pikiran yang duniawi dan dengan demikian tidak mencapai kesempurnaan dalam kebatinan?<br />
<br />
O Krishna yang berlengan perkasa, bukankah orang seperti itu yang telah dibingungkan hingga menyimpang dari jalan kerohanian jatuh dari sukses rohani maupun sukses material hingga Diri-Nya musnah, bagaikan awan yang diobrak-abrik, tanpa kedudukan di lingkungan manapun?<br />
<br />
Inilah keragu-raguan hamba, o Krishna, dan hamba memohon agar Anda menghilangkan keragu-raguan ini sepenuhnya. Selain Anda, tiada seorangpun yang dapat ditemukan untuk membinasakan keragu-raguan ini.<br />
<br />
Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: Putera Pṛthā, seorang rohaniwan yang sibuk dalam kegiatan yang mujur tidak mengalami kemusnahan baik di dunia ini maupun di dunia rohani; orang yang berbuat baik tidak pernah dikuasai oleh kejahatan, wahai kawan-Ku.<br />
<br />
Sesudah seorang <b><i><span style="color: purple;">yogi yang tidak mencapai sukses</span></i></b> menikmati selama bertahun-tahun di planet-planet makhluk yang saleh, <b><i><span style="color: purple;">ia dilahirkan dalam keluarga orang saleh atau dalam keluarga bangsawan yang kaya</span></i></b>.<br />
<br />
Atau [kalau dia belum mencapai sukses sesudah lama berlatih yoga] dia dilahirkan dalam keluarga rohaniwan yang pasti memiliki kebijaksanaan yang tinggi. Memang, jarang sekali seseorang dilahirkan dalam keadaan seperti itu di dunia ini.<br />
<br />
Sesudah dilahirkan seperti itu, sekali lagi dia menghidupkan kesadaran suci dari penjelmaannya yang dahulu, dan dia berusaha maju lebih lanjut untuk mencapai sukses yang lengkap, wahai putera Kuru.<br />
<br />
Berkat kesadaran suci dari penjelmaan sebelumnya, dengan sendirinya dia tertarik kepada prinsip-prinsip yoga—kendatipun tanpa diupayakan. Seorang rohaniwan yang ingin menemukan jawaban seperti itu selalu berada di atas prinsip-prinsip ritual dari Kitab Suci.<br />
<br />
Apabila seorang yogi tekun dengan usaha yang tulus ikhlas untuk maju lebih lanjut, dengan disucikan dari segala pencemaran, akhirnya ia mencapai kesempurnaan sesudah melatihnya selama banyak penjelmaan, dan ia mencapai tujuan tertinggi.<br />
<br />
Seorang yogi lebih mulia daripada orang yang bertapa, lebih mulia daripada orang yang mempelajari filsafat berdasarkan percobaan dan lebih mulia daripada orang yang bekerja dengan maksud mendapatkan hasil atau pahala. Karena itu, dalam segala keadaan, jadilah seorang yogi, wahai Arjuna.<br />
<br />
Di antara semua yogi, orang yang mempunyai keyakinan yang kuat dan selalu tinggal di dalam Diri-Ku, berpikir tentang Aku di dalam Diri-Nya, dan mengabdikan diri kepada-Ku dalam cinta bhakti rohani sudah bersatu dengan-Ku dalam yoga dengan cara yang paling dekat, dan dialah yang paling tinggi diantara semuanya. Itulah pendapat-Ku.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-292749793322530396.post-61642472536796587012018-06-29T05:52:00.000+07:002019-11-10T21:10:51.701+07:00#017 Bhagawad Gita 05<br />
Arjuna berkata: O Krishna, pertama-tama Anda meminta supaya hamba <b><i><span style="color: red;">melepaskan ikatan terhadap pekerjaan</span></i></b>, kemudian sekali lagi Anda menganjurkan <b><i><span style="color: red;">bekerja dengan bhakti</span></i></b>. Sekarang mohon memberitahukan kepada hamba secara pasti yang <b><i><span style="color: red;">mana di antara keduanya lebih bermanfaat</span></i></b>?<br />
<br />
Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa menjawab: Melepaskan ikatan terhadap pekerjaan dan bekerja dalam bhakti maka kedua-duanya bermanfaat untuk mencapai pembebasan. Tetapi di antara keduanya,<b><i><span style="color: purple;"><span style="background-color: white;"> pekerjaan dalam bhakti lebih baik</span> daripada melepaskan ikatan terhadap pekerjaan.</span></i></b><br />
<br />
Orang yang tidak membenci atau pun menginginkan hasil atau pahala dari kegiatannya dikenal sebagai orang yang selalu melepaskan ikatan. Orang seperti itu, yang bebas dari segala hal yang relatif, dengan mudah mengatasi ikatan material dan mencapai pembebasan sepenuhnya, wahai Arjuna yang berlengan perkasa.<br />
<br />
Hanya orang yang bodoh membicarakan bhakti [karma-yoga] sebagai hal yang berbeda dari mempelajari dunia material secara analisis [sankhya]. Orang yang benar-benar bijaksana mengatakan bahwa orang yang menekuni salah satu di antara kedua jalan tersebut dengan baik akan mencapai hasil dari kedua-duanya.<br />
<br />
Orang yang mengetahui bahwa kedudukan yang dicapai dengan cara belajar secara analisis juga dapat dicapai dengan bhakti, dan karena itu melihat bahwa pelajaran analisis dan bhakti sejajar, melihat hal-hal dengan sebenarnya.<br />
<br />
Kalau seseorang hanya melepaskan segala kegiatan namun tidak menekuni bhakti kepada Tuhan, itu tidak dapat membahagiakan Diri-Nya. Tetapi orang yang banyak berpikir yang menekuni bhakti dapat mencapai kepada Yang Mahakuasa dengan segera, wahai yang berlengan perkasa.<br />
<br />
Orang yang bekerja dalam bhakti, yang menjadi roh yang murni, yang mengendalikan pikiran dan indera-indera, dicintai oleh semua orang, dan diapun mencintai semua orang. Walaupun dia selalu bekerja, dia tidak pernah terikat.<br />
<br />
Walaupun orang yang sadar secara rohani sibuk dapat melihat, mendengar, meraba, mencium, makan, bergerak ke sana ke mari, tidur dan tarik nafas, dia selalu menyadari di dalam hatinya bahwa sesungguhnya dia sama sekali tidak berbuat apa-apa. Ia mengetahui bahwa berbicara, membuang hajat, menerima sesuatu, membuka atau memejamkan mata, ia selalu mengetahui bahwa hanyalah indera-indera material yang sibuk dengan obyek-obyeknya dan bahwa Diri-Nya menyisih dari indera-indera material tersebut.<br />
<br />
Orang yang melakukan tugas kewajibannya tanpa ikatan, dengan menyerahkan hasil perbuatan kepada Tuhan Yang Maha Esa, tidak dipengaruhi oleh perbuatan yang berdosa, ibarat daun bunga padma yang tidak disentuh oleh air.<br />
<br />
Para yogi yang melepaskan ikatan, bertindak dengan badan, pikiran, kecerdasan dan bahkan dengan indera-indera pun hanya dimaksudkan untuk penyucian diri.<br />
<br />
<b><i><span style="color: purple;">Orang yang berbhakti secara mantap mencapai kedamaian yang murni karena dia mempersembahkan hasil segala kegiatan kepada-Ku</span></i></b>; sedangkan orang yang tidak bergabung dengan Yang Mahasuci, dan kelobaan untuk mendapat hasil dari pekerjaannya, menjadi terikat.<br />
<br />
Apabila makhluk hidup yang membadan mengendalikan sifatnya dan secara mental melepaskan ikatan terhadap segala perbuatan, ia akan tinggal dengan bahagia di kota yang mempunyai sembilan pintu gerbang [badan jasmani], dan ia tidak bekerja ataupun menyebabkan pekerjaan dilakukan.<br />
<br />
Sang roh di dalam badan, penguasa kota badannya, tidak menciptakan kegiatan, tidak menyebabkan orang bertindak ataupun menciptakan hasil perbuatan. Segala hal tersebut dilaksanakan oleh sifat-sifat alam material.<br />
<br />
Tuhan Yang Maha Esa tidak mengambil kegiatan yang berdosa atau kegiatan saleh yang dilakukan oleh siapapun. Akan tetapi, makhluk yang membadan dibingungkan karena kebodohan yang menutupi pengetahuan mereka yang sejati.<br />
<br />
Akan tetapi, apabila seseorang dibebaskan dari kebodohannya dengan pengetahuan yang membinasakan kebodohan, pengetahuannya mengungkapkan segala sesuatu, seperti matahari menerangi segala sesuatu pada waktu siang.<br />
<br />
Apabila kecerdasan, pikiran, maupun kepercayaan dan tempat berlindung seseorang semua mantap dalam Yang Mahakuasa, dia disucikan sepenuhnya dari keragu-raguan mengetahui pengetahuan yang lengkap dan dengan demikian dia maju lurus menempuh jalan pembebasan.<br />
<br />
Para resi yang rendah hati, berdasarkan pengetahuan yang sejati, melihat seorang brahmaṇā yang bijaksana dan lemah lembut, seekor sapi, seekor gajah, seekor anjing dan orang yang makan anjing dengan penglihatan yang sama.<br />
<br />
Orang yang pikirannya telah mantap dalam persamaan dan kemerataan sikap, telah mengalahkan keadaan kelahiran dan kematian. Bagaikan Brahman mereka bebas dari kelemahan, dan karena itu mereka sudah mantap dalam Brahman.<br />
<br />
Seseorang sudah mantap dalam kerohanian jika ia tidak merasa riang bila mendapatkan sesuatu yang menyenangkan ataupun menyesal bila ia mendapatkan sesuatu yang tidak menyenangkan, paham tentang Diri-Nya sendiri, tidak dibingungkan, dan menguasai ilmu pengetahuan tentang Tuhan.<br />
<br />
Orang yang sudah mencapai pembebasan seperti itu tidak tertarik kesenangan indera-indera material, melainkan dia selalu berada dalam semadi, dan menikmati kebahagiaan di dalam hatinya. Dengan cara demikian, orang yang sudah insaf akan Diri-Nya menikmati kebahagiaan yang tidak terhingga, sebab ia memusatkan pikirannya kepada Yang Mahakuasa.<br />
<br />
Orang cerdas tidak ikut serta dalam sumber-sumber kesengsaraan, yang disebabkan oleh hubungan dengan indera-indera material. Wahai putera Kuntī, kesenangan seperti itu berawal dan berakhir, karena itu, orang bijaksana tidak bersenang hati dengan hal-hal itu.<br />
<br />
Kalau seseorang dapat menahan dorongan indera-indera material dan menahan kekuatan keinginan dan amarah sebelum ia meninggalkan badan yang dimilikinya sekarang, maka kedudukannya baik dan ia berbahagia di dunia ini.<br />
<br />
Orang yang berbahagia di dalam Diri-Nya, giat dan riang di dalam Diri-Nya, dan tujuannya di dalam Diri-Nya, sungguh-sungguh ahli kebatinan yang sempurna. Dia mencapai pembebasan dalam Yang Mahakuasa, dan akhirnya dia mencapai kepada Yang Mahakuasa.<br />
<br />
Orang yang berada di luar hal-hal yang relatif yang berasal dari keragu-raguan, dengan pikirannya tekun di dalam hati, selalu sibuk bekerja demi kesejahteraan semua makhluk hidup, dan bebas dari segala dosa, mencapai pembebasan dalam Yang Mahakuasa.<br />
<br />
Orang yang bebas dari amarah dan segala keinginan material, insaf akan diri, berdisiplin diri dan senantiasa berusaha mencapai kesempurnaan, pasti akan mencapai pembebasan dalam Yang Mahakuasa dalam waktu yang dekat sekali.<br />
<br />
Dengan menutup indera terhadap segala obyek indera dari luar, menjaga mata dan penglihatan dipusatkan antara kedua alis mata, menghentikan nafas keluar dan masuk di dalam lobang hidung, dan dengan cara demikian mengendalikan pikiran, indera-indera dan kecerdasan, seorang rohaniwan yang bertujuan mencapai pembebasan menjadi bebas dari keinginan, rasa takut dan amarah. Orang yang selalu berada dalam keadaan demikian pasti mencapai pembebasan.<br />
<br />
Orang yang sadar kepada-Ku sepenuhnya, karena ia mengenal Aku sebagai Penerima utama segala korban suci dan pertapaan, Tuhan Yang Maha Esa penguasa semua planet dan dewa, dan penolong yang mengharapkan kesejahteraan semua mahkluk hidup, akan mencapai kedamaian dari penderitaan kesengsaraan material.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-292749793322530396.post-62210107073447758522018-06-29T05:50:00.001+07:002019-11-11T10:38:49.024+07:00#016 Bhagawad Gita 04Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Sri Krishna, bersabda: Aku telah mengajarkan ilmu pengetahuan yoga ini yang tidak dapat dimusnahkan kepada dewa matahari, Vivasvan, kemudian Vivasvan mengajarkan ilmu pengetahuan ini kepada Manu, ayah manusia, kemudian Manumengajarkan ilmu pengetahuan itu kepada Ikṣvāku.<br />
<br />
Ilmu pengetahuan yang paling utama ini diterima dengan cara sedemikian rupa melalui rangkaian garis perguruan guru-guru kerohanian, dan para rājā yang suci mengerti ilmu pengetahuan tersebut dengan cara seperti itu. Tetapi sesudah beberapa waktu, garis perguruan itu terputus; karena itu, rupanya ilmu pengetahuan yang asli itu sudah hilang.<br />
