Rabu, 31 Januari 2018

#005 Kuminta Bulan Bicara

Ingin pulang membalut luka hatimu,
Ku pun tahu betapa pedih batinmu,
Beri kesempatan atau jatuhkan hukuman,
Andai maaf pun tak kau berikan.

Ada suatu masa, aku terpaksa terpisah dengan keluargaku untuk berapa lama. Terkungkung dan selalu merasa sepi di tengah keramaian. Ketika malam tiba, sering kupandang gelapnya langit di malam hari.  Bulan sabit dikejauhan terlihat muram, seakan berduka terhadap jalan hidup yang tengah kulalui. Bintang meredup tanpa cahaya gemerlap lagi.

Kutelusuri lorong dan kupegang pintu besi kokoh yang memisahkanku dengan kebebasan. Aku menyesal dengan keputusanku beberapa tahun yang silam, aku telah tersesat di jalan yang terang. Tersesat dan terlena dalam pelukan dosa.

Tak terasa pipiku basah oleh air mata. Membayangkan kepedihan dan derita yang kalian alami. Sanak saudara tiada menyapa, tetangga pun sinis penuh prasangka. Kuingin bongkar tembok penjara, karena ingin pulang membalut luka hatimu. Karena aku ikut merasakan betapa pedih batinmu menghadapi kenyataan ini.

Ya Tuhan… beri aku kesempatan, atau biarlah engkau jatuhkan hukuman, hingga aku terkubur di tempat ini, andai maaf itu tak Engkau berikan.

Tadi siang, ketika jam kunjungan tiba, engkau datang menjengukku dengan membawa lauk kesukaanku. Ketika engkau menyajikannya, terlihat air mata tulus jatuh di sudut bibirmu. Kutatap mata mu dengan seksama, tak terlihat dendam di bening mata indahmu. Kenangan itu terus membayang, dan aku merasa sangat berdosa padamu. Aku bertanya pada diriku sendiri, masih pantaskah aku mendampingimu?

Bulan, aku terkurung di sini, maukah engkau bicara padanya, menyampaikan sesaknya hatiku saat ini? Bintang-bintang, maukah menjadi saksi terhadap janjiku ini ?

Tak akan kuulangi, walau sampai akhir nanti, kesalahan yang pernah aku buat. Cukup sampai disini, derita yang kuberikan padamu.

Cipinang,
SaharjoC23

#004 Puisi Dari Belik Jeruji

Anakku, ada masa yang mungkin ingin selalu kau lupakan. Masa dimana aku terpaksa meringkuk dibalik tebalnya tembok penjara. Tidak apa-apa, karena itu memang mengenaskan, dan wajar sekali jika ingin kau hapus dari ingatan.

Masa lalu biarlah berlalu, masa depan pun tak pernah pasti, bersyukurlah hari ini kita bisa nikmati kebersamaan.

Aku tidak ingin mengorek luka lama, namun di tengah malam yang hening, aku teringat puisi yang kutulis sepenuh hati. Tulisan yang jadi sarana menumpahkan kerinduan dalam kesunyian.

Apakah engkau pernah menerima puisi ini? Atau keburu dibuang ke tempat sampah? Jika belum, bacalah ! Barangkali bisa menjadi hiburan ketika kita berjauhan.


SALAM RINDU DAN RINDU
========================

Kala malam, kesunyian hati menyergap tiba-tiba,
Menyeret ingatan padamu,
Menerawang ke rumah yang hangat dan hari-hari yang menyenangkan,
Ketika rindu datang, kepedihan memenuhi hati,
Pedih karena kenangan bersama penuh cerita bahagia,

Aku begitu rindu, saat dimana kau memelukku penuh cinta,
Air mataku meleleh, karena terpisahkan tebalnya tembok penjara,
Aku begitu merindukanmu ...

Berulangkali aku memikirkanmu, mendambamu dan mengharap dirimu,
Beratus kali mimpi datang tentang kebersamaan, menembus awan menggapai bintang,
Tentang menggantung cita lalu bekerja keras mewujudkannya.

---

Setiap hari, dari balik jeruji, ratusan hal ingin kuceritakan padamu,
Namun saat ini, engkau tak berada di sampingku,
Sekarang cerita itu, hanya kusimpan dalam hati,

Semoga berkah kebersamaan tiba, hingga bisa membagi cerita lagi denganmu,
Harapan terbesarku memberikan segenap cinta yang engkau butuhkan,
Menyentuhmu hingga kau tahu, kalau aku selalu ada di sisimu,
Menghargaimu lebih dari siapapun,
Menghormatimu agar kau selalu ingat, bahwa dirimu yang selalu kucintai.

---

Namun kekasihku, tahukah apa kesalahanmu?
Setiap kali, aku mulai bekerja atau ingin menyelesaikan pekerjaan,
Bayanganmu merayap dalam pikiranku
Lembut, perlahan, dan sebelum aku sadar, seluruh pikiran dipenuhi bayangmu,
Begitu hangat,
Begitu manis,
Penuh cinta.

Tapi ini harus dihentikan, aku harus menyelesaikan pekerjaanku malam ini,
Karena itulah, aku mulai mengerjakan sesuatu yang sangat  sangat  sangat penting,
Aku mengirimkan puisi ini padamu, agar engkau tahu betapa aku merindukanmu,
Betapa aku membutuhkanmu dan agar engkau tahu betapa besar cintaku padamu…

Cipinang, Awal Mei 2014

Salam Rindu,

Saharjo C23

#003 Siklus Proyek Ala Wedhatama

Ruktine ngangkah ngukut,
Ngiket ngruket triloka kakukut,
Jagad agung ginulung lan jagad alit,
Den kendel kumandel kulup,
Mring kilaping alam kono

Profesiku adalah manajer IT di sebuah perusahaan nasional, bidang impor makanan, yang berpusat di jakarta dan memiliki cabang di beberapa ibukota propinsi. Sebagai manajer IT, aku harus memastikan bahwa setiap proyek, dapat diselesaikan dengan sukses sesuai target yang disepakati baik baik biaya, mutu dan waktunya.

Agar sukses, proyek harus dipersiapkan (rukti - persiapan) dengan baik, didefinisikan apa kebutuhan dan indikator kinerja yang ingin dicapai.  Pada tahap persiapan, perlu adanya kick of meeting untuk mengumumkan ke seluruh pemangku kepentingan (project stakeholder) bahwa proyek telah dimulai.

Setelah tahap persiapan, seorang project manager bersama project stakeholder lain, membuat perencanaan dengan mulai memformulasikan secara jelas tujuan strategis serta ukuran keberhasilan dari proyek yang akan dilaksanakan (ngangkah - mendefinisikan tujuan/tindakan), dalam bahasa di iklan nya ‘ku tahu yang kumau’. Seperti contoh dalam mengembangkan Food Supply Chain Management System berbasis SAP Business One, kita perlu menyerap aspirasi seluruh pemangku kepentingan baik dari bagian penjualan, bagian gudang, bagian pengiriman, bagian piutang, bagian akuntansi dan lainnya. Kebutuhan harus mampu dituangkan secara tertulis ke dalam cetak biru sistem (system blue print).

Cetak biru sistem akan dijadikan acuan untuk merencanakan pengadaan (ngukut - mengambil / adopsi) sumber daya yang dibutuhkan. Seperti berapa man-days yang dibutuhkan untuk pengembangan dan penyesuaian perangkat lunak SAP Bussiness One agar sesuai dengan kebutuhan. Rencana pembelian dan konfigurasi infrastruktur perangkat keras server, jaringan lokal, printer maupun peralatan pendukung lain yang dibutuhkan. Data awal sistem (opening balance) yang perlu dipersiapkan. Terakhir, mengidentifikasi personil dari setiap bagian yang akan berperan mengevaluasi prototype apakah sudah cocok dengan bisnis proses yang berlaku (business owner), melatih staf yang akan berperan sebagai pengguna langsung sistem (key person), serta staf yang akan berperan sebagai administrator sistem.