<br />
Ilmu pengetahuan yang abadi tersebut mengenai hubungan dengan Yang Mahakuasa hari ini Kusampaikan kepadamu, sebab engkau adalah penyembah dan kawan-Ku; karena itulah engkau dapat mengerti rahasia rohani ilmu pengetahuan ini.<br />
<br />
Arjuna berkata: Vivasvan, <b><i><span style="color: red;">dewa matahari, lebih tua daripada Anda menurut kelahiran. Bagaimana hamba dapat mengerti bahwa pada awal Anda mengajarkan ilmu pengetahuan ini kepada beliau?</span></i></b><br />
<br />
Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: <b><i><span style="color: purple;">Engkau dan Aku sudah dilahirkan berulangkali. Aku dapat ingat segala kelahiran itu, tetapi engkau tidak dapat ingat</span></i></b>, wahai penakluk musuh!<br />
<br />
Walaupun Aku tidak dilahirkan dan badan rohani-Ku tidak pernah merosot, dan walaupun Aku Penguasa semua makhluk hidup, Aku masih muncul pada setiap jaman dalam bentuk rohani-Ku yang asli.<br />
<br />
Kapan pun dan di mana pun pelaksanaan dharma merosot dan hal-hal yang bertentangan dengan dharma merājā lela—pada waktu itulah Aku Sendiri menjelma, wahai putera keluarga Bhārata.<br />
<br />
<b><i><span style="color: purple;">Untuk menyelamatkan orang saleh, membinasakan orang jahat dan untuk menegakkan kembali prinsip-prinsip dharma, </span><span style="color: purple;">Aku sendiri muncul pada setiap jaman.</span></i></b><br />
<br />
Orang yang mengenal sifat rohani kelahiran dan kegiatan-Ku tidak dilahirkan lagi di dunia material ini setelah meninggalkan badan, melainkan ia mencapai tempat tinggal-Ku yang kekal, wahai Arjuna.<br />
<br />
Banyak orang pada masa lampau disucikan oleh pengetahuan tentang-Ku dengan dibebaskan dari ikatan, rasa takut dan amarah, khusuk sepenuhnya berpikir tentang-Ku dan berlindung kepada-Ku—dan dengan demikian mereka semua mencapai cinta-bhakti rohani kepada-Ku.<br />
<br />
Sejauh mana semua orang menyerahkan diri kepada-Ku, Aku menganugerahi mereka sesuai dengan penyerahan Diri-Nya itu. Semua orang menempuh jalan-Ku dalam segala hal, wahai putera Pṛthā.<br />
<br />
Orang di dunia ini menginginkan sukses dalam kegiatan yang dimaksudkan untuk membuahkan hasil; karena itu, mereka menyembah para dewa. Tentu saja, manusia cepat mendapat hasil dari pekerjaan yang dimaksudkan untuk membuahkan hasil di dunia ini.<br />
<br />
Menurut tiga sifat alam dan pekerjaan yang ada hubungannya dengan sifat-sifat itu, empat bagian masyarakat manusia diciptakan oleh-Ku. Walaupun Akulah yang menciptakan sistem ini, hendaknya engkau mengetahui bahwa Aku tetap sebagai yang tidak berbuat, karena Aku tidak dapat diubah.<br />
<br />
Tidak ada pekerjaan yang mempengaruhi Diri-Ku; Aku juga tidak bercita-cita mendapat hasil dari perbuatan. Orang yang mengerti kenyataan ini tentang Diri-Ku juga tidak akan terikat dalam reaksi-reaksi hasil pekerjaan.<br />
<br />
Semua orang yang sudah mencapai pembebasan pada jaman purbakala bertindak dengan pengertian tersebut tentang sifat rohani-Ku. Karena itu, sebaiknya engkau melaksanakan tugas kewajibanmu dengan mengikuti langkah-langkah mereka.<br />
<br />
Orang cerdaspun bingung dalam menentukan apa itu perbuatan dan apa arti tidak melakukan perbuatan. Sekarang Aku akan menjelaskan kepadamu <i><b><span style="color: red;">apa arti perbuatan</span></b></i>, dan setelah mengetahui tentang hal ini engkau akan dibebaskan dari segala nasib yang malang.<br />
<br />
Seluk beluk perbuatan sulit sekali dimengerti. Karena itu, hendaknya seseorang mengetahui dengan sebenarnya apa arti perbuatan, apa arti perbuatan yang terlarang, dan apa arti tidak melakukan perbuatan.<br />
<br />
Orang yang melihat <b><i><span style="color: purple;">keadaan tidak melakukan perbuatan dalam perbuatan</span></i></b>, dan <b><i><span style="color: purple;">perbuatan dalam keadaan tidak melakukan perbuatan</span></i></b>, adalah <b><i><span style="color: purple;">orang cerda</span></i></b>s dalam masyarakat manusia. Dia berada dalam kedudukan rohani, walaupun ia sibuk dalam segala jenis kegiatan.<br />
Dimengerti bahwa seseorang memiliki pengetahuan sepenuhnya kalau <b><i><span style="color: purple;">setiap usahanya bebas dari keinginan untuk kepuasan indera-indera</span></i></b>. Para resi mengatakan bahwa reaksi pekerjaan orang yang bekerja seperti itu sudah dibakar oleh api pengetahuan yang sempurna.<br />
<br />
Dengan melepaskan segala ikatan terhadap segala hasil kegiatannya, selalu puas dan bebas, dia tidak melakukan perbuatan apapun yang dimaksudkan untuk membuahkan hasil atau pahala, walaupun ia sibuk dalam segala jenis usaha.<br />
<br />
Orang yang mengerti bertindak dengan pikiran dan kecerdasan dikendalikan secara sempurna. Ia meninggalkan segala rasa memiliki harta bendanya dan hanya bertindak untuk kebutuhan dasar hidup. Bekerja dengan cara seperti itu, ia tidak dipengaruhi oleh reaksi-reaksi dosa.<br />
<br />
<b><i><span style="color: purple;">Orang yang puas dengan keuntungan yang datang dengan sendirinya, bebas dari hal-hal relatif, tidak iri hati, dan mantap baik dalam sukses maupun kegagalan, tidak pernah terikat, walaupun ia melakukan perbuatan.</span></i></b><br />
<br />
Pekerjaan orang yang tidak terikat kepada sifat-sifat alam material dan mantap sepenuhnya dalam pengetahuan rohani menunggal sepenuhnya ke dalam kerohanian.<br />
<br />
Orang yang tekun sepenuhnya dalam kesadaran Krishna pasti akan mencapai kerajaan rohani karena dia sudah menyumbang sepenuhnya kepada kegiatan rohani. Dalam kegiatan rohani tersebut penyempurnaan bersifat mutlak dan apa yang dipersembahkan juga mempunyai sifat rohani yang sama.<br />
<br />
Beberapa yogi menyembah para dewa yang sempurna dengan cara menghaturkan berbagai jenis korban suci kepada mereka, dan beberapa di antaranya mempersembahkan korban-korban suci dalam api Brahman Yang Paling Utama.<br />
<br />
Beberapa orang [para brahmacari yang tidak ternoda] mengorbankan proses mendengar dan indera-indera di dalam api pengendalian pikiran, dan orang lain [orang yang berumah tangga yang teratur] mengorbankan obyek-obyek indera ke dalam api indera-indera.<br />
<br />
Orang lain, yang berminat mencapai keinsafan diri dengan cara mengendalikan pikiran dan indera-indera, mempersembahkan fungsi-fungsi semua indera, dan nafas kehidupan, sebagai persembahan ke dalam api pikiran yang terkendalikan.<br />
<br />
Setelah bersumpah dengan tegas, beberapa di antara mereka dibebaskan dari kebodohan dengan cara mengorbankan harta bendanya, sedangkan orang lain dengan melakukan pertapaan yang keras, dengan berlatih yoga kebatinan terdiri dari delapan bagian, atau dengan mempelajari Veda untuk maju dalam pengetahuan rohani.<br />
<br />
Ada orang lain yang tertarik pada proses menahan nafas agar tetap dalam semadi. Mereka berlatih dengan mempersembahkan gerak nafas ke luar ke dalam nafas yang masuk, dan nafas yang masuk ke dalam nafas yang ke luar, dan dengan demikian akhirnya mereka mantap dalam semadi, dengan menghentikan nafas sama sekali. Orang lain membatasi proses makan, dan mempersembahkan nafas ke luar ke dalam nafas yang ke luar sebagai korban suci.<br />
<br />
Semua pelaksana kegiatan tersebut yang mengetahui arti korban suci disucikan dari reaksi-reaksi dosa, dan sesudah merasakan rasa manis yang kekal hasil korban-korban suci, mereka maju menuju alam kekal yang paling utama.<br />
<br />
Wahai yang paling baik dari keluarga besar Kuru, tanpa korban suci seseorang tidak pernah dapat hidup dengan bahagia baik di planet ini maupun dalam hidup ini: Kalau demikian bagaimana tentang penjelmaan yang akan datang?<br />
<br />
Segala jenis korban suci tersebut dibenarkan dalam Veda, dan semuanya dilahirkan dari berbagai jenis pekerjaan. Dengan mengetahui jenis-jenis korban suci tersebut dengan cara seperti itu, engkau akan mencapai pembebasan.<br />
<br />
Wahai penakluk musuh, <b><i><span style="color: purple;">korban suci yang dilakukan dengan pengetahuan lebih baik daripada hanya mengorbankan harta benda material.</span></i></b> Wahai putera Pṛthā, bagaimanapun, maka segala korban suci yang terdiri dari pekerjaan memuncak dalam pengetahuan rohani.<br />
<br />
Cobalah mempelajari kebenaran dengan cara mendekati seorang guru kerohanian. Bertanya kepada beliau dengan tunduk hati dan mengabdikan diri kepada beliau. Orang yang sudah insaf akan Diri-Nya dapat memberikan pengetahuan kepadamu karena mereka sudah melihat kebenaran itu.<br />
<br />
Setelah memperoleh pengetahuan yang sejati dari orang yang sudah insaf akan Diri-Nya, engkau tidak akan pernah jatuh ke dalam khayalan seperti ini, sebab dengan pengetahuan ini engkau dapat melihat bahwa semua makhluk hidup tidak lain daripada bagian Yang Mahakuasa, atau dengan kata lain, bahwa mereka milik-Ku.<br />
<br />
Seperti halnya api yang berkobar mengubah kayu bakar menjadi abu, begitu pula api pengetahuan membakar segala reaksi dari kegiatan material hingga menjadi abu, wahai Arjuna.<br />
<br />
<b><i><span style="color: purple;">Di dunia ini, tiada sesuatupun yang semulia dan sesuci pengetahuan yang melampaui hal-hal duniawi. Pengetahuan seperti itu adalah buah matang dari segala kebatinan.</span></i></b> Orang yang sudah ahli dalam latihan bhakti menikmati pengetahuan ini dalam Diri-Nya sesudah beberapa waktu.<br />
<br />
Orang setia yang sudah menyerahkan diri kepada pengetahuan yang melampaui hal-hal duniawi dan menaklukkan indera-inderanya memenuhi syarat untuk mencapai pengetahuan seperti itu, dan setelah mencapai pengetahuan itu, dengan cepat sekali ia mencapai kedamaian rohani yang paling utama.<br />
<br />
<b><i><span style="color: purple;">Tetapi orang yang bodoh dan tidak percaya yang ragu-ragu tentang Kitab-kitab Suci yang diwahyukan, tidak akan mencapai kesadaran terhadap Tuhan Yang Maha Esa; melainkan mereka jatuh.</span></i></b> Tidak ada kebahagiaan bagi orang yang ragu-ragu, baik di dunia ini maupun dalam penjelmaan yang akan datang.<br />
<br />
Orang yang bertindak dalam bhakti, dan melepaskan ikatan terhadap hasil perbuatannya, dan keragu-raguannya sudah dibinasakan oleh pengetahuan rohani sungguh-sungguh mantap dalam sang diri. Dengan demikian, ia tidak diikat oleh reaksi pekerjaan, wahai perebut kekayaan.<br />
<br />
Karena itu, <b><i><span style="color: purple;">keragu-raguan yang telah timbul dalam hatimu karena kebodohan harus dipotong dengan senjata pengetahuan</span></i></b>. Wahai Bhārata, dengan bersenjatakan yoga, bangunlah dan bertempur.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-292749793322530396.post-19914086117237299832018-06-29T05:47:00.000+07:002019-11-11T00:13:25.339+07:00#015 Bhagawad Gita 03Arjuna berkata: O Janārdana, o Kesava,<b><i><span style="color: red;"> mengapa Anda ingin supaya hamba menjadi sibuk dalam perang yang mengerikan ini, kalau Anda menganggap kecerdasan lebih baik daripada pekerjaan yang dimaksudkan untuk membuahkan hasil? </span></i></b><i><b><span style="color: red;">Kecerdasan hamba dibingungkan oleh pelajaran Anda yang mengandung dua arti</span></b></i>. Karena itu, mohon <i><b><span style="color: red;">beritahukan kepada hamba dengan pasti mana yang paling bermanfaat untuk hamba</span></b></i>.<br />
<br />
Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: O Arjuna yang tidak berdosa, Aku sudah menjelaskan bahwa ada dua golongan manusia yang berusaha menginsafi sang diri. Beberapa orang berminat mengerti tentang hal itu <b><i><span style="color: purple;">melalui angan-angan filsafat</span></i></b> berdasarkan percobaan, sedangkan orang lain berusaha mengerti tentang hal itu melalui <b><i><span style="color: purple;">bhakti</span></i></b>.<br />