Pertemuan rutin dengan para pemangku kepentingan, sangat perlu dilaksanakan dalam rangka membangun kesepahaman, dan mengatasi permasalahan yang muncul saat pelaksanaan. Sosialisasi terkait apa yang dikerjakan akan memperkuat ikatan komunikasi antar personil  (ngiket - mengikat). Ingatlah banyak proyek gagal, karena gagal dalam  komunikasi.

Personil yang memahami apa yang menjadi tujuan proyek, akan termotivasi dalam bekerja keras, untuk menyelesaikan bagian yang menjadi tugas pokok dan fungsi (ngruket - diarahkan untuk bekerja keras). Sehingga tiga unsur utama proyek dapat tersedia (triloka kakukut) yakni knowhow (jnana) - pengetahuan tentang cara proyek diselesaikan, kendali (wirya) - kekuasaan untuk melakukan perubahan terhadap sistem yang bekerja saat ini, serta terakhir sumber daya (artha) yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap tahapan.

Tahapan perencanaan (mental creation) menghasilkan desain awal produk berupa prototype perangkat lunak yang nantinya akan diimplementasi ke seluruh bagian yang letaknya terpisah secara geografis. Prototype ini perlu di test, sehingga dapat dipastikan sudah berfungsi seperti yang dikehendaki. Layaknya sebuah gedung 17 lantai, harus di ‘gulung’ terlebih dahulu menjadi beberapa lembar kertas untuk mempermudah proses konfirmasi apakah rencana yang disusun sudah bisa mewakili apa yang dimaksud oleh pemangku kepentingan (jagad agung ginulung lan jagad alit - jagad agung digulung menjadi jagad kecil - membuat mock-up atau prototype).

Setelah prototype dikonfirmasi kebenarannya, maka dimulailah tahap eksekusi rencana yang dalam pelaksanaan memerlukan keberanian untuk melangkah dan berinovasi untuk mengatasi berbagai resiko dan penanggulangannya (kendel kumandel - keberanian, ketabahan).

Sehingga pada akhirnya tiba pada tahap penyelesaian dimana, tujuan bersama dengan gemilang dapat tercapai (mring kilaping alam kono) yaitu Food Supply Chain Management dapat terimplementasi untuk meningkatkan kecepatan layanan bisnis perusahaan yang menjadi kunci pembeda dengan perusahaan pesaing.

Tembang ini mengajarkan bagaimana tahapan manajemen proyek mulai persiapan, perencanaan, pengendalian, pelaksanaan dan penyelesaian.

Bukankah tembang gambuh serat Wedhatama di atas, yang tercipta ratusan tahun lalu, mirip dengan project cycle dari Project Management Body Of Knowledge (PMBOK) yang disusun oleh Project Management Institute ?



ReferensI

  • www.pmi.org
  • https://catatanwongndeso.wordpress.com/2014/03/13/serat-wedhatama-part-iv/

Selasa, 30 Januari 2018

#002 Panggilan Jiwa

Tan samar pamoring sukma
Sinukmaya winahya ing asepi
Sinimpen telenging kalbu
Pambukaning warana
Tarlen sakin liyep alaping ngaluyup
Pindha pesating supeno, sumusup ing rasa jati


Saat SMA, bapak memintaku memilih kedokteran, namun itu bukan minatku, akhirnya nekat memilih yang lain, jadilah aku mahasiswa ITB jurusan Informatika. Dia marah, mungkin karena bingung apa itu informatika? tetapi itu hanya setahun, setelah itu, jadi biasa saja. Mungkin beliau kecewa, karena tidak tahu, apa itu informatika, maklum waktu SMA, kita hidup di kampung kecil di Bali. Saat itu, TV saja jarang, apalagi komputer. Namun profesi dokter sangat dikenal dan terhormat, itulah yang menjadi harapan beliau terhadap anaknya.