<br />
Bukan hanya dengan menghindari pekerjaan seseorang dapat mencapai pembebasan dari reaksi, dan bukan hanya dengan melepaskan ikatan saja seseorang dapat mencapai kesempurnaan.<br />
<br />
Semua orang dipaksakan bekerja tanpa berdaya menurut sifat-sifat yang telah diperolehnya dari sifat-sifat alam material; karena itu, tiada seorangpun yang dapat menghindari berbuat sesuatu, bahkan selama sesaatpun.<br />
<br />
Orang yang mengekang indera-indera yang bekerja tetapi pikirannya merenungkan obyek-obyek indera pasti menipu Diri-Nya sendiri dan disebut orang yang berpura-pura.<br />
<br />
Di pihak lain, kalau orang yang tulus ikhlas berusaha mengendalikan indera-indera yang giat dengan pikiran dan mulai melakukan karma-yoga (dalam kesadaran Krishna) tanpa ikatan, ia jauh lebih maju.<br />
<br />
<b><i><span style="color: purple;">Lakukanlah tugas kewajibanmu yang telah ditetapkan, sebab melakukan hal demikian lebih baik daripada tidak bekerja</span></i>.</b> Seseorang bahkan tidak dapat memelihara badan jasmaninya tanpa bekerja.<br />
<br />
Pekerjaan yang dilakukan sebagai korban suci untuk Visnu harus dilakukan. Kalau tidak, pekerjaan mengakibatkan ikatan di dunia material ini. Karena itu, lakukanlah tugas kewajibanmu yang telah ditetapkan guna memuaskan Beliau, wahai putera Kuntī. Dengan cara demikian, engkau akan selalu tetap bebas dari ikatan.<br />
<br />
Pada awal ciptaan, Penguasa semua makhluk mengirim generasi-generasi manusia dan dewa, beserta korban-korban suci untuk Visnu, dan memberkahi mereka dengan bersabda: Berbahagialah engkau dengan yajñā [korban suci] ini sebab pelaksanaannya akan menganugerahkan segala sesuatu yang dapat diinginkan untuk hidup secara bahagia dan mencapai pembebasan.<br />
<br />
Para dewa, sesudah dipuaskan dengan korban-korban suci, juga akan memuaskan engkau. Dengan demikian, melalui kerja sama antara manusia dengan para dewa, kemakmuran akan berkuasa bagi semua.<br />
<br />
Para dewa mengurus berbagai kebutuhan hidup. Bila para dewa dipuaskan dengan pelaksanaan yajñā [korban suci], mereka akan menyediakan segala kebutuhan untukmu. Tetapi orang yang menikmati berkat-berkat itu tanpa mempersembahkannya kepada para dewa sebagai balasan pasti adalah pencuri.<br />
<br />
Para penyembah Tuhan dibebaskan dari segala jenis dosa karena mereka makan makanan yang dipersembahkan terlebih dahulu untuk korban suci. Orang lain, yang menyiapkan makanan untuk kenikmatan indera-indera pribadi, sebenarnya hanya makan dosa saja.<br />
<br />
Semua badan yang bernyawa hidup dengan cara makan biji-bijian, yang dihasilkan dari hujan. Hujan dihasilkan oleh pelaksanaan yajñā [korban suci] dan yajñā dilahirkan dari tugas kewajiban yang sudah ditetapkan.<br />
<br />
Arjuna yang baik hati, orang yang tidak mengikuti sistem korban suci tersebut yang ditetapkan dalam Veda pasti hidup dengan cara yang penuh dosa. Siasialah kehidupan orang seperti itu yang hanya hidup untuk memuaskan indera-indera.<br />
<br />
Tetapi orang yang bersenang hati di dalam sang diri, yang hidup sebagai manusia demi keinsafan diri, dan berpuas hati di dalam sang diri saja, puas sepenuhnya—bagi orang tersebut tidak ada tugas kewajiban.<br />
<br />
Orang yang sudah insaf akan Diri-Nya tidak mempunyai maksud untuk dipenuhi dalam pelaksanaan tugas-tugas kewajibannya, dan dia juga tidak mempunyai alasan untuk tidak melaksanakan pekerjaan seperti itu. Dia juga tidak perlu bergantung pada makhluk hidup manapun.<br />
<br />
Karena itu <b><i><span style="color: purple;">hendaknya seseorang bertindak karena kewajiban tanpa terikat terhadap hasil kegiatan</span></i></b>, sebab dengan bekerja tanpa ikatan terhadap hasil seseorang sampai kepada Yang Mahakuasa.<br />
<br />
Raja-raja yang seperti Janaka mencapai kesempurnaan hanya dengan pelaksanaan tugas-tugas kewajiban yang telah ditetapkan. Karena itu, untuk mendidik rakyat umum, hendaknya engkau melakukan pekerjaanmu.<br />
<br />
Perbuatan apapun yang dilakukan orang besar, akan diikuti oleh orang awam. Standar apa pun yang ditetapkan dengan perbuatannya sebagai teladan, diikuti oleh seluruh dunia.<br />
<br />
Wahai putera Pṛthā, tidak ada pekerjaan yang ditetapkan bagiku dalam seluruh tiga susunan planet. Aku juga tidak kekurangan apapun dan Aku tidak perlu memperoleh sesuatu, namun <b><i><span style="color: purple;">Aku sibuk melakukan tugas-tugas kewajiban yang sudah ditetapkan.</span></i></b><br />
<br />
Sebab kalau Aku pernah gagal menekuni pelaksanaan tugas-tugas kewajiban yang telah ditetapkan dengan teliti, tentu saja semua orang akan mengikuti jalan-Ku, wahai putera Pārtha.<br />
<br />
Kalau Aku tidak melakukan tugas-tugas kewajiban yang sudah ditetapkan, maka semua dunia ini akan hancur. <b><i><span style="color: purple;">Kalau Aku berbuat demikian, berarti Aku menyebabkan penduduk yang tidak dinginkan diciptakan,</span></i></b> dan dengan demikian Aku menghancurkan kedamaian semua makhluk hidup.<br />
<br />
Seperti halnya orang bodoh melakukan tugas-tugas kewajibannya dengan ikatan terhadap hasil, begitu pula orang bijaksana dapat bertindak dengan cara yang serupa, tetapi tanpa ikatan, dengan tujuan memimpin rakyat dalam menempuh jalan yang benar.<br />
<br />
Agar tidak mengacaukan pikiran orang bodoh yang terikat terhadap hasil atau pahala dari tugas-tugas kewajiban yang telah ditetapkan, hendaknya orang bijaksana jangan menyuruh mereka berhenti bekerja. Melainkan, sebaiknya ia bekerja dengan semangat bhakti dan menjadikan mereka sibuk dalam segala jenis kegiatan (untuk berangsur-angsur mengembangkan kesadaran Krishna).<br />
<br />
Sang roh yang dibingungkan oleh pengaruh keakuan palsu menganggap Diri-Nya pelaku kegiatan yang sebenarnya dilakukan oleh tiga sifat alam material.<br />
<br />
Orang yang memiliki pengetahuan tentang Kebenaran Mutlak tidak menjadi sibuk dalam indera-indera dan kepuasan indera-indera, sebab ia mengetahui dengan baik perbedaan antara pekerjaan dalam bhakti dan pekerjaan yang dimaksudkan untuk membuahkan hasil atau pahala, wahai yang berlengan perkasa.<br />
<br />
Oleh karena orang bodoh dibingungkan oleh sifat-sifat alam material, maka mereka sepenuhnya menekuni kegiatan material hingga menjadi terikat. Tetapi sebaiknya orang bijaksana jangan menggoyahkan mereka, walaupun tugas-tugas tersebut lebih rendah karena yang melakukan tugas-tugas itu kekurangan pengetahuan.<br />
<br />
O Arjuna, karena itu, dengan menyerahkan segala pekerjaanmu kepada-Ku, dengan pengetahuan sepenuhnya tentang-Ku, bebas dari keinginan untuk keuntungan, tanpa tuntutan hak milik, dan bebas dari sifat malas, bertempurlah.<br />
<br />
Orang yang melakukan tugas-tugas kewajibannya menurut perintah-perintah-Ku dan mengikuti ajaran ini dengan setia, bebas dari rasa iri, dibebaskan dari ikatan perbuatan yang dimaksudkan untuk membuahkan hasil.<br />
<br />
Tetapi orang yang tidak mengikuti ajaran ini secara teratur karena rasa iri dianggap kehilangan segala pengetahuan, dijadikan bodoh, dan dihancurkan dalam usahanya untuk mencari kesempurnaan.<br />
<br />
Orang yang berpengetahuanpun bertindak menurut sifatnya sendiri, sebab semua orang mengikuti sifat yang telah diperolehnya dari tiga sifat alam. Karena itu apa yang dapat dicapai dengan pengekangan?<br />
<br />
Ada prinsip-prinsip untuk mengatur ikatan dan rasa tidak suka berhubungan dengan indera-indera dan obyek-obyeknya. Hendaknya seseorang jangan dikuasai oleh ikatan dan rasa tidak suka seperti itu, sebab hal-hal itu merupakan batu-batu rintangan pada jalan menuju keinsafan diri.<br />
<br />
Jauh lebih baik melaksanakan tugas-tugas kewajiban yang sudah ditetapkan untuk diri kita, walaupun kita berbuat kesalahan dalam tugas-tugas itu, daripada melakukan tugas kewajiban orang lain secara sempurna. Kemusnahan sambil melaksanakan tugas kewajiban sendiri lebih baik daripada menekuni tugas kewajiban orang lain, sebab mengikuti jalan orang lain berbahaya.<br />
<br />
Arjuna berkata: <b><i><span style="color: red;">Apa yang mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan yang berdosa, walaupun dia tidak menginginkan demikian, seolah-olah dia dipaksakan untuk berbuat begitu?</span></i></b><br />
<br />
Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: Wahai Arjuna, hanya <i><b><span style="color: purple;">hawa nafsu </span></b></i>saja, yang dilahirkan dari hubungan dengan sifat nafsu material dan kemudian <b><i><span style="color: purple;">diubah menjadi amarah</span></i></b>, yang menjadi musuh dunia ini. Musuh itu<b><i> <span style="color: purple;">penuh dosa</span></i></b> dan menelan segala sesuatu.<br />
<br />
Seperti halnya api ditutupi oleh asap, cermin ditutupi oleh debu, atau janin ditutupi oleh kandungan, begitu pula, <b><i><span style="color: purple;">makhluk hidup ditutupi oleh berbagai tingkat hawa nafsu ini.</span></i></b><br />
<br />
Seperti itulah kesadaran murni makhluk hidup yang bijaksana ditutupi oleh musuhnya yang kekal dalam bentuk nafsu, yang tidak pernah puas dan membakar bagaikan api.<br />
<br />
<b><i><span style="color: purple;">Indera-indera, pikiran dan kecerdasan adalah tempat duduk hawa nafsu tersebut.</span></i></b> Melalui indera-indera, pikiran dan kecerdasan hawa nafsu menutupi pengetahuan sejati makhluk hidup dan membingungkannya.<br />
<br />
<b><i><span style="color: purple;">Indera-indera yang bekerja lebih halus daripada alam yang bersifat mati; pikiran lebih halus daripada indera-indera; kecerdasan lebih halus lagi daripada pikiran; dan dia [sang roh] lebih halus lagi daripada kecerdasan.</span></i></b><br />
<br />
Dengan mengetahui Diri-Nya melampaui indera-indera meterial, pikiran dan kecerdasan, hendaknya seseorang memantapkan pikiran dengan kecerdasan rohani yang bertabah hati [kesadaran Krishna], dan dengan demikian—<b><i><span style="color: purple;">melalui kekuatan rohani, mengalahkan hawa nafsu, musuh yang tidak pernah puas</span></i></b>, wahai Arjuna yang berlengan perkasa.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-292749793322530396.post-79652468943116604762018-06-29T05:45:00.003+07:002019-11-11T09:21:29.762+07:00#014 Bhagawad Gita 02<b>RINGKASAN</b><br />
<br />
Sañjaya berkata: setelah melihat Arjuna tergugah rasa kasih sayang dan murung, matanya penuh air mata, Madhusūdana, Krishna, bersabda sebagai berikut.<br />
<br />
Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: Arjuna yang baik hati, bagaimana sampai hal-hal yang kotor ini menghinggapi dirimu? <b><i><span style="color: purple;">Hal-hal ini sama sekali tidak pantas bagi orang yang mengetahui nilai hidup</span></i></b>. Hal-hal seperti itu tidak membawa seseorang ke planet-planet yang lebih tinggi, melainkan menjerumuskan Diri-Nya ke dalam penghinaan.<br />
<br />
Wahai putera Pṛthā, jangan menyerah kepada kelemahan yang hina ini. Itu tidak pantas bagimu. Tinggalkanlah kelemahan hati yang remeh itu dan bangunlah, wahai yang menghukum musuh<br />
<br />
Arjuna berkata: O Pembunuh musuh, o Pembunuh Madhu, <b><i><span style="color: red;">bagaimana saya dapat membalas serangan orang seperti Bhīṣma dan Drona dengan panah pada medan perang, padahal seharusnya saya menyembah mereka?</span></i></b><br />
<br />
Wahai putera Kuntī, <b><i><span style="color: purple;">suka dan duka muncul untuk sementara dan hilang sesudah beberapa waktu, bagaikan mulai dan berakhirnya musim dingin dan musim panas. </span></i></b>Hal-hal itu timbul dari penglihatan indera, dan seseorang harus belajar cara mentolerir hal-hal itu tanpa goyah, wahai putera keluarga Bhārata.<br />
<br />
Wahai manusia yang paling baik (Arjuna), <b><i><span style="color: purple;">orang yang tidak goyah karena suka ataupun duka dan mantap dalam kedua keadaan itu pasti memenuhi syarat untuk mencapai pembebasan.</span></i></b><br />
<br />
Orang yang melihat kebenaran sudah menarik kesimpulan bahwa apa yang tidak ada [badan jasmani] tidak tahan lama dan yang kekal [sang roh] tidak berubah. Inilah kesimpulan mereka setelah mempelajari sifat kedua-duanya.<br />
<br />
Hendaknya engkau mengetahui bahwa apa yang ada dalam seluruh badan tidak dapat dimusnahkan. <b><i><span style="color: purple;">Tidak seorangpun dapat membinasakan sang roh yang tidak dapat dimusnahkan itu.</span></i></b><br />
<br />
<b><i><span style="color: purple;">Seperti halnya seseorang mengenakan pakaian baru, dan membuka pakaian lama, begitu pula sang roh menerima badan-badan jasmani yang baru, dengan meninggalkan badan-badan lama yang tidak berguna.</span></i></b><br />
<br />
Sang roh tidak pernah dapat dipotong menjadi bagian-bagian oleh senjata manapun, dibakar oleh api, dibasahi oleh air, atau dikeringkan oleh angin.<br />
<br />
Roh yang individual ini tidak dapat dipatahkan dan tidak dapat dilarutkan, dibakar ataupun dikeringkan. Ia hidup untuk selamanya, berada di mana-mana, tidak dapat diubah, tidak dapat dipindahkan dan tetap sama untuk selamanya.<br />
<br />
Dikatakan bahwa sang roh itu tidak dapat dilihat, tidak dapat dipahami dan tidak dapat diubah. Mengingat kenyataan itu, hendaknya engkau jangan menyesal karena badan.<br />
<br />
Akan tetapi, kalau engkau berpikir bahwa sang roh [atau gejala gejala hidup] senantiasa dilahirkan dan selalu mati, toh engkau masih tidak mempunyai alasan untuk menyesal, wahai Arjuna yang berlengan perkasa.<br />
<br />
<b><i><span style="color: purple;">Orang yang sudah dilahirkan pasti akan meninggal, dan sesudah kematian, seseorang pasti akan dilahirkan lagi.</span></i></b> Karena itu, dalam melaksanakan tugas kewajibanmu yang tidak dapat dihindari, hendaknya engkau jangan menyesal.<br />
<br />
<b><i><span style="color: purple;">Semua makhluk yang diciptakan tidak terwujud pada awalnya, terwujud pada pertengahan, dan sekali lagi tidak terwujud pada waktu dileburkan. Jadi apa yang perlu disesalkan?</span></i></b><br />
<br />
Beberapa orang memandang bahwa sang roh sebagai sesuatu yang mengherankan, beberapa orang menguraikan dia sebagai sesuatu yang mengherankan, dan beberapa orang mendengar tentang dia sebagai sesuatu yang mengherankan juga, sedangkan orang lain tidak dapat mengerti sama sekali tentang sang roh, walaupun mereka sudah mendengar tentang dia.<br />
<br />
O putera keluarga Bhārata, dia yang tinggal dalam badan tidak pernah dapat dibunuh. Karena itu, engkau tidak perlu bersedih hati untuk makhluk manapun.<br />
<br />
Mengingat tugas kewajibanmu yang khusus sebagai seorang ksatriya, hendaknya engkau mengetahui bahwa tiada kesibukan yang lebih baik untukmu daripada bertempur berdasarkan prinsip-prinsip dharma; karena itu, engkau tidak perlu ragu-ragu.<br />
<br />
Wahai Pārtha, berbahagialah para ksatriya yang mendapatkan kesempatan untuk bertempur seperti itu tanpa mencarinya—kesempatan yang membuka pintu gerbang planet-planet surga bagi mereka.<br />
<br />
Akan tetapi, apabila engkau tidak melaksanakan kewajiban dharmamu, yaitu bertempur, engkau pasti menerima dosa akibat melalaikan kewajibanmu, dan dengan demikian kemashyuranmu sebagai kesatria akan hilang.<br />
<br />
Orang akan selalu membicarakan engkau sebagai orang yang hina, dan bagi orang yang terhormat, penghinaan lebih buruk daripada kematian.<br />
<br />
Jendral-jendral besar yang sangat menghargai nama dan kemashyuranmu akan menganggap engkau meninggalkan medan perang karena rasa takut saja, dan dengan demikian mereka akan meremehkan engkau.<br />
<br />
Musuh-musuhmu akan menjuluki engkau dengan banyak kata yang tidak baik dan mengejek kesanggupanmu. Apa yang dapat lebih menyakiti hatimu daripada itu?<br />
<br />
Wahai putera Kuntī, engkau akan terbunuh di medan perang dan mencapai planet-planet surga atau engkau akan menang dan menikmati kerajaan di dunia. Karena itu, <b><i><span style="color: purple;">bangunlah dan bertempur dengan ketabahan hati</span></i></b>.<br />
<br />
<i><b><span style="color: purple;">Bertempurlah demi pertempuran saja, tanpa mempertimbangkan suka atau duka, rugi atau laba, menang atau kalaḥ—dengan demikian, engkau tidak akan pernah dipengaruhi oleh dosa.</span></b></i><br />
<br />
Sampai sekarang, Aku sudah menguraikan tentang pengetahuan ini kepadamu melalui pelajaran analisis. Sekarang, dengarlah penjelasan-Ku tentang hal ini menurut cara bekerja tanpa mengharapkan hasil atau pahala. Wahai putera Pṛthā, bila engkau bertindak dengan pengetahuan seperti itu engkau dapat membebaskan diri dari ikatan pekerjaan.<br />
<br />
Dalam usaha ini tidak ada kerugian ataupun pengurangan, dan sedikitpun kemajuan dalam menempuh jalan ini dapat melindungi seseorang terhadap rasa takut yang paling berbahaya.<br />
<br />
Orang yang menempuh jalan ini bertabah hati dengan mantap, dan tujuan mereka satu saja. Wahai putera kesayangan para Kuru, kecerdasan orang yang tidak bertabah hati mempunyai banyak cabang.<br />
<br />
Orang yang kekurangan pengetahuan sangat terikat pada kata-kata kiasan dari Veda, yang menganjurkan berbagai kegiatan yang dimaksudkan untuk membuahkan pahala agar dapat naik tingkat sampai planet-planet surga, kelahiran yang baik sebagai hasilnya, kekuatan, dan sebagainya. Mereka menginginkan kepuasan indera-indera dan kehidupan yang mewah, sehingga mereka mengatakan bahwa tiada sesuatupun yang lebih tinggi dari ini, wahai putera Pṛthā.<br />
<br />
Ketabahan hati yang mantap untuk berbhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa tidak pernah timbul di dalam pikiran orang yang terlalu terikat pada kenikmatan indera-indera dan kekayaan material.<br />
<br />
Veda sebagian besar menyangkut tiga sifat alam. Wahai Arjuna, lampauilah tiga sifat alam itu. Bebaskanlah dirimu dari segala hal yang relatif dan segala kecemasan untuk keuntungan dan keselamatan dan jadilah mantap dalam sang diri.<br />
<br />
Segala tujuan yang dipenuhi oleh sumur kecil dapat segera dipenuhi oleh sumber air yang besar. Begitu pula, segala tujuan Veda dapat segera dipenuhi bagi orang yang mengetahui maksud dasar Veda itu.<br />
<br />
<b><i><span style="color: purple;">Engkau berhak melakukan tugas kewajibanmu yang telah ditetapkan, tetapi engkau tidak berhak atas hasil perbuatan. Jangan menganggap dirimu penyebab hasil kegiatanmu, dan jangan terikat pada kebiasaan tidak melakukan kewajibanmu.</span></i></b><br />
<br />
Wahai Arjuna, lakukanlah kewajibanmu dengan sikap seimbang, <b><i><span style="color: purple;">lepaskanlah segala ikatan terhadap sukses maupun kegagalan. Sikap seimbang seperti itu disebut yoga.</span></i></b><br />
<br />
Wahai dhanañjaya, jauhilah segala kegiatan yang menjijikkan melalui bhakti dan dengan kesadaran seperti itu serahkanlah dirimu kepada Tuhan Yang Maha Esa. Orang yang ingin menikmati hasil dari pekerjaannya adalah orang pelit.<br />
<br />
Orang yang menekuni bhakti membebaskan Diri-Nya dari perbuatan yang baik dan buruk bahkan dalam kehidupan ini pun. Karena itu, berusahalah untuk yoga, ilmu segala pekerjaan.<br />
<br />
Dengan menekuni bhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa seperti itu, resi-resi yang mulia dan penyembah-penyembah membebaskan diri dari hasil pekerjaan di dunia material. Dengan cara demikian mereka dibebaskan dari perputaran kelahiran dan kematian dan mencapai keadaan di luar segala kesengsaraan [dengan kembali kepada Tuhan Yang Maha Esa].<br />
<br />
Bila kecerdasanmu sudah keluar dari hutan khayalan yang lebat, engkau akan acuh terhadap segala sesuatu yang sudah didengar dan segala sesuatu yang akan didengar.<br />
<br />
Bila pikiranmu tidak goyah lagi karena bahasa kiasan Veda, dan pikiran mantap dalam semadi keinsafan diri, maka engkau sudah mencapai kesadaran rohani.<br />
<br />
Arjuna berkata: O Krishna, <b><i><span style="color: red;"><span style="color: red;">bagaimanakah ciri-ciri orang yang <u>kesadarannya sudah khusuk</u></span> dalam kerohanian seperti itu? bagaimana cara bicaranya serta bagaimana bahasanya? Dan bagaimana ia duduk dan bagaimana ia berjalan?</span></i></b><br />
<br />
Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: O Pārtha, <b><i><span style="color: purple;"><span style="color: purple;">b</span><span style="color: purple;">ila seseorang meninggalkan segala jenis keinginan untuk kepuasan indera-indera,</span> yang muncul dari tafsiran pikiran, dan bila pikirannya yang sudah disucikan dengan cara seperti itu hanya puas dalam sang diri, dikatakan ia sudah berada dalam kesadaran rohani yang murni</span></i></b>.<br />
<br />
Orang yang pikirannya <b><i><span style="color: purple;"><span style="color: purple;">tidak goyah</span> bahkan di tengah-tengah tiga jenis <span style="color: purple;">kesengsaraan</span>, <span style="color: purple;">tidak gembira pada waktu ada kebahagiaan</span>, dan bebas dari ikatan, rasa takut dan marah,</span></i></b> disebut resi yang mantap dalam pikirannya.<br />
<br />
Di dunia material, orang yang tidak dipengaruhi oleh hal yang baik dan hal yang buruk yang diperolehnya, dan tidak memuji maupun mengejeknya, sudah mantap dengan teguh dalam pengetahuan yang sempurna.<br />
<br />
Orang yang dapat menarik indera-inderanya dari obyek-obyek indera, bagaikan kura-kura yang menarik kakinya ke dalam cangkangnya, mantap dengan teguh dalam kesadaran yang sempurna.<br />
<br />
Barangkali kepuasan indera-indera sang roh yang berada dalam badan dibatasi, walaupun keinginan terhadap obyek-obyek indera tetap ada. Tetapi bila ia menghentikan kesibukan seperti itu dengan mengalami rasa yang lebih tinggi, kesadarannya menjadi mantap.<br />
<br />
Wahai Arjuna, alangkah kuat dan bergeloranya indera-indera sehingga pikiran orang bijaksana yang sedang berusaha untuk mengendalikan indera-inderanya pun dibawa lari dengan paksa oleh indera-indera itu.<br />
<br />
<i><b><span style="color: purple;">Orang yang mengekang dan mengendalikan indera-indera sepenuhnya dan memusatkan kesadarannya sepenuhnya kepada-Ku,</span></b></i> dikenal sebagai orang yang mempunyai kecerdasan yang mantap.<br />
<br />
Selama seseorang merenungkan obyek-obyek indera-indera, ikatan terhadap obyek-obyek indera itu berkembang. Dari ikatan seperti itu berkembanglah <b><i><span style="color: purple;">hawa nafsu</span></i></b>, dan dari hawa nafsu timbullah <b><i><span style="color: purple;">amarah</span></i></b>.<br />
<br />
Dari amarah timbullah khayalan yang lengkap, dari khayalan menyebabkan ingatan <b><i><span style="color: purple;">bingung</span></i></b>. Bila ingatan bingung, kecerdasan hilang, bila kecerdasan hilang, seseorang jatuh lagi ke dalam lautan material.<br />
<br />
Tetapi orang yang sudah bebas dari segala ikatan dan rasa tidak suka serta sanggup mengendalikan indera-indera melalui prinsip-prinsip kebebasan yang teratur dapat memperoleh karunia sepenuhnya dari Tuhan.<br />
<br />
Tiga jenis kesengsaraan kehidupan material tidak ada lagi pada orang yang puas seperti itu [dalam kesadaran Krishna]: dengan kesadaran yang puas seperti itu, kecerdasan seseorang mantap dalam waktu singkat.<br />
<br />
Orang yang tidak mempunyai hubungan dengan Yang Maha Kuasa dalam kesadaran Krishna] tidak mungkin memiliki kecerdasan rohani maupun pikiran yang mantap. Tanpa kecerdasan rohani dan pikiran yang mantap tidak mungkin ada kedamaian. Tanpa kedamaian, bagaimana mungkin ada kebahagiaan?<br />
<br />