Beberapa tahun kemudian, ketika anak pertamaku ingin pindah jurusan dari SMA IPA ke IPS, aku jadi teringat cerita lama tentang pilih jurusan.

Responku saat itu hanya berusaha menunjukkan penghargaan dan kasih sayang, tanpa berani memaksakan pemikiran, karena kusadar anakku punya alam pikiran sendiri. Aku berkewajiban memberikan rumah bagi raga, namun tidak bisa mengungkung jiwanya. Anakku bukan milikku, dia putri titipan Hyang Widhi, yang rindu dengan panggilan jiwanya sendiri.

Setelah tamat SMA, akhirnya dia melanjutkan kuliah di jurusan yang dia pilih, FE UI Manajemen, semoga dia makin dekat dengan panggilan jiwanya.

Dan ketika anak kedua ku ragu, apakah pilih kedokteran gigi atau fakultas seni rupa desain, aku menyarankan untuk memilih sesuai bakat, minat dan panggilan jiwa, bukan memilih karena satu profesi lebih 'menjanjikan' dari yang lain. Hasilnya, walau sudah diterima di kedokteran gigi, dia akhirnya memilih kuliah di Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB, sesuai dengan minatnya sejak SD, yaitu menggambar aneka macam hal yang terlintas di benaknya.

---

Tubuh kita terdiri dari 3 bagian, raga, pikiran dan jiwa, di Hindu ada istilah bhur, bhwah swah, kalau nggak salah di agama lain disebut jasmani, ruhani dan nur illahi. Artinya tubuh kita terdiri dari komponen tangible (nyata) dan yang intangible (tidak nyata) yakni pikiran dan jiwa. Tan samar pamoring sukma, bisa diartikan dua hal, yang pertama bahwa jiwa memiliki kedudukan lebih tinggi dari raga, kualitas manusia ditentukan oleh komponen intangible nya. Sedangkan arti 'pamor' yang kedua bisa diartikan bercampur nya pikiran dan jiwa.

Saat ini, aku ingin mengupas arti baris itu sebagai kemampuan untuk dengan jelas memisahkan mana buah pikiran dan yang mana merupakan panggilan jiwa. Terkadang nurani kita mengetahui yang dilakukan adalah perbuatan menyimpang dari kebenaran, namun sering dilabrak, karena  'pembenaran' dari pikiran. Dari pikiran ada ketakutan, apakah seniman adalah profesi yang bisa menjamin kehidupan, bukankah dokter gigi lebih pasti?

Dulu hobiku elektronika, karena itu memilih jurusan informatika. Anak pertamaku hobinya nulis, karena itu dia merasa nyaman dengan ilmu-ilmu manajemen dan komunikasi, dan sekarang memilih jadi penulis di majalah kampusnya. Anak kedua hobinya menggambar, dia betah dikamar berjam-jam hanya untuk menggambar. Dia tinggalkan kedokteran gigi, untuk kuliah seni dan desain.

Lalu bagaimana kita mampu memisahkan yang mana olah pikiran dengan panggilan jiwa? Jawabannya di baris kedua, sinukmaya winahya ingasepi. Banyak yang mengimplementasi baris ini melalui tapa brata yoga samadi dengan menyepi di suatu tempat, namun di jaman now, itu adalah suatu kemewahan yang sulit direalisasi. Alternatifnya, bisa dengan cara, mengenali pekerjaan apa yang kamu kerjakan dengan mudah, sementara orang lain susah? Pekerjaan apa yang ingin kamu selesaikan walau sampai tengah malam, walau tanpa kejelasan imbal hasilnya, walau tanpa mendapatkan tempik sorak orang lain? Pekerjaan apa yang rela engkau lakukan terus menerus dengan ikhlas tanpa pamrih ? (sepi ing pamrih, rame ing gawe - makarya tan akarya*).