Seperti perahu yang berada pada permukaan air dibawa lari oleh angin kencang, kecerdasan seseorang dapat dilarikan bahkan oleh satu saja di antara indera-indera yang mengembara dan menjadi titik pusat untuk pikiran.<br />
<br />
<b><i><span style="color: purple;">Karena itu, orang yang indera-inderanya terkekang dari obyek-obyek nya pasti mempunyai kecerdasan yang mantap</span></i></b>, wahai yang berlengan perkasa<br />
<br />
Malam hari bagi semua makhluk adalah waktu sadar bagi orang yang mengendalikan diri, dan waktu sadar bagi semua makhluk adalah malam hari bagi resi yang mawas diri.<br />
<br />
Hanya orang yang tidak terganggu oleh arus keinginan yang mengalir terus menerus yang masuk bagaikan sungai-sungai ke dalam lautan, yang senantiasa diisi tetapi selalu tetap tenang, dapat mencapai kedamaian. Bukan orang yang berusaha memuaskan keinginan itu yang dapat mencapai kedamaian.<br />
<br />
Hanya orang yang sudah meninggalkan segala jenis keinginan untuk kepuasan indera-indera, hidup bebas dari keinginan, sudah meninggalkan segala rasa ingin memiliki sesuatu dan bebas dari keakuan palsu dapat mencapai kedamaian yang sejati.<br />
<br />
Itulah cara hidup yang suci dan rohani. Sesudah mencapai kehidupan seperti itu, seseorang tidak dibingungkan. Kalau seseorang mantap seperti itu bahkan pada saat kematian sekalipun, ia dapat masuk ke kerajaan Tuhan.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-292749793322530396.post-69422199650507076022018-06-29T05:41:00.002+07:002019-11-11T09:10:08.743+07:00#013 Bhagawad Gita 01<b>MEDAN PERANG KURU KSETRA</b><br />
<br />
Dhṛtarāṣṭra berkata: Wahai Sanjaya, sesudah Putera-puteraku dan putera Pāṇḍu berkumpul di tempat suci Kuruksetra dengan keinginan untuk bertempur, apa yang dilakukan oleh mereka?<br />
<br />
Sañjaya berkata: Wahai Baginda Raja, sesudah meninjau tentara yang telah disusun dalam barisan-barisan oleh para putera Pāṇḍu, Raja Duryodhana mendekati gurunya dan berkata sebagai berikut.<br />
<br />
Wahai Guruku, lihatlah tentara-tentara besar para putera Pandu, yang disusun dengan ahli sekali oleh putera Drupada, murid anda yang cerdas.<br />
<br />
Di sini dalam tentara ini ada banyak pahlawan pemanah yang sehebat Bhima dan Arjuna dalam pertempuran: kesatria-kesatria yang hebat seperti Yuyudhana, Virata dan Drupada.<br />
<br />
Ada juga kesatria-kesatria yang hebat, perkasa dan memiliki sifat kepahlawanan seperti Dhrstaketu, Cekitana, Kasirāja, Purujit, Kuntī bhoja dan saibya.<br />
<br />
Tetapi perkenankanlah saya menyampaikan keterangan kepada anda tentang komandan-komandan yang mempunyai kwalifikasi luar biasa untuk memimpin bala tentara saya, wahai brahmaṇā yang paling baik.<br />
<br />
Ada tokoh-tokoh seperti Prabhu sendiri, Bhīṣma, Karṇa, Krpa, Asvatthama, Vikarna dan putera Somadatta bernama Bhurisrava, yang selalu menang dalam perang.<br />
<br />
Ada banyak pahlawan lain yang bersedia mengorbankan nyawanya demi kepentingan saya. Semuanya dilengkapi dengan pelbagai jenis senjata, dan berpengalaman di bidang ilmu militer.<br />
<br />
Kekuatan kita tidak dapat diukur, dan kita dilindungi secara sempurna oleh kakek Bhīṣma, sedangkan para Pandava, yang dilindungi dengan teliti oleh Bhima, hanya mempunyai kekuatan yang terbatas.<br />
<br />
Sekarang anda semua harus memberi dukungan sepenuhnya kepada Kakek Bhīṣma, sambil berdiri di ujung-ujung strategis masing-masing di gerbang-gerbang barisan tentara.<br />
<br />
Kemudian Bhīṣma, leluhur agung dinasti Kuru yang gagah berani, kakek para kesatria, meniup kerangnya dengan keras sekali bagaikan suara singa sehingga Duryodhana merasa riang.<br />
<br />
Sesudah itu, kerang-kerang, gendang-gendang, bedug, dan berbagai jenis terompet semuanya dibunyikan seketika, sehingga paduan suaranya menggemparkan.<br />
<br />
Di pihak lawan, Sri Krishna bersama Arjuna yang mengendarai kereta megah yang ditarik oleh kuda-kuda berwarna putih juga membunyikan kerang-kerang rohani mereka.<br />
<br />
Kemudian Sri Krishna meniup kerang-Nya yang bernama Pancajanya; Arjuna meniup kerangnya bernama Devadatta; dan Bhima, pelahap dan pelaksana tugas-tugas yang berat sekali, meniup kerangnya yang mengerikan bernama Paundra.<br />
<br />
Rājā Yudhisthira, putera Kuntī, meniup kerangnya yang bernama Anantavijaya, Nakula dan Sahadeva meniup kerangnya bernama Sughosa dan Manipuspaka. Pemanah yang perkasa raja Kasi, ksatria hebat yang bernama Sikandi, Dhrstadyumna, Virata dan Satyaki yang tidak pernah dikalahkan, Drupada, para putera Draupadi, dan lain-lain, seperti putera Subhadra, yang berlengan perkasa, semua meniup kerang-kerangnya masing-masing; wahai Baginda Raja.<br />
<br />
Berbagai jenis kerang tersebut ditiup hingga menggemparkan. Suara kerang-kerang bergema baik di langit maupun di bumi, hingga mematahkan hati para putera Dhṛtarāṣṭra.<br />
<br />
Pada waktu itu, Arjuna, putera Pandu, yang sedang duduk di atas kereta, yang benderanya berlambang Hanuman, mengangkat busurnya dan bersiap-siap untuk melepaskan anak panahnya. Wahai Paduka Raja, sesudah memandang Putera-putera Dhṛtarāṣṭra, lalu Arjuna berkata kepada Hrsikesa (Krishna) sebagai berikut:<br />
<br />
Arjuna berkata: Wahai Krishna yang tidak pernah gagal, mohon membawa kereta saya ke tengah-tengah antara kedua tentara agar saya dapat melihat siapa yang ingin bertempur di sini dan siapa yang harus saya hadapi dalam usaha perang yang besar ini.<br />
<br />
Perkenankanlah saya melihat mereka yang datang ke sini untuk bertempur karena keinginan mereka untuk menyenangkan hati putera Dhṛtarāṣṭra yang berpikiran jahat.<br />
<br />
Sañjaya berkata: wahai putera keluarga Bhārata, setelah disapa oleh Arjuna, Sri Krishna membawa kereta yang bagus itu ke tengah-tengah antara tentara-tentara kedua belah pihak.<br />
<br />
Di hadapan Bhīṣma, Drona dan semua pemimpin dunia lainnya, Sri Krishna bersabda, wahai Pārtha, lihatlah para Kuru yang sudah berkumpul di sini.<br />
<br />
Di sana di tengah-tengah tentara-tentara kedua belah pihak Arjuna dapat melihat para ayah, kakek, guru, paman dari keluarga ibu, saudara, putera, cucu, kawan, mertua dan orang-orang yang mengharapkan kesejahteraannya semua hadir di sana.<br />
<br />
Ketika Arjuna, putera Kuntī, melihat berbagai kawan dan sanak keluarga ini, hatinya tergugah rasa kasih sayang dan dia berkata sebagai berikut.<br />
<br />
Arjuna berkata: Krishna yang baik hati, setelah melihat kawan-kawan dan sanak keluarga di hadapan saya dengan semangat untuk bertempur seperti itu,<b><i><span style="color: red;"> saya merasa anggota badan-badan saya gemetar dan <span style="color: red;">mulut saya terasa kering.</span></span></i></b><br />
<br />
Seluruh badan saya gemetar, dan bulu roma berdiri. Busur Gandeva terlepas dari tangan saya, dan kulit saya terasa terbakar.<br />
<br />
Saya tidak tahan lagi berdiri di sini. Saya lupa akan diri, dan pikiran saya kacau. O Krishna, saya hanya dapat melihat sebab-sebab malapetaka saja, wahai pembunuh raksasa bernama Kesi.<br />
<br />
Saya tidak dapat melihat bagaimana hal-hal yang baik dapat diperoleh kalau saya membunuh sanak keluarga sendiri dalam perang ini. Krishna yang baik hati, saya juga tidak dapat menginginkan kejayaan, kerajaan, maupun kebahagiaan sebagai akibat perbuatan seperti itu.<br />
<br />
O Govinda, barangkali kita menginginkan kerajaan, kebahagiaan, ataupun kehidupan untuk orang tertentu, tetapi apa gunanya kerajaan, kebahagiaan ataupun kehidupan bagi kita kalau mereka sekarang tersusun pada medan perang ini? O Madhusūdana, apabila para guru, ayah, putera, kakek, paman dari keluarga ibu, mertua, cucu, ipar dan semua sanak keluarga bersedia mengorbankan nyawa dan harta bendanya dan sekarang berdiri di hadapan saya, mengapa saya harus berhasrat membunuh mereka, meskipun kalau saya tidak membunuh mereka, mungkin mereka akan membunuh saya? Wahai Pemelihara semua makhluk hidup, jangankan untuk bumi ini, untuk imbalan seluruh tiga dunia ini pun saya tidak bersedia bertempur melawan mereka. Kesenangan apa yang akan kita peroleh kalau kita membunuh para putera Dhṛtarāṣṭra ?<br />
<br />
Kita akan dikuasai oleh dosa kalau kita membunuh penyerang seperti itu. Karena itu, tidak pantas kalau kita membunuh para putera Dhṛtarāṣṭra dan kawan-kawan kita. O Krishna, suami Dewi Keberuntungan, apa untungnya bagi kita, dan bagaimana mungkin kita berbahagia dengan membunuh sanak keluarga kita sendiri?<br />
<br />
O Janārdana, walaupun orang ini yang sudah dikuasai oleh kelobaan tidak melihat kesalahan dalam membunuh keluarga sendiri atau bertengkar dengan kawan-kawan, mengapa kita yang dapat melihat bahwa membinasakan satu keluarga adalah kejahatan harus melakukan perbuatan berdosa seperti itu?<br />
<br />
Dengan hancurnya sebuah dinasti, seluruh tradisi keluarga yang kekal dihancurkan, dan dengan demikian sisa keluarga akan terlibat dalam kebiasaan yang bertentangan dengan dharma.<br />
<br />
O Krishna, apabila hal-hal yang bertentangan dengan dharma merajalela dalam keluarga, kaum wanita dalam keluarga ternoda, dan dengan merosotnya kaum wanita, lahirlah keturunan yang tidak diinginkan, wahai putera keluarga Vṛṣṇi.<br />
<br />
Meningkatnya jumlah penduduk yang tidak diinginkan tentu saja menyebabkan keadaan seperti di neraka baik bagi keluarga maupun mereka yang membinasakan tradisi keluarga. Leluhur keluarga-keluarga yang sudah merosot seperti itu jatuh, sebab upacara-upacara untuk mempersembahkan makanan dan air kepada leluhur terhenti sama sekali.<br />
<br />
Akibat perbuatan jahat para penghancur tradisi keluarga yang menyebabkan lahirnya anak-anak yang tidak diinginkan, segala jenis program masyarakat dan kegiatan demi kesejahteraan keluarga akan binasa.<br />
<br />
O Krishna, pemelihara rakyat, saya sudah mendengar menurut garis perguruan bahwa orang yang membinasakan tradisi tradisi keluarga selalu tinggal di neraka.<br />
<br />
Aduh, alangkah anehnya bahwa kita sedang bersiap-siap untuk melakukan kegiatan yang sangat berdosa. Didorong oleh keinginan untuk menikmati kesenangan kerajaan, kita sudah bertekad membunuh sanak keluarga sendiri.<br />
<br />
Lebih baik bagi saya kalau para putera Dhṛtarāṣṭra yang membawa senjata di tangan membunuh saya yang tidak membawa senjata dan tidak melawan di medan perang.<br />
<br />
Sañjaya berkata: Setelah berkata demikian di medan perang, Arjuna meletakkan busur dan anak panahnya, lalu duduk dalam kereta. <b><i><span style="color: red;">Pikiran Arjuna tergugah oleh rasa sedih.</span></i></b><br />
<br />
---oOo---Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-292749793322530396.post-15406956877294872692018-03-26T14:41:00.000+07:002018-03-26T15:53:14.852+07:00#012 Ampuni Diri<br />
Memang sangat sulit mengampunti diri sendiri, padahal itu sangatlah penting untuk kesehatan mental dan fisik. Bagaimana cara kita mengampunti diri ?<br />
<br />
<ol>
<li>Jangan mengharapkan kesempurnaan. Terimalah kenyataan bahwa kita, seperti semua orang, bisa berbuat salah</li>
<li>Belajarlah dari kesalahan supaya itu tidak terulang lagi</li>
<li>Bersabarlah. Ada sifat atau kebiasaan buruk yang tidak bisa langsung hilang</li>
<li>Bergaullah dengan orang-orang yang membuat kita bersemangat, positif, dan baik hati, tapi mereka juga harus jujur kepada kita.</li>
<li>Kalau kita menyakiti orang lain, akui kesalahan itu dan cepatlah meminta maaf. Jika kita berdamai dengan orang lain, kita akan menikmati kedamaian batin.</li>
</ol>
<br />
<br />
<br />Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-292749793322530396.post-5012470262679118652018-03-26T10:08:00.002+07:002018-03-26T10:08:59.352+07:00#011 Bersama Kita Bisa<span style="background-color: #fafafa; color: rgba(0, 0, 0, 0.87); font-family: "Roboto Slab", "Times New Roman", serif; font-size: 14px; font-variant-ligatures: none; white-space: pre-wrap;">Walau belum sempurna, tim kita telah berupaya membangun kebersamaan, dalam menyelesaikan masalah-masalah yang ada. Dengan kebersamaan dan kesabaran melayani, semoga pengguna TI di perusahaan kita, merasa 'diperhatikan', merasa aman dan berkurang komplain ataupun nyinyir-nya.</span><br style="background-color: #fafafa; color: rgba(0, 0, 0, 0.87); font-family: "Roboto Slab", "Times New Roman", serif; font-size: 14px; font-variant-ligatures: none; white-space: pre-wrap;" /><br style="background-color: #fafafa; color: rgba(0, 0, 0, 0.87); font-family: "Roboto Slab", "Times New Roman", serif; font-size: 14px; font-variant-ligatures: none; white-space: pre-wrap;" /><span style="background-color: #fafafa; color: rgba(0, 0, 0, 0.87); font-family: "Roboto Slab", "Times New Roman", serif; font-size: 14px; font-variant-ligatures: none; white-space: pre-wrap;">Semoga kita bisa menyempurnakan layanan dengan terus belajar, meningkatkan profesionalisme dan kesediaan menanggung beban. Selama ini, kalau ada masalah di email server, virus, error aplikasi atau beberapa kasus lainnya, kalian mau lembur, mau begadang, tidak 'lari' atau mencari kambing hitam. Tetap berupaya mencari solusi. </span><br style="background-color: #fafafa; color: rgba(0, 0, 0, 0.87); font-family: "Roboto Slab", "Times New Roman", serif; font-size: 14px; font-variant-ligatures: none; white-space: pre-wrap;" /><br style="background-color: #fafafa; color: rgba(0, 0, 0, 0.87); font-family: "Roboto Slab", "Times New Roman", serif; font-size: 14px; font-variant-ligatures: none; white-space: pre-wrap;" /><span style="background-color: #fafafa; color: rgba(0, 0, 0, 0.87); font-family: "Roboto Slab", "Times New Roman", serif; font-size: 14px; font-variant-ligatures: none; white-space: pre-wrap;">Dengan rela berkorban dan bersedia menanggung beban, diharapkan seluruh pengguna lancar dalam melaksanakan pekerjaannya, tentu akhirnya bermanfaat untuk perusahaan. Sesulit apapun situasi, kita harus selalu punya harapan, lalu dengan tekun menghadapi tantangan. Semoga dengan semangat ini, kebersamaan dalam pelayanan dan kasih, tak akan pernah berkhir.</span><br style="background-color: #fafafa; color: rgba(0, 0, 0, 0.87); font-family: "Roboto Slab", "Times New Roman", serif; font-size: 14px; font-variant-ligatures: none; white-space: pre-wrap;" />Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-292749793322530396.post-13701611540809050902018-03-18T13:09:00.000+07:002018-04-10T16:04:03.007+07:00#010 siMANTRA<br />
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN STRATEGIK<br />
UNTUK PROGRAM STUDI (siMANTRA Prodi)<br />
<br />
<b><u>TUJUAN</u></b><br />
Program studi dilingkungan sebuah Fakultas di Perguran Tinggi biasanya memerlukan sistem manajemen strategis untuk membantu dalam perencanaan agar fokus dalam mengelola strategi yang diterapkan. Balanced Scorecard adalah salah satu alat bantu manajemen yang terbukti dapat melipat gandakan kinerja melalui perencanaan yang baik.<br />
<br />
Kinerja yang istimewa dan berkelanjutan tersebut dapat dicapai karena visi, misi, tujuan dan strategi dari program studi dapat diterjemahkan menjadi aksi (kegiatan operasional). Rencana strategik dan rencana aksi yang disusun akan memenuhi kriteria komprehensif, koheren, terukur dan berimbang.<br />
<br />
Agar penerapan metodologi Balanced Scorecard efektif dan efisien, maka diperlukan sistem berbasis internet yang memiliki fasilitas untuk merancang dan mensosialisasi / mengkomunikasikan berbagai elemen dasar Balanced Scorecard, serta memudahkan mengeksekusi dengan menyimpan berbagai inisiatif untuk menguji strategi.<br />
<br />
Untuk itu kami mengajukan proposal pembuatan perangkat lunak SIMANTRA PRODI yaitu Sistem Informasi Manajemen Strategis untuk Program Studi, yang akan digunakan di lingkungan Fakultas Ekonomi Universitas X.<br />
<br />
<b><u>SUMBER DAYA</u></b><br />
Untuk mengembangkan SiMantra Prodi, maka diperlukan pengetahuan, sumber daya dan kewenangan untuk menguji coba sistem di FE. Adapun pengetahuan yang menjadi syarat keberhasilan pengembangan sistem adalah :<br />
<ul>
<li>Tersedianya personil yang memiliki pemahaman terhadap metodologi Balanced Scorecard yang dikembangkan oleh Kaplan dan Norton</li>
<li>Tersedianya personil yang memiliki pemahaman terhadap mekanisme penjaminan mutu program studi yang dikeluarkan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi, terutama mekanisme evaluasi diri dan pembuatan program kerja tahunan.</li>
<li>Tersedianya personil yang memiliki pemahaman dalam merancang perangkat lunak berbasis internet dengan menggunakan sistem operasi linux, apache webserver, basis data mysql dan bahasa pemrograman internet PHP.</li>
<li>Tersedianya personil yang memiliki pemahaman dan ketrampilan untuk menginput data matriks penilaian borang akreditasi program studi.</li>
</ul>
<br />
Selain personil dengan pengetahuan di atas, diperlukan sumber daya perangkat keras dan perangkat lunak seperti :<br />
<ul>
<li>Server internet yang dapat disewa pertahun (server hosting) dengan kapasitas harddisk 2 GB dan terinstalasi linux, apache, mysql dan php.</li>
<li>Alat bantu pemrograman Scriptcase untuk mempercepat pembuatan program internet dalam bahasa PHP.</li>
<li>Perangkat lunak ScreenCastify yang berfungsi sebagai alat bantu pembuatan tutorial online </li>
<li>Perangkat laptop, printer laserjet dan ATK lain untuk pembuatan dokumentasi.</li>
</ul>
<br />
Rancangan Simantra Prodi, harus dapat diuji coba di seluruh program studi yang ada Fakultas Ekonomi, dengan melibatkan seluruh civitas academica terkait. Karena itu diperlukan fitur umum untuk mencatat elemen penting balanced scorecard sebagai berikut :<br />
<ul>
<li>Simantra Prodi memiliki fasilitas untuk menginput empat perspektif dasar (keuangan, pelanggan, proses internal dan pembelajaran) dan memiliki fasilitas untuk mengubah nama sesuai pilihan pengguna.</li>
<li>Simantra Prodi memungkinkan untuk menginput tujuan strategis untuk disesuaikan dengan setidaknya satu perspektif.</li>
<li>Simantra Prodi memiliki fasilitas untuk mencatat berbagai ukuran dan kaitannya dengan minimal satu tujuan tertentu.</li>
<li>Simantra Prodi memiliki fasilitas untuk mencatat target dalam jangka waktu tertentu.</li>
<li>Simantra Prodi memungkinkan tujuan dihubungkan dan ditampilkan secara grafis sebagai rangkaian sebab akibat (strategy map). Keterkaitan bisa dengan mudah di ubah atau di edit.</li>
<li>Simantra Prodi memungkinkan serangkaian inisiatif strategis dikaitkan dengan setidaknya satu tujuan.</li>
</ul>
<br />
Adapun fitur lengkap dari rancangan Simantra Prodi dapat dilihat di Lampiran proposal ini.<br />
<br />
<b><u>MANFAAT</u></b><br />
Sistem Informasi Manajemen Strategis untuk Program Studi di lingkungan Fakultas Ekonomi Universitas X, jika berhasil dikembangkan akan dapat memberi manfaat sebagai berikut :<br />
<ul>
<li><b>Pimpinan Program Studi</b>. Pimpinan program studi akan dengan mudah memonitor berbagai elemen penilaian yang dipersyaratkan borang akreditas program studi, dalam hal target dan realitas saat ini. Serta mudah memonitor inisiatif atau program kerja untuk meningkatkan target yang dipersyaratkan.</li>
<li><b>Pimpinan Fakultas</b>. Pimpinan fakultas dapat dengan mudah menyusun perencanaan strategis yang berupa formulasi strategi fakultas, penyusunan peta strategi untuk mencapai tujuan, pembuatan program kerja, penyusunan anggaran kegiatan dan monitoring pelaksanaan program kerja.</li>
<li><b>Pimpinan Universitas</b>. Pimpinan universitas dapat memonitor secara online perencanaan strategis serta kemajuan pelaksanaannya di Fakultas Ekonomi, sehingga prinsip Good University Governance yaitu transparansi, partisipasi dan akuntabilitas kinerja dapat dilaksanakan.</li>
<li><b>Tenaga pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik (mahasiswa)</b> akan mendapatkan manfaat tidak langsung jika manajemen strategis dapat diterapkan dengan baik maka akan terjadi peningkatan kompetensi lulusan, peningkatan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan, serta proses belajar mengajar yang lebih bermutu.</li>
</ul>
<br />
<b><u>RESIKO DAN PELUANG</u></b><br />
<br />
<i>Resiko </i><br />
<ul>
<li>Kegagalan dalam memahami elemen dasar balanced scorecard dan penerapannya. Antisipasi resiko ini dengan perancangan sistem mengacu pada standar perangkat lunak balanced scorecard yang dikeluarkan oleh Balanced Scorecard Collaborative.</li>
<li>Kegagalan dalam memahami standar nasional pendidikan dan instrumen penilaian kinerja yang akan dimasukkan ke dalam sistem. Antisipasi resiko ini dengan mendownload dokumen borang akreditasi dan mempelajari ukuran kinerja yang ada, serta memilih ukuran kinerja yang cocok untuk diterapkan untuk SIMANTRA PRODI.</li>
<li>Kegagalan dalam mensosialisasi maksud dan tujuan perangkat lunak, sehingga civitas academica di level program studi enggan untuk menginput data, sehingga tidak didapatkan umpan balik yang cukup terhadap kecocokan perangkat lunak yang dirancang.</li>
</ul>
<br />
<i>Peluang</i><br />
<ul>
<li>Perangkat lunak Simantra Prodi akan berbeda sekali dengan SAPTO yang dikeluarkan oleh BAN PT. SAPTO bertujuan sebatas pelaporan instrumen akreditasi perguruan tinggi, sedangkan SIMANTRA PRODI adalah software yang merupakan alat bantu manajemen strategis yang menyimpan formulasi strategi, memvisualisasi peta strategi untuk mencapai tujuan, penyusunan program kerja dan memonitor pelaksanaan program kerja untuk mengevaluasi pencapain target kinerja.</li>
<li>SIMANTRA PRODI adalah produk yang belum pernah dibuat sebelumnya di Indonesia, sehingga Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta, berpeluang untuk mendaftarkan hak cipta maupun paten dari produk SIMANTRA PRODI.</li>
<li>SIMANTRA PRODI mudah dikembangkan jika ingin diterapkan di Fakultas Lain di lingkungan Universitas X, dan tidak menutup kemungkinan untuk diterapkan di berbagai universitas di lingkungan Kopertis Wilayah III.</li>
</ul>
<br />
<b><u>METODA KERJA</u></b><br />
Untuk dapat menghasilkan produk SIMANTRA PRODI sesuai dengan fitur dan manfaat yang diinginkan, maka dilaksanakan aktifitas sebagai berikut :<br />
<ul>
<li><b>Kick Of Meeting</b>. Pertemuan yang dihadiri oleh personil terkait baik tahap development maupun personil yang terkait saat pilot project. Hasil dari kegiatan ini adalah dokumen rencana pelaksanaan pengembangan SIMANTRA PRODI dapat disetujui oleh stakeholder terkait baik dari sisi lingkup kegiatan, jadwal pelaksanaan dan biaya yang dibutuhkan.</li>
<li><b>Perancangan Umum</b>. Perancang sistem akan mulai mengumpulkan informasi terkait dengan elemen dasar balanced scorecard, mekanisme penjaminan mutu program studi dan institusi, borang akreditasi perguruan tinggi. Hasil dari kegiatan ini adalah rancangan basis data SIMANTRA PRODI dan contoh data sudah tersedia.</li>
<li><b>Perancangan Rinci</b>. Perancang sistem akan membuat rancangan interaksi perangkat lunak dengan pengguna, baik dari sisi menu, otoritas pengguna, form input maupun laporan-laporan yang dikeluarkan. Hasil dari kegiatan ini adalah prototype perangkat lunak SiMANTRA PRODI.</li>
<li><b>Pengembangan</b>. Perancang sistem men-setup server internet yang dilengkapi dengan Operating System Linux, Webserver Apache, Database MySQL dan bahasa pemrograman PHP. Programmer mengembangkan perangkat lunak menggunakan alat bantu Scriptcase sesuai rancangan rinci / prototype yang telah disepakati.</li>