Jika engkau telah menemukan jawabannya, maka kemungkinan besar, itulah panggilan jiwamu. Simpanlah keyakinan itu di hati yang paling dalam (sinimpen telenging kalbu). Gunakan dia sebagai kompas ketika harus mengambil keputusan, ketika harus memiliih jalan yang bercabang. Keteguhan memenuhi panggilan jiwa, akan membuatmu terasah di jalan yang kau pilih, sehingga akan membuka 'tabir' pengetahuan dan pemahaman (pambukaning warana). Tabir itu akan terbuka melalui kerja keras, bahkan sampai dalam keadaan goyah keyakinan (tarlen saking liyep layaping ngaluyup). Di saat engkau goyah, semoga Hyang Widhi berkenan mengirimkan ilham yang muncul laksana mimpi (pindha pesating supena). Kebenaran sejati akan menyusup ke dalam kalbu (sumusup ing rasa jati), sehingga keraguanmu sirna, dan engkau  kembali 'percaya'  dengan panggilan jiwamu.

Apakah tembang pangkur Serat Wedhatama di atas, hanya sastra gending tanpa makna?
Apakah ada yang pernah menyerap dan merasakan manfaatnya ?

Ya. Aku telah mengalami dan merasakan kebenarannya.


Catatan
*) kakyang = kakek
    makarya tan akarya = bekerja tanpa melekat terhadap hasil dari pekerjaan itu


Referensi
http://kanktono.blogspot.co.id/2009/10/terjemahan-serat-wedhatama-pangkur-13.html







#001 Warih Sang Nirartha

Mingkar mingkuring angkoro,
Akarana karenan mardi siwi,
Sinawung resmining kidung,
Sinuba sinukarta,
Mrih kertarta pakertining ilmu luhung,
Kang tumrap ing tanah jawi,
Agama ageming aji.

Ini adalah blog untuk merajut berbagai pemikiran dan pengalamanku, yang saat ini terserak tanpa makna. Bukan untuk menyombongkan diri lho! Melainkan semata-mata untuk menyalurkan hobi menulis, jika Hyang Widhi menghendaki, semoga bisa untuk mendidik putra putriku yang sudah makin dewasa.

Jalinan kata kurangkai sebaik dan serunut mungkin, dengan harapan bisa mengalir indah laksana kidung. Adanya internet, memungkinkan rangkaian kata, tersaji di dalam blog, sehingga alur pikir menjadi lebih terstruktur.

Yang tersaji di blog, bukan ilmu informatika, bukan pula matematika, melainkan pemikiran mengacu  nilai luhur yang pernah menjadi kepercayaan utama di nusantara. Agar suatu saat, jika putra putriku sempat membaca ini, mungkin disanalah aku bisa melaksanakan, salah satu kewajibanku sebagai orang tua, yakni mendidik anak.

Malu rasanya menulis nasihat, karena jejak kehidupanku, tiada patut dibanggakan. Akibat fitnah,  pernah merasakan dinginnya lantai penjara, walau hakim akhirnya menyatakan tiada bersalah.

Rekam jejak dalam melalui suka dan duka kehidupan ini, semoga bisa diambil hikmahnya. Tirulah yang memberi pahala, lempar jauh yang menyebabkan duka nestapa bahkan pidana.

Hanya tulisan yang bisa kuwariskan pada putra-putriku, karena aku hanya warih* sang nirartha yang tanpa harta, tanpa kuasa, hanya mampu menulis wacana, namun tetap berharap semoga bisa menjadi ilham yang berguna.

Akhirnya, semoga tulisan pertama ini, bisa terus disusul oleh tulisan lainnya, setiap hari  ...

Catatan :
*) warih = keturunan
     sang nirartha = pendeta kerajaan pada jaman Dalem Waturenggong

#030 Bhagawad Gita 18

KESEMPURNAAN PELEPASAN IKATAN Arjuna berkata: O Yang berlengan perkasa, hamba ingin mengerti tujuan pelepasan ikatan [tyāga] dan tingkata...