<li><b>Uji Coba</b>. Tim penjaminan mutu FE UNJ, menguji coba pemasukan data, dan mencoba penginputan data, untuk memastikan bahwa perangkat lunak sudah sesuai dengan rancangan rinci yang disetujui.</li>
<li><b>Pelatihan</b>. Pelatihan untuk operator pemasukan data yang ditunjuk untuk setiap program studi dan fakultas.</li>
</ul>
<br />
Untuk melaksanakan kegiatan dari Kick Of Meeting sampai dengan Pelatihan pengguna, diperlukan waktu selama<b> 6 bulan</b>.<br />
<br />
<b><u>BIAYA</u></b><br />
Untuk melaksanakan kegiatan ini, maka diperlukan anggaran untuk pos-pos sebagai berikut<br />
<ul>
<li>Pembelian software scriptcase 9 <span style="white-space: pre;">- </span>Rp. </li>
<li>Pembelian software screencastify - Rp. </li>
<li>Penyewaan server hosting selama 1 tahun<span style="white-space: pre;"> - </span>Rp. </li>
<li>System Designer & Programmer (6 bulan@7 juta)<span style="white-space: pre;"> </span>- </li>
<li>Ahli Penjaminan Mutu<span style="white-space: pre;"> </span> (3 bulan@2.5 juta) <span style="white-space: pre;">- </span>Rp. <span style="white-space: pre;"> </span></li>
</ul>
Dengan demikian, perkiraan biaya yang dibutuhkan adalah sebesar <b>Rp. </b><br />
<br />
<b><u>PENUTUP</u></b><br />
Demikian proposal yang diajukan untuk pengembangan Sistem Informasi Manajemen Strategis untuk Program Studi (SIMANTRA PRODI) yang bertujuan untuk menunjang penelitian Pemanfaatan Metode Balanced Scorecard untuk Meningkatkan Kinerja Program Studi.<br />
<br />
Semoga dapat dipertimbangkan untuk disetujui.<br />
<br />Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-292749793322530396.post-72659931788383092392018-03-18T01:05:00.001+07:002018-03-18T01:15:27.160+07:00#009 Kalau Engkau GalauAnakku, aku yakin kamu sering terjebak dalam kegalauan. Galau karena sahabatmu bertindak, tidak seperti yang engkau inginkan. Galau karena nilai pelajaranmu tidak seperti yang kau harapkan, padahal sudah belajar semaleman. Galau karena kakimu keseleo. Galau karena terpaksa berada ditempat bersama teman yang tidak engkau sukai. Galau, galau dan galau, senantiasa datang dan pergi.<br />
<br />
Ketika disergap galau, sering air matamu menetes, teriring isak tangis yang membuat hatiku jadi pilu.<br />
<br />
Apakah aku tidak pernah galau ? Jawaban nya IYA. Karena kegalauan atau ketidak puasan adalah suatu kenyataan yang sering kita hadapi dalam mengarungi kehidupan.<br />
<br />
Karena umurku terpaut jauh dengan dirimu, tentu lebih banyak suka dan duka yang pernah aku lalaui. Karena itu, aku mencoba memberanikan diri, membagi pengalamanku.<br />
<br />
Ketika galau atau duka itu menerpamu, cobalah dengan baik memahami kegalauan kamu itu. Walau berat, duduklah sejenak, lalu ambil kertas dan pensil, lalu tuliskan kegalauan yang engkau hadapi. Dengan menulis, engkau akan tahu dan memahami perasaan galaumu itu.<br />
<br />
Setelah engkau tulis, cobalah merenung, apa penyebab galau mu itu. Biasanya, galau, kecewa, duka atau yang sejenisnya, berasal dari keinginanmu yang lebih dari semestinya. Keinginan yang tak terpenuhi, menjadi bibit kemarahan. Kemarahan bisa mengusir kejernihan pikiranmu. Dialinea berikutnya, tulislah penyebab galau itu.<br />
<br />
Langkah berikutnya, cobalah bertanya pada diri sendiri, apakah hanya aku yang pernah terkena galau atau kecewa seperti ini ? apakah orang lain pernah? bagaimana orang lain menghalau galaunya itu? Apakah engkau yakin bahwa kecewamu pada saatnya nanti akan lenyap juga?<br />
<br />
Laksana seorang dokter, dia bisa menyembuhkan penyakit, manakala sebab sakit itu telah diketahui, sehingga bisa membuat resep obat yang tepat, demikian pula kegalauan, dapat dilenyapkan dengan mengikuti pola yang sama. Tiap penyakit, selalu ada obatnya. Yakinlah, seiring waktu, kegalauan kamu akan lenyap, berganti menjadi riang kembali.<br />
<br />
Agar engkau terlatih dan siap menghadapi galau galau berikutnya, maka perlu direnungkan sudah benarkah pandangan hidupmu, pikiranmu, perkataanmu, tindakanmu, juga bagaimanakah dengan pekerjaanmu? Jika engkau terus berupaya mengurangi kesalahan serta berusaha lebih baik lagi, Dengan jalan itu, engkau akan bisa siap menghadapi galau, mengurangi bahkan yang paling indah meredam selalu kegalauan dari hidupmu.<br />
<br />
Anakku, maafkan aku, karena tidak bisa menghilangkan galaumu. Karena sesungguhnya, hanya engkaulah yang bisa mengatasinya. Berlatihlah, agar engkau bisa bersahabat dengan galau.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-292749793322530396.post-15430835913451905922018-02-04T08:49:00.000+07:002018-03-04T12:24:41.224+07:00#008 Murah, Tapi Tidak MurahanHari ini aku ingin menulis tentang pekerjaan. Barangkali tulisan ini berguna, buat putriku yang saat ini kuliah di jurusan manajemen, untuk memberi gambaran ringkas tentang bisnis distribusi pangan.<br />
---<br />
Perusahaan tempatku bekerja, fokus dibidang distribusi pangan (<i><b>food specialist</b></i>), berupa daging, ikan laut, kentang, makanan olahan dan aneka bumbu, yang berasal dari pemasok dalam maupun luar negeri. Dari luar negeri seperti australia, amerika serikat, selandia baru, jepang, kebanyakan produknya daging. Pemasok dari eropa, kebanyakan produknya ikan seperti salmon, namun ada juga bahan roti, keju dan bumbu-bumbu masakan. Produk-produk tersebut dijual kepada pelanggan yang dapat dikelompokkan sebagai <i><b>horeka</b></i> (hotel restoran dan katering) dan <b><i>retail</i></b> (supermarket seperti farmer market, hero dan lain-lain).<br />
<br />
Perusahaan dalam melaksanakan perannya, sangat memperhatikan keamanan pangan (<b><i>food safety</i></b>), kualitas pangan (<b><i>food quality</i></b>) dan kesinambungan pasokan (<b><i>sustainability</i></b>). Untuk itu diterapkan ISO 22000 dengan sangat disiplin. Mengacu pada food safety and quality, proses penyimpanan dan transportasi bahan pangan dilakukan dengan pengendalian suhu yang ketat. Gudang persediaan ruangannya dikelompokkan menjadi Frozen (-18C), Chilled (-4C) dan Dry (16C). Armada pengangkut barang pun dilengkapi dengan pengendali suhu yang selalu dimonitor.<br />
<br />
Untuk mendistrubsikan produk ke seluruh Indonesia, maka perusahaan merancang jaringan distribusi (<b><i>distribution network</i></b>) yang dilengkapi gudang berpendingan di beberapa ibukota propinsi. Perusahaan juga sangat memperhatikan armada angkutan (<b><i>transportation management</i></b>), karena berbeda dengan produk lain, bahan pangan bersifat mudah rusak, sehingga armada dilengkapi dengan teknologi pengendali suhu yang ketat. Armada ini akan mengantarkan barang dagangan baik ke distribution center maupun ke pelanggan.<br />
<br />
Pusat distribusi dilengkapi dengan perangkat lunak untuk mendukung manajemen rantai pasokan makanan (<b><i>distribution management</i></b>) baik aspek pembelian, penyimpanan persediaan, penjualan dan pencatatan keuangan.<br />
<br />
<b><u>PEMBELIAN</u></b><br />
<br />
Pembelian barang dilakukan dengan vendor lokal atau vendor luar negeri, karena itu diperhatikan aspek <b><i>multi currency</i></b>. Mata uang pembelian lokal menggunakan rupiah (IDR), sedangkan vendor luar negeri menggunakan mata uang Dollar Australia (AUD), USD, SGD, ataupun EUR dengan kurs yang fluktuatif dan harus diinput secara periodik.<br />
<br />
Impor produk pangan, misalnya daging, bisa dilakukan jika telah mengurus ijin kuota baik dari dinas peternakan propinsi, departemen pertanian maupun perdagangan. Terkait dengan import, selain harga produknya sendiri, tentu harus diperhatikan <b><i>Landed Cost</i></b> yang mencakup Bea Masuk, PPH 22 ataupun Ongkos Kirim, sehingga mendapatkan HPP produk yang tepat.<br />
<br />
Bagian purchasing terdiri dari beberapa staf dan seorang manager. Agar efektif, seorang staf menangani beberapa vendor baik luar maupun dalam negeri. Jika persediaan menipis, maka manajer meminta staf untuk berkomunikasi dengan vendor untuk pembelian produk. Staf menginput ke dalam sistem draft Purchase Order / PO (Request for Quotation). Data pembelian lalu di mintakan persetujuan ke manajer yang bertugas meng-approved draft PO tersebut sehingga menjadi PO. Untuk itu sistem menyediakan fasilitas persetujuan berjenjang (<b><i>level of approval</i></b>).<br />
<br />
Pada saat input data, petugas harus memperhatikan varian yang ada (Product Variant). Misalkan susu 200 ml, bisa terdiri dari rasa coklat, vanila, atau strowberi, yang terkadang antar varian, memiliki harga yang berbeda. Selain varian, bagian purchasing, juga harus memperhatikan satuan karena terkadang berbeda dengan satuan yang kita gunakan (<i><b>unit of measure</b></i>). Seperti contoh produk dari USA menggunakan satuan LBS sedangkan kita kilogram.<br />
<div>
<br /></div>
<div>
Petugas harus memperhatikan tujuan pengiriman barang, karena dalam beberapa kasus, vendor diminta mengirimkan barang langsung ke distribution center, tanpa harus melalui gudang (<b><i>dropship</i></b>). Proses penerimaan barang, dilakukan di distribution center ataupun pelanggan.</div>
<div>
<br /></div>
Selain persediaan barang dagangan, perusahaan juga melakukan pembelian peralatan kantor, furniture, mesin-mesin, ATK dan persediaan habis pakai lainnya. Dalam pembelian terkadang diperlukan proses lelang dengan meminta penawaran harga dari beberapa supplier yang berbeda (<b><i>Purchase Tender</i></b>). Selain itu, terdapat juga pembelian dengan cara kontrak, di mana perjanjian pembelian dilakukan di awal, lalu pengiriman barang dilakukan secara bertahap dengan harga yang telah ditetapkan di depan (<b><i>Purchase Agreement</i></b>).<br />
<br />
Khusus untuk pembelian barang-barang habis pakai, perlu dicatat bagian yang meminta pembelian barang-barang tersebut. Agar bisa dikelompokkan seperti itu maka perlu diinput data <b>Purchase Analytic Account</b>, yang akan berfungsi mengelompokkan pembelian berdasarkan bagian-bagian yang meminta pembelian tersebut.<br />
<br />
Proses pembelian dimulai dari pembuatan draft purchase order atau request for quotation, lalu setelah disetujui, maka dikonversi menajadi Purchase Order untuk dikirim ke vendor. Sesuai schedule ditetapkan, vendor akan mengirim pesanan dan diterima oleh bagian gudang yang akan melakukan pengecekan dan membuat catatan penerimaan barang (<i>receiving report</i>), dan menempatkan barang di lokasi gudang yang ditetapkan.<br />
<br />
Ada beberapa kasus, sebelum barang dikirim, vendor meminta uang muka. Selain mengirim barang, vendor mengirim tagihan (vendor bill) mengacu pada PO yang dikirim. Pembayaran tagihan bisa beberapa bulan menggunakan mata uang sesuai perjanjian dengan vendor. Satu PO, bisa diselesaikan dengan satu atau lebih pembayaran. Dan pembayaran ke vendor tertentu, bisa juga untuk melunasi satu atau lebih PO.<br />
<br />
<b><u>PERSEDIAAN</u></b><br />
<br />
Persediaan barang dagangan disimpan dibeberapa gudang yang berjauhan secara geografis (<b><i>Multiple warehouse</i></b>). Satu gudang terdiri dari beberapa ruangan yang bisa dikelompokkan menjadi frozen, chilled dan dry. Setiap ruangan terdiri dari rak dengan beberapa kolom dan tinggi hampir 7 meter. Di tempat itulah barang disimpan dengan menggunakan palet yang bisa muat beberapa kemasan (<b><i>multiple location</i></b>).<br />
<br />
Ketika barang datang, satu kontainer bisa terdiri dari beberapa kelompok tanggal kedaularsa (<b><i>expiration date</i></b>), kemasan dengan tanggal kedaluarsa yang sama (<b><i>lot / batch</i></b>). Lot yang sama ditempatkan dengan kemasan (palet) untuk memudahkan pengambilan kembali, untuk memudahkan penerapan prinsip FEFO (First Expired First Out) saat pengeluaran barang. Satu kontainer, bisa memuat beberapa box daging dengan berat yang bervariasi. Agar lebih tepat dan akurat, maka petugas bongkar muat dilengkapi dengan alat pembaca <b>barcode</b>, sehingga proses hitung jumlah dan berat bisa dilakukan otomatis.<br />
<br />
Rute tahapan penerimaan barang, diatur sesuai keperluan (<b><i>routes</i></b>). namun umumnya satu tahap, setelah di cek langsung ditempatkan di lokasi yang diinginkan. Namun ada juga yang perlu dua tahap, yaitu masuk area input lalu tahap berikutnya transfer ke rak yang ditentukan. Sedangkan barang-barang yang perlu tiga tahap yaitu bongkar di areal input, setelah itu pindah ke areal quality assurance dan terakhir pindah ke rak.<br />
<br />
<b><u>PENJUALAN</u></b><br />
<br />
Para wiraniaga dikelompokkan menjadi <i>horeka</i>, <i>retail dan pastry</i>. Masing-masing kelompok dipimpin seorang manajer dan terdiri dari beberapa sales. Satu sales menangani satu atau lebih pelanggan. Untuk meningkatkan penjualan, salesman bisa memberikan harga khusus (<b><i>special price</i></b>) bagi pelanggan nya, mengacu dari daftar harga (<i><b>price list</b></i>) dengan diskon, margin dan pembulatan.<br />
<br />
Untuk pengiriman luar kota, maka dimungkinkan untuk diterapkan ongkos tambahan untuk pengiriman (<b><i>shipping cost</i></b>). Untuk alamat perlu dipisahkan antara alamat perusahaan, alamat tagihan dan alamat pengiriman, contoh perusahaan restoran cepat saji (quick service restaurant), bisa memiliki beberapa outlet yang tersebar. Pesanan dilakukan oleh pusat, untuk dikirim ke outlet tertentu, dan alamat tagihan bisa dikirim ke alamat yang berbeda.<br />
<br />
Pesanan pelanggan biasanya datang berulang-ulang, karena pada hakikatnya mereka tidak memiliki tempat simpan berpendingan dengan kapasitas besar. Bisa saja kontrak pembelian dilakukan di awal dengan harga dan komitmen kuantitas tertentu, lalu barang diambil secara bertahap.<br />
<br />
<b><u>KEUANGAN DAN AKUNTING</u></b><br />
<br />
Untuk mencatat berbagai transaksi yang muncul, baik terkait dengan hutang karena pembelian, penambahan persediaan, piutang karena pembelian atau pencatatan biaya-biaya lainnya, perusahaan memiliki Chart Of Account yang terdiri dari berbagai rekening untuk mencatat aset, hutang, modal, penjualan, biaya dan lain-lain.<br />
<br />
Untuk memisahkan transaksi untuk pusat-pusat biaya, maka diinput <i>analytic account </i>di transaksi terkait. Pencatatan fixed asset juga dilakukan untuk memudahkan melakukan penghitungan depresiasi.<br />
<br />
Pajak bisa dikelompokkan berdasarkan penjualan atau pembelian. Juga bisa diatur jenisnya apakah PPn, PPh dan lain-lain. Transaksi pembuatan PO ataupun Sales Order, akan langsung mengupdate pajak yang dikenakan dari setiap transaksi.<br />
<br />
Laporan-laporan terkait akunting yang biasa diperlukan antara lain buku besar (general ledger), neraca percobaan (trial balance), neraca (balance sheet), laba rugi (profit loss), Jurnal pembelian dan penjualan, piutang pelanggan, hutang vendor dan laporan keuangan lainnya.<br />
<br />
<b><u>SISTEM</u></b><br />
<br />
Kegiatan distribution network, distribution management dan transportation management, memerlukan sistem untuk mendukung setiap proses dalam manajemen rantai pasokan makanan ini (food supply chain management).<br />
<br />
Dengan melihat kegiatan operasional perusahaan yang memiliki banyak distribution center di seluruh indonesia, maka sistem harus bisa menangani beberapa perusahaan sejenis (<b>multi company</b>) yang tersebar berjauhan secara geografis. Karena itu, sistem harus bisa memanfaatkan infrastruktur internet sehingga pusat data dan aplikasi ada di jakarta, sedangkan data input bisa dilakukan dari distribution center di cabang.<br />
<br />
Sistem untuk mendukung tersebut terdiri dari beberapa komponen :<br />
<ul>
<li><b>Teknologi pusat data</b> : dengan sistem operasi linux (ubuntu), webserver (apache), database management (postgres) dan bahasa pemrograman internet (python).</li>
<li><b>Perangkat lunak</b> : untuk bisa mendukung manajemen rantai pasokan makanan digunakan perangkat lunak OpenERP (Odoo Community) versi 10 dengan modul standar Purchase Management, Inventory, Sales, Accounting & Finance dan Fleet Management.</li>
<li><b>Fasilitas Pendukung</b> : fasilitas pendukung yang harus ada adalah koneksi internet berkecepatan tinggi (Contoh Telkom speedy minimum 15 MB), komputer dilengkapi dengan browser, printer dan alat pendukung lainnya.</li>
<li><b>Data</b> : agar sistem bisa langsung digunakan, maka perlu disediakan data awal untuk di import ke dalam sistem seperti chart of account, data produk, data pelanggan, data pemasok, saldo awal persediaan, saldo awal hutang, saldo awal piutang dan saldo awal neraca..</li>
<li><b>Personil</b> : perlu dibagi personil untuk melaksanakan prosedur-prosedur yang membentuk jaringan kerja seperti personil bagian pembelian, penerimaan barang, penyimpanan di gudang, penjualan, akunting dan lain-lain. Seluruh personil yang akan menginput ke dalam sistem, harus dilatih sehingga memiliki kompetensi dan komitmen yang cukup untuk bekerja.</li>
</ul>
<div>
OpenERP / Odoo Community versi 10 ini bersifat open source. Jika dibandingkan dengan SAP Business One yang lisensinya berharga 30 sd 45 juta, dengan biaya konsultan untuk implementasinya ratusan juta untuk setiap perusahaan, maka lisensi odoo bersifat gratis. Karena itu, untuk perusahaan distribution center yang baru, seperti balikpapan, palembang, lombok dan medan, digunakan Odoo Communit versi 10. </div>
<br />
Walau <b><i>Odoo murah, namun tidak murahan</i></b>, karena berisi modul-modul yang dirancang sesuai kebutuhan kita. Namun ingat, setiap perusahaan memiliki 'gaya' tersendiri, karena itu, implementor harus mampu mengarahkan pengguna agar bekerja seperti cara kerja Odoo. Implementor harus meminimalkan kegiatan modifikasi atau membuat Add On baru. Namun jika itu terjadi, odoo memberi peluang karena sifatnya open source (kode sumber) tersedia untuk dimodifikasi.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
---oOo---</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-292749793322530396.post-43505948144854072202018-02-03T10:54:00.002+07:002018-02-04T09:11:39.888+07:00#007 Gambar Sebab Musabab<i>Ketidak tahuan, aneka perbuatan, kesadaran, jasmani-rohani, panca indra, kontak, kesan, nafsu, kemelekatan, proses menjadi, lahir, kerusakan</i><br />
<br />
Hari ini, aku minta tolong ke putriku, dia sedang kuliah di seni rupa dan desain. Jika ada waktu luang, untuk membuat sebuah lukisan. Selembar lukisan dengan 12 topik yang disebar di area bersebelahan yaitu :<br />
<ol>
<li>Di areal pertama, gambarlah seorang pria buta yang berdiri dengan tongkatnya. Tunanetra itu tampak kebingungan menentukan arah. Terdapat beberapa tonggak arah di hadapannya. Buat tulisan kecil ‘<b>avija</b>’ disamping pria buta. Gambar ini adalah perlambangan diri kita yang buta, dan dalam kegelapan bathin, ketidak tahuan, dan kebodohan, kita bagaikan sang tunanetra yang bingung arah mana yang harus dituju.</li>
<li>Di areal kedua, gambarlah seorang pembuat periuk yang sedang membuat dengan tanah liat. Di sekelilingnya ada periuk yang sudah dibuat, masih utuh, ada yang besar, kecil, ada yang sudah pecah. Buat tulisan kecil ‘<b>sankhara</b>’ di dekat priuk besar. Akibat ketidak tahuan atau kebodohan dalam melakukan pekerjaan, maka kita berulang-ulang menghasilkan kesalahan.</li>
<li>Di areal ketiga, gambarlah seekor kera, yang sedang meloncat dari satu pohon yang kering ke pohon lain yang rimbun dan banyak buah. Buat tulisan kecil ‘<b>vinnana</b>’ di dekat pohon yang rimbun. Ini mewakili timbulnya kesadaran untuk melakukan perubahan.</li>
<li>Di areal keempat, buatlah sepasang muda mudi yang duduk dalam perahu sedang mendayung berssama. Buat tulisan kecil ‘<b>nama-rupa</b>’ di perahu. Ini menggambarkan bahwa kesadaran untuk mencapai pelabuhan tujuan harus dibarengi upaya kerjasama harmonis dari jiwa raga untuk mengarungi samudra tantangan kehidupan.</li>
<li>Di areal kelima, buatlah gambar dengan 5 jendela dan satu pintu sebagai lambang dari panca indra dan satu pikiran. Buat tulisan kecil ‘<b>indria</b>’ di dekat pintu rumah. Indria adalah 'alat input' atau sensor kita untuk mendeteksi dunia luar. Dalam hal ini, untuk mencapai tujuan, kita harus mencari masukan dari segala penjuru dan mengkaji dengan pemikiran konsep perubahan yang ingin dicapai.</li>
<li>Di areal keenam, buatlah sepasang muda mudi duduk berhadapan di malam hari dengan bulan sabitnya, dan tangan pemuda menyentuh tangan pemudi. Buat tulisan ‘<b>phassa</b>’ di dekat tangan pemuda. Ini menggambarkan bahwa panca indra melakukan kontak dengan objek objek yang bersesuaian. </li>
<li>Di areal ketujuh, gambarlah wajah dengan ekspresi suka, lalu duka dan biasa. Ini melambangkan tentang perasaan yang terjadi setelah adanya kontak. Apakah positif, negatif atau biasa saja. Tulis <b>vedana</b> dekat salah satu wajah itu. </li>
<li>Di areal kedelapan, gambarlah suasana malam hari, dimana seseorang masih makan banyak dan meminum minuman keras. Beri tulisan kecil ‘<b>tanha</b>’ di dekat minuman keras. Ini menggambarkan nafsu yang membuat seseorang lupa daratan.</li>
<li>Di areal kesembilan, gambarlah seorang wanita yang sedang memetik buah-buahan, walau keranjang terisi penuh buah, namun ia tetap bernafsu memetik sehingga berceceranlah buah di sekitar keranjang. Tulis '<b>upadana</b>' di dekat si wanita. Gambar ini melambangkan kemelekatan. Keinginan untuk melakukan sesuatu secara terus menerus.</li>
<li>Di areal kesepuluh, gambarkanlah seorang wanita hamil. Tulis '<b>bhawa</b>' di perut wanita hamil. Ini merupakan perlambang bahwa akibat keinginan yang terus menerus, maka akan dimulai proses untuk terjadi nya sesuatu.</li>
<li>Di areal kesebelas, gambarkanlah seorang wanita yang sedang mengalami proses melahirkan. Tulis '<b>jati</b>' di bayi yang sedang keluar dari rahim si wanita. Ini melambangkan terbentuk suatu produk hasil perubahan.</li>
<li>Di areal kedua belas, gambarkanlah seorang tua renta yang sedang berjalan dan seonggok mayat yang terbujur kaku. Tulis ‘<b>jara</b>’ di orang tua, dan ‘<b>merana</b>’ di mayat. Gambar ini melambangkan proses penuaan dan kematian yang akan menimpa setiap wujud yang dilahirkan. </li>
</ol>
Renungkanlah areal-areal yang telah engkau gambar. Semoga mendapat hikmah dari topik-topik di atas.<br />
<br />
Semoga ada waktu luang untuk menyelesaikannya.<br />
<br />Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-292749793322530396.post-16063325058933958712018-02-02T04:08:00.003+07:002018-02-02T04:29:33.020+07:00#006 Selamat Ulang TahunPutriku, hari ini aku terbangun tatkala mentari belum bersinar, namun rembulan telah redup berhenti bercahya. Terbangun untuk sekadar mengucapkan <b><i>selamat hari ulang tahun untukmu</i></b>.<br />
<br />
Masih terngiang, jerit tangismu saat lahir menyongsong dunia, dua puluh tahun lalu. Betapa waktu telah berlalu dan hilang entah kemana, tak pernah kembali.<br />
<br />
Ku hanya bisa memanjatkan doa, semoga panjang umur dan bahagia. Tiada asa yang bisa kurangkai, selain harapan agar kedewasaan mengantarmu ke gerbang sukses masa depan.<br />
<br />
Ketika suka mulut tertawa, duka datang, mata kan berkaca, dalam waktu engkau akan melangkah setapak demi setapak. Walau jatuh bangun tetaplah tegar, demi masa depan, demi kesejahteraan, dan demi kebahagiaan, tekunlah untuk berjuang.<br />
<br />
Sekali lagi, selamat ulang tahun anakku, matangkan langkah-langkahmu menuju arah yang lebih baik.<br />
<br />
Semoga Tuhan memberkati keluarga kita, agar tetap bisa bersama, dikala suka dan duka.<br />
<br />Unknownnoreply@blogger.com